JAKARTA – Industri dirgantara nasional ada tanda-tanda bangkit lagi. Melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan PT Dirgantara Indonesia (DI), sedang disiapkan pesawat N-219 yang ditargetkan keluar hanggar perdana (roll-out) akhir tahun ini.
Setelah itu, pesawat berjenis ringan tapi berbadan bongsor tersebut siap uji terbang pada Mei 2016.
Replika pesawat berkapasitas 19 orang itu menarik perhatian pengunjung pameran Research, Innovation, and Technology (Ritech) Expo di Senayan kemarin. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Muhammad Nasir menyempatkan melihat replika pesawat yang dipajang di booth pemeran milik Lapan itu.
Nasir menjelaskan, N-219 dibikin khusus untuk mengatasi masalah transportasi di wilayah tertentu (remote area). ’’Contohnya di pulau-pulau kecil yang terpisah lautan,’’ katanya. Nasir menjanjikan, pemerintah mendorong dan mengawal proyek itu supaya sesuai target. Yakni, mulai melakukan uji kelayakan terbang tahun depan.
Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa Lapan Rika Andiarti menambahkan, proyek pembuatan N-219 tersebut dimulai pada 2011. Saat ini sekitar 80 persen komponen sudah komplet. ”Meskipun, wujudnya masih terpisah-pisah alias belum utuh menjadi unit pesawat,” terangnya.
Rika mengungkapkan, anggaran untuk riset, pembuatan, hingga pengadaan komponen pesawat N-219 mencapai Rp 450 miliar. Anggaran itu juga dipakai untuk keperluan uji kelayakan terbang. ’’Uji kelayakan terbang tersebut berkali-kali untuk mengejar target durasi jam terbang,’’ kata dia.
Uji terbang itu dilakukan sampai mendapatkan sertifikat layak terbang oleh Kementerian Perhubungan. Untuk bisa diproduksi masal dan digunakan mengangkut penumpang, pesawat harus mendapatkan sertifikat Basis CASR 23.
Rika mengatakan, berdasar ketentuan sertifikasi itu, pesawat N-219 masuk kategori pesawat ringan. ’’Meski ringan, pesawat ini berbadan bongsor,’’ katanya.
Selain mengerjakan pesawat N-219, Lapan dan PT DI sedang membuat dua pesawat lainnya. Yakni, pesawat N-245 yang ditargetkan rampung pada 2017 dan pesawat N-270 pada 2022. (wan/c10/kim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar