Sabtu, 23 Mei 2015

[Video] Qori’ Internasional KH Muammar ZA: Baca Al-Qur’an Langgam Jawa Dilarang Nabi


Hidayatullah.com—Qori’ Internasional KH Muammar ZA mengatakan membacakan Al Qur’an dengan langgam Jawa dan Sunda sebagai contoh, adalah cara membaca yang dilarang oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.

Pernyataan Muammar ZA ini disampaikan dalam sebuah video tutorial tentang tata-cara dan adab membaca Al-Quran. Video tutorial ini diunggah pertama kali oleh Amin Mungamar di akun Youtube 17 Mei  2015, dua hari pasca pembacaan Al-Quran langgam Jawa dalam Peringatan Isra’ Mi’raj di Istana Negara hari Jum’at (15/05/2015) yang akhirnya menimbulkan polemik.

Video unggahan Amin Mungamar ini merupakan rekaman Kaset Bimbingan Tilawatil Qur’an edisi VIII B.  Yang menarik, pria seorang hafidz (penghafal Al-Qur’an) dan qari’ (pelantun Al-Qur’an) ini memberikan contoh potongan-potongan bacaan Al-Quran dalam langgam Jawa dan Sunda, jauh lebih baik dari bacaan Mohammad Yasser Arafat saat membaca di Istana Negara.

Berikut kutipan Muammar ZA dalam video ini terkait larangan langgam Jawa dan Sunda untuk membaca Al-Quran: [Lihat videonya di SINI]

“Rasul memerintahkan kepada kita untuk menghiasi AL Qur’an agar lebih bagus lagi dengan suara yang bagus dengan lagu yang bagus, tetapi dengan lagu Arab.

Kata Rasul : “اقْرَءُوا الْقُرْآنَ بِلُحُونِ الْعَرَبِ ” Baca Al Qur’an dengan lagu, dengan dialeg Arab.

Hiasi AL Qur’an yang sudah sangat indah itu dengan suaramu yang bagus. Sesungguhnya suara yang bagus itu akan menambah kehebatan Al-Qur’an.

Jadi para pendengar, bahwa kita diperintahkan membaca Al-Qur’an dengan bahasa, dialeg, serta lagu Arab. Ya kalau dengan lagu lagu lain bisa saja. Cuma nampaknya ggak enak, ggak selaras, ggak serasi. Saya bisa saja membaca Al-Qur’an dengan lagu Sunda, saya bisa baca Al-Qur’an dengan lagu Jawa misalnya.

Mungkin dari segi tajwidnya tidak terlalu salah. Akan tetapi dari segi dzuq nya, dari segi lain lainnya kurang baik dan tidak serasi.

Anda Mau contoh?

Dengan Lagu Jawa misalnya. Begini: (Muammar akhirnya membaca Surat At Tin dengan langgam Jawa sangat indah). Nampaknya Lucu sekali. Anda teliti dari segi tajwidnya mungkin tidak terlalu salah. Sulit dicari kesalahannya. Tetapi dari segi Lahna, dari segi Dzuq, itu sudah jauh sekali. Dan tentu Rasul Sudah melarang ini.

Sekarang ada yang suka baca-baca dengan lagu Sunda yang terasa ggak enak.

Kita dengarkan, ada yang baca begini: (Muammar membaca surat Al Fatihah dengan lamnggam Sunda menirukan lagu Manuk Dadali dengan sangat menarik).

Astagfirullah, itu cuma contoh saya mohon maaf. Kayaknya main-main. Itu yang Rasul larang.

Al-Qur’an Kalamullah, diturunkan di Saudi Arabia, diturunkan dengan Bahasa Arab. Disuruh dibaca dengan lagu Arab. Jadi rasanya ganjil kalau dilagukan dengan lagu-lagu lain.

Maaf itu cuma contoh saja, dan pasti Anda mendengarnya tidak enak.”  [Lihat videonya di SINI]

Segudang Prestasi

Muammar bernama lengkap Muammad Zainal Asyikini (disingkat Muammar ZA) lahir di Pemalang Jawa Tengah pada 14 Juni 1954 bukan sosok asing dalam dunia qori’.

Ia dikenal memiliki segudang prestasi yang berhubungan dunia qiro’ah Al-Quran. Di antaranya, ia pernah menjadi juara 1 MTQ Se Propinsi DIY tahun 1967.  Selain itu, selama tiga kali berturut-turut (1967, 1972, 1973) menjuarai MTQ tingkal nasional mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Tahun 1979 menjadi 1986 menjadi juara dalam lomba qori’ tingkat Internasional. Atas berbagai keberhasilannya ia kerap diundang keliling di berbagai belahan dunia. Di antaranya dia diundang mengaji di Istana Raja Hasanah Bolikia (Brunei), Istana Yang Dipertuan Agong Malaysia hingga Jazirah Arab.

Meski lantunan Muammar ZA dalam langgam Jawa dan Sunda sangat indah, ia tetap menyebutnya pembacaan seperti itu dilarang Nabi.* [Lihat videonya di SINI]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar