Jika anda ditanya, siapakah orang yang paling cerdas di Indonesia? Besar
kemungkinan anda menjawab Pak Habibie! Iya, kan? Pertanyaan ini juga
pernah saya lontarkan saat memberi sambutan pelepasan calon jamaah haji
di sebuah rumah di Yasmin. Jawaban audien, sama dengan jawaban anda.
Apakah jawaban itu benar?
Oleh orang awam, jawaban anda pasti dibenarkan. Tapi menurut ketentuan Nabi Muhammad, jawaban itu bisa jadi keliru, lho!. Nabi Muhammad suatu hari pernah ditanya, “Siapakah orang yang paling cerdas?” Ternyata jawaban beliau bukan orang yang IQ-nya tinggi. Bukan pula orang yang berpendidikan tinggi…. Juga bukan orang yang memiliki prestasi tinggi. Anda ingin tahu jawabannya? Simak hadits di bawah ini:
Oleh orang awam, jawaban anda pasti dibenarkan. Tapi menurut ketentuan Nabi Muhammad, jawaban itu bisa jadi keliru, lho!. Nabi Muhammad suatu hari pernah ditanya, “Siapakah orang yang paling cerdas?” Ternyata jawaban beliau bukan orang yang IQ-nya tinggi. Bukan pula orang yang berpendidikan tinggi…. Juga bukan orang yang memiliki prestasi tinggi. Anda ingin tahu jawabannya? Simak hadits di bawah ini:
Dari Ibnu Umar RA berkata, “Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari
kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam dan bertanya, Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin
yang paling utama? Rasulullah menjawab, “Yang paling baik akhlaqnya”.
Kemudian ia bertanya lagi, “Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?”.
Beliau menjawab, “Yang paling banyak ingat mati kemudian yang paling
baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling
cerdas.” (HR Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy).
Jadi jelaslah, menurut Nabi Muhammad (atau menurut Islam), orang yang
paling cerdas adalah orang yang paling banyak ingat mati dan
mempersiapkannya dengan baik.
Pertanyaan selanjutnya adalah…
Berapa dosis ingat mati yang pas menurut Islam? Untuk menjawab itu, anda bisa baca artikel Islami di blog ini yang berjudul: Dosis Ingat Mati Minimal. Mungkin sebagian anda kaget dengan dosis yang saya paparkan.
Dosis ingat mati tersebut, menjawab perintah Rasul dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi yang intinya agar kita memperbanyak mengingat
pemutus segala kelezatan, yaitu ingat mati (dzikrul maut).
Ibadah Haji dan Dzikrul Maut
Sebagaimana dalam ibadah shalat, ibadah haji juga mengandung unsur dzikrul maut (ingat mati), yaitu ketika jamaah calon haji memakai kain ihrom dan wuquf di Arofah. Kain ihrom itu ibarat kain kafan. Padang Arofah ibarat padang Mahsyar, tempat manusia berkumpul di hari kiamat untuk menunggu hari keputusan (yaumul fashl).
Kesimpulan
Menurut Nabi, orang yang paling cerdas adalah orang yang banyak ingat mati dan mempersiapkannya. Andakah orang cerdas itu?
Manfaat Ingat Mati
“Sesunggubnya hati manusia itu berkarat seperti berkaratnya besi. Sababat-sababat bertanya: Apakah pengilapnya wahai Rasulullah? Rasulullah menerangkan: membaca Al Quran dan dzikrul maut (ingat mati)” (HR Al Baihaqi).Ibadah Haji dan Dzikrul Maut
Sebagaimana dalam ibadah shalat, ibadah haji juga mengandung unsur dzikrul maut (ingat mati), yaitu ketika jamaah calon haji memakai kain ihrom dan wuquf di Arofah. Kain ihrom itu ibarat kain kafan. Padang Arofah ibarat padang Mahsyar, tempat manusia berkumpul di hari kiamat untuk menunggu hari keputusan (yaumul fashl).
Kesimpulan
Menurut Nabi, orang yang paling cerdas adalah orang yang banyak ingat mati dan mempersiapkannya. Andakah orang cerdas itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar