Senin, 23 Januari 2023

Asesmen diagnostik

 

Asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik.

Hasilnya digunakan pendidik sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik.

Dalam kondisi tertentu, informasi terkait latar belakang keluarga, kesiapan belajar, motivasi belajar, minat peserta didik, dll, dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan pembelajaran.

Asesmen diagnosik merupakan asesmen yang dilakukan guru di awal pembelajaran untuk melihat kompetensi dan memonitor perkembangan belajar peserta didik dari aspek kognitif maupun non kognitif.

Hasil Asesmen diagnosik digunakan sebagai alat untuk memetakan kebutuhan belajar

sehingga guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat sesuai kondisi peserta didik.

Asesmen diagnostik terbagi menjadi asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnosik kognitif.

Asesmen diagnostik non-kognitif

Tujuan asesmen diagnostik non-kognitif adalah:

a) Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa

b) Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah

c) Mengetahui latar belakang pergaulan siswa

d) Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat siswa

Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik non-kognitif adalah:

Persiapan.

Contoh:

1. Siapkan alat bantu berupa gambar-gambar yang mewakili

2. Buat daftar pertanyaan kunci mengenai aktivitas siswa

Pelaksanaan.

Contoh:

Meminta siswa mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah serta menjelaskan aktivitasnya, bisa dengan cara bertutur langsung (bercerita), menuliskannya, atau melalui gambar.

Pelaksanaan dapat dilakukan dengan strategi tanya-jawab:

  1. Memastikan pertanyaan jelas dan mudah dipahami
  2. Menyertakan acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu siswa menemukan jawabannya
  3. Memberikan waktu berpikir pada siswa sebelum menjawab pertanyaan

Tindak Lanjut

  1. Identifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi empat mata
  2. Menentukan tindak lanjut dan mengomunikasikan dengan siswa serta orang tua bila diperlukan
  3. Ulangi pelaksanaan asesmen non-kognitif pada awal pembelajaran

Asesmen diagnostik kognitif

Tujuan asesmen diagnostik kognitif adalah:

a) Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa

b) Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa

c) Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata


Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik kognitif adalah:

Persiapan & Pelaksanaan

  1. Buat jadwal pelaksanaan asesmen
  2. Identifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
  3. Susun pertanyaan sederhana yang meliputi:

a) 2 pertanyaan sesuai kelasnya, dengan topik capaian pembelajaran baru

b) 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah

c) 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah (sesuaikan pertanyaan dengan topik yang menjadi prasyarat untuk bisa mengikuti pembelajaran di jenjang sekarang)

d) Berikan asesmen untuk semua siswa di kelas, baik yang belajar tatap muka di sekolah maupun yang belajar di rumah

Tindak Lanjut

1. Lakukan pengolahan hasil asesmen

a) Buat penilaian dengan kategori “Paham utuh”, “Paham sebagian”, dan “Tidak paham”

b) Hitung rata-rata kelas

2. Bagi siswa menjadi tiga kelompok:

a) Siswa dengan nilai rata-rata kelas akan mengikuti pembelajaran dengan ATP sesuai fasenya

b) Siswa dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran dengan diberikan pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi

c) Siswa dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan pengayaan

3. Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik pembelajaran baru,

untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan rata-rata kemampuan siswa

4. Ulangi proses diagnosis ini dengan melakukan asesmen formatif (dengan bentuk dan strategi yang variatif),

sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan

 

2. Menentukan tindak lanjut dan mengomunikasikan dengan siswa serta orang tua bila diperlukan

3. Ulangi pelaksanaan asesmen non-kognitif pada awal pembelajaran

Asesmen diagnostik kognitif

Tujuan asesmen diagnostik kognitif adalah:

a) Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa

b) Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa

c) Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata


Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik kognitif adalah:

Persiapan & Pelaksanaan

1. Buat jadwal pelaksanaan asesmen

2. Identifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

3. Susun pertanyaan sederhana yang meliputi:

a) 2 pertanyaan sesuai kelasnya, dengan topik capaian pembelajaran baru

b) 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah

c) 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah (sesuaikan pertanyaan dengan topik yang menjadi prasyarat untuk bisa mengikuti pembelajaran di jenjang sekarang)

d) Berikan asesmen untuk semua siswa di kelas, baik yang belajar tatap muka di sekolah maupun yang belajar di rumah

Tindak Lanjut

1. Lakukan pengolahan hasil asesmen

a) Buat penilaian dengan kategori “Paham utuh”, “Paham sebagian”, dan “Tidak paham”

b) Hitung rata-rata kelas

2. Bagi siswa menjadi tiga kelompok:

a) Siswa dengan nilai rata-rata kelas akan mengikuti pembelajaran dengan ATP sesuai fasenya

b) Siswa dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran dengan diberikan pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi

c) Siswa dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan pengayaan

3. Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik pembelajaran baru,

untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan rata-rata kemampuan siswa

4. Ulangi proses diagnosis ini dengan melakukan asesmen formatif (dengan bentuk dan strategi yang variatif),

sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar