Rabu, 20 Mei 2015

Terlahir Miskin dan Dilecehkan, Angkat Derajat Keluarga dengan Prestasi


SENYUM semingrah tak pernah absen dari raut muka I Kadek Sudiarsana di Aula Graha I, Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, siang itu.

Senin (18/5) kemarin, bisa jadi merupakan hari bersejarah baginya lantaran bisa bertemu dengan Menteri Anies Baswedan. I Kadek merupakan, salah satu putra terbaik bangsa yang berhasil membawa harum nama Indonesia di ajang Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2015, yang digelar di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS) beberapa hari lalu.

Remaja yang baru selesai menamatkan sekolahnya di SMA Negeri Bali Mandara Singaraja ini berhasil menyabet grand award di kategori matematika bersama rekannya bernama, I Dewa Ary Palguna.

Tapi siapa sangka, di balik senyumnya yang selalu diumbar, ternyata kehidupan Kadek kecil tak semanis perjalanannya mendapat penghargaan dari Intel ISEF 2015.

Yessy Artada, Jakarta

Kehidupan Kadek bisa dibilang tidak seberuntung teman-teman seusianya. Ketika teman sebayanya menghabiskan waku untuk bermain, Kadek kecil justru harus membanting tulang untuk bekerja. Terlahir dengan kondisi sangat miskin, membuat sosok berumur 18 tahun ini harus kerja ekstra keras.

Terlebih, ayahnya sudah tiada sejak dia berumur 3 bulan. Sementara sang ibu justru memilih menikah lagi dengan seorang pria di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan hampir tidak pernah mengirim uang. Hebatnya, meski perjalanan hidupnya sangat miris, tak sedikit pun kesedihan ia perlihatkan di raut wajahnya.

"Saya tinggal sama kakek nenek dan paman saja, tapi mereka juga orang tidak punya. Kami sangat miskin," ungkap Kadek dengan logat Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar