"๐๐๐ง๐ ๐๐ง ๐ฆ๐๐ง๐ฒ๐๐ซ๐๐ ๐๐ฆ๐ค๐๐ง ๐ก๐๐ฅ-๐ก๐๐ฅ ๐ฒ๐๐ง๐ ๐ญ๐ข๐๐๐ค ๐ฉ๐๐ซ๐ฅ๐ฎ ๐๐ญ๐๐ฎ ๐ญ๐ข๐๐๐ค ๐๐ข๐ฌ๐ ๐๐ข๐ฌ๐๐ซ๐๐ ๐๐ฆ๐ค๐๐ง. ๐๐๐ซ๐๐๐๐๐๐ง ๐๐๐ค๐๐ญ ๐๐๐ง ๐ค๐๐๐๐๐๐ง ๐ก๐ข๐๐ฎ๐ฉ ๐๐ง๐๐ค ๐๐ข ๐ฆ๐๐ฌ๐ฒ๐๐ซ๐๐ค๐๐ญ ๐ฒ๐๐ง๐ ๐ฌ๐๐ญ๐ฎ ๐๐๐ง๐ ๐๐ง ๐ฒ๐๐ง๐ ๐ฅ๐๐ข๐ง ๐ก๐๐ซ๐ฎ๐ฌ ๐ฆ๐๐ง๐ฃ๐๐๐ข ๐ฉ๐๐ซ๐ก๐๐ญ๐ข๐๐ง ๐๐๐ง ๐๐ข๐๐ค๐จ๐ฆ๐จ๐๐๐ฌ๐ข" ๐๐ข ๐๐๐๐ฃ๐๐ซ ๐๐๐ฐ๐๐ง๐ญ๐๐ซ๐.
Pada modul/sesi ini kita akan mencoba lebih memahami murid sebagai individu yang utuh dengan segala latar belakang serta upaya apa yang bisa Ibu dan Bapak Guru bisa bantu dalam proses belajar mereka
Menumbuhkan Budi Pekerti bersama Ki Hajar Dewantara
๐๐จ๐ง๐ฌ๐๐ฉ ๐ฉ๐๐ง๐๐ข๐๐ข๐ค๐๐ง ๐๐๐ง ๐ฉ๐๐ง๐ ๐๐ฃ๐๐ซ๐๐ง ๐ฒ๐๐ง๐ ๐๐ข๐ฎ๐ฌ๐ฎ๐ง๐ ๐จ๐ฅ๐๐ก ๐๐ข ๐๐๐ฃ๐๐ซ ๐๐๐ฐ๐๐ง๐ญ๐๐ซ๐ (๐๐๐) ๐ฌ๐๐ง๐ ๐๐ญ ๐ฆ๐๐ฃ๐ฎ ๐ค๐๐ซ๐๐ง๐ ๐ฆ๐๐ฆ๐๐ซ๐๐๐ค๐๐ค๐๐ง ๐ค๐๐ก๐ข๐๐ฎ๐ฉ๐๐ง ๐ฆ๐๐ง๐ฎ๐ฌ๐ข๐. ๐๐ซ๐ญ๐ข๐ง๐ฒ๐, ๐ฉ๐๐ง๐๐ข๐๐ข๐ค๐๐ง ๐ฆ๐๐ฆ๐๐๐ซ๐ข๐ค๐๐ง ๐ค๐๐ฌ๐๐ฆ๐ฉ๐๐ญ๐๐ง ๐ฌ๐๐ฅ๐ฎ๐๐ฌ-๐ฅ๐ฎ๐๐ฌ๐ง๐ฒ๐ ๐ฉ๐๐๐ ๐ฆ๐๐ง๐ฎ๐ฌ๐ข๐ ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ฆ๐๐ง๐ฃ๐๐๐ข ๐ฆ๐๐ง๐ฎ๐ฌ๐ข๐ ๐ฒ๐๐ง๐ ๐ฎ๐ญ๐ฎ๐ก. ๐๐ข๐ฐ๐ ๐๐๐ง ๐ซ๐๐ ๐, ๐ฅ๐๐ก๐ข๐ซ ๐๐๐ง ๐๐๐ญ๐ข๐ง. ๐๐๐ฅ๐๐ฆ ๐ค๐จ๐ง๐ฌ๐๐ฉ ๐๐๐ ๐ก๐๐ฅ ๐ข๐ง๐ข ๐๐ข๐ฌ๐๐๐ฎ๐ญ ๐๐ฎ๐๐ข ๐ฉ๐๐ค๐๐ซ๐ญ๐ข.
Contoh real-nya seperti ini. Apakah Anda pernah diserobot orang dalam sebuah antrian? Pernahkah Anda menyaksikan seseorang yang meludah sembarangan? Membuang sampah sembarangan? Jika jawabannya โyaโ berarti ada yang kurang dalam pendidikan yang kita terima selama ini. Mungkin para pendidik sudah memberikan hal tersebut tetapi tidak menjadi sebuah value-nilai yang diyakini. Hanya berhenti pada tataran pengetahuan atau informasi saja. Untuk menjadi sebuah value ia harus dibiasakan. Jika kita mendidik anak untuk tertib antri, membuang sampah pada tempatnya tentu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang secara terus menerus dilakukan akan membentuk kebudayaan.
Pemikiran KHD sangat relevan dengan kondisi pendidikan saat ini. Pendidikan yang tidak sekadar mementingkan kognitif saja tetapi juga afektif dan psikomotorik. Tidak hanya mengejar deretan angka tetapi juga kedalaman budi. Pendidikan yang tidak berorientasi pada hasil melainkan proses pendidikan itu sendiri.
Budi adalah ranah batin yang meliputi tri sakti yaitu pikiran, rasa, dan kemauan. Kita lebih sering mendengarnya sebagai cipta, rasa, dan karsa. Pekerti adalah ranah lahir yang mewujud tenaga. Dengan kata lain, budi pekerti merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kemauan (budi) sehingga menimbulkan tenaga (pekerti).
Kecerdasan berpikir murid harus dapat mengembangkan budi pekerti atau watak murid yang tidak hanya diberntuk di sekolah, tetapi dalam keluarga dan lingkungannya. VIdeo ini mengajak kita memahami bagaimana watak atau budi pekerti diasah dan dilatihkan ke murid.
Teori Konvergensi dan Pengaruh Pendidikan
Aliran konvergensi merupakan gabungan dari aliran-aliran nativisme dengan empirisme, aliran ini menggabungkan pentingnya hereditas dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yangberpengaruh dalam perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada pembawaan, tetapi juga kepada faktor yang sama pentingnya yang mempunyai andil lebih besar dalam menentukan masa depan seseorang.
Paham konvergensi ini berpendapat, bahwa didalam perkembangan individu itu baik dasar atau pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan telah ada pada masing-masing individu,akan tetapi bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang.
Karena itu teori W. Stern disebut teori konvergensi (konvergen artinya memusat kesatu titik).
Jadi menurut teori konvergensi:
1) Pendidikan mungkin dilaksanakan.
2) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.
3) Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan
KHD tidak serta merta menggunakan teori-teori barat dalam pendidikan nasional. Beliau dengan cermat mengiidentifikasi teori-teori yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Video ini mengajak kita belajar bersama bagaimana Ki Hadjar Dewantara menggunakan teori konvergensi dan pengaruhnya terhadap sistem pendidikan nasional.
Sumber: http://www.sekolahmuhammadiyah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar