Bacaan shalat seringkali lebih mendapat prioritas. Ketika seorang anak mulai belajar shalat, maka bacaan shalat
akan diajarkan lebih awal dan diulang terus menerus.
Sedangkan gerakan shalat tidak diajarkan sesering dan sefasih pada saat belajar bacaan doa shalat. Produknya, mereka lebih lancar dan fasih dalam bacaan, tapi kurang fasih dalam mempraktekkan gerakan shalat. Buktinya, banyak orang yang telapak kaki kanannya tidak tegak lurus saat duduk antara dua sujud atau saat duduk tasyahud…! Anda sering melihat fenomena ini, bukan?
Masih banyak contoh lainnya lho…
Sedangkan gerakan shalat tidak diajarkan sesering dan sefasih pada saat belajar bacaan doa shalat. Produknya, mereka lebih lancar dan fasih dalam bacaan, tapi kurang fasih dalam mempraktekkan gerakan shalat. Buktinya, banyak orang yang telapak kaki kanannya tidak tegak lurus saat duduk antara dua sujud atau saat duduk tasyahud…! Anda sering melihat fenomena ini, bukan?
Masih banyak contoh lainnya lho…
Apakah betul, bahwa bacaan shalat lebih penting dari gerakan shalat?
Hm… ini pertanyaan yang cukup menggelitik. Menurut anda sendiri
bagaimana?
Mari kita lihat faktanya…
Jika anda membaca buku Fiqih Shalat karya Drs. Moh Rifai atau tuntunan shalat
lainnya, maka akan anda temui bahwa rukun shalat ada 13 perkara. Ketiga
belas rukun shalat ini jika dijabarkan dalam shalat empat rakaat, maka
jumlah rukun shalat yang bersifat gerakan ada 48 item, sedangkan jumlah
rukun shalat yang bersifat bacaan hanya 8 item.
Rukun shalat adalah sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan. Jika kita
tidak mengerjakan salah satu rukun shalat, maka shalatnya tidak syah.
Wow! Ternyata hampir semua rukun shalat bersifat gerakan… bukan bacaan. Anda kaget? Mari kita lihat tabelnya:
Berdiri adalah rukun shalat (wajib dikerjakan), tapi bacaan ketika
berdiri (iftitah dan surat lain) adalah sunnah. Ini berarti, shalat
harus dilakukan dengan berdiri. Tidak membaca doa iftitah tidak
membatalkan shalat, karena bacaan tersebut bukan termasuk rukun shalat.
Ruku adalah rukun shalat (wajib dikerjakan), sedangkan bacaan ketika
ruku adalah sunnah. Jadi, orang yang shalat tanpa ruku, shalatnya tidak
syah! Tapi tidak membaca bacaan ketika ruku shalatnya tetap syah, karena
bacaan ruku bukan merupakan rukun shalat.
Itidal adalah rukun shalat (wajib dikerjakan), sedangkan bacaan
ketika itidal adalah sunnah.
Demikian juga untuk sujud, duduk antara dan seterusnya.
Demikian juga untuk sujud, duduk antara dan seterusnya.
Walaupun banyak bacaan shalat yang bukan merupakan rukun, tentu saja kita perlu membacanya agar shalat kita lebih sempurna.
Nah, ternyata gerakan shalat justeru lebih penting dari bacaannya, bukan?
Penjelasan di atas semoga makin menambah kesadaran kita bahwa shalat
adalah ibadah gerak. Sudah sepatutnya kita lebih memperdalam dan
memperbaiki gerakan shalat. Manfaat shalat yang maksimal tentu saja
diperoleh jika cara shalatnya benar, dengan gerakan shalat yang benar.
So, belajar gerakan shalat harus menjadi prioritas…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar