Fokus pada peningkatan mutu pembelajaran merupakan kunci sukses program RSBI saat ini. Sukses sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran akan berdampak mengurangi instabilitas akibat guncangan paradigma RSBI yang dipertanyakan publik akhir-akhir ini.
Dalam kondisi seperti ini, semua pihak perlu menaruh perhatian lebih
terhadap usaha meningkatkan mutu pembelajaran. Salah satu strategi
adalah penerapan metode pembelajaran blended agar pembelajaran lebih adaptif dan berkeunggulan.
Apakah Metode Blended?
Metode pembelajaran blended merupakan metode mengajar yang
menggabungkan berbagai metode pembelajaran, penggabungan meliputi metode
pembelajaran tradisional dalam bentuk tatap muka dengan metode
pembelajaran modern yang berbasis komputer.
Menurut para pendukungnya, strategi ini mampu menciptakan lingkungan
belajar yang mengintegrasikan pendidik dan peserta didik dalam
interaksi tatap muka maupun bermedia. (Wikipedia; 2011). Dengan dukungan
tatap muka dan bermedia komunikasi, guru dan siswa dapat
berkomunikasi kapan pun dan dari mana pun.
Istilah blended pada awalnya sering dipakai dalam bidang
pelatihan di Amerika yang dimaknai dengan metode “pembelajaran
integratif”, ” belajar hybrid “, “pembelajaran multi-metode “ .Dilihat
dari sifatnya penggunaan metode ini “variatif dan integratif”,
menggunakan berbagai metode untuk mecapai tujuan dengan tingkat
pencapaian yang lebih baik.
Penggunaan metode ini dapat membuka peluang kepada guru dan siswa
sehingga meningkatkan peluang berinteraksi karena komunikasi dapat
dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Kerja sama guru dan
siswa tidak dibatasi dengan keterbatasan jam tatap muka di sekolah.
Beban guru untuk mengajar lebih ringan karena siswa bisa belajar
mandiri lebih banyak, lebih panjang waktunya karena siswa terintegrasi
dalam jejaring online.
Jika digambarkan dalam diagram setidaknya terdapat dua bagian penting
yang membentuk metode blended, yaitu pembelajaran tatap muka, dan
pembelajaran online atau e learning.
Pelaksanaan pembelajaran blended yang mengintegrasikan metode yang
variatif dengan memberdayakan kegiatan tatap muka dan penggunaan
jejaring internet. Untuk menggunakan metode ini memerlukan kebijakan
pada tingkat sekolah agar porsi kegiataqn tiap mata pelajaran sesuai
dengan alokasi tiap mata pelajaran. Dengan dasar itu, tiap guru mata
pelajaran mengembangkan skenario pelaksanaannya berkembang sinergis
dengan memperhatikan beban belajar yang dapat siswa pikul.
Penggunaan metode blended memiliki peluang untuk berkembang lebih
cepat sejalan dengan perkembangan teknologi yang cepat berubah dan
meningkatnya penggunaan internet yang semakin dinamis dengan jejaring
yang semakin luas. Dampak dari perkembangan itu menghasilkan
kecendrungan berikut;
- Pembelajaran dinamis dengan menggunakan perangkat teknologi wireless; waktu, tempat, pekerjaan, komunikasi terintegrasi dalam jejaring internet.
- Pembelajaran menekankan pada aspek visual, individual, dan materi pembelajaran yang semakin mudah diakses.
- Pembelajaran blended akan semakin cepat berkembang untuk memenuhi kebutuhan setiap individu perlu belajar.
- Pembelajaran akan semakin terintegrasi, mengentalkan komunitas, dan menguatkan kolaborasi.
Mengapa Pembelajaran Blended?
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang memenuhi kebutuhan hidup
siswa pada jamannya. Hasil penelitian para ilmuan dan para praktisi
tingkat global bahwa pada perspektif global para siswa memerlukan 4
keterampilan utama. Keterampilan esensial yang mendasari keempat
keteramplan itu adalah terampil mematuhi perintah Allah seperti yang
tergambar di bawah ini.
- Fokus penguasaan akademik, diintegrasikan pada isu global; finansial, ekonomi, dan kewirausahaan; kewarganegaraan; melek kesehatan, dan melek lingkungan dengan fokus utama pada
- Meningkatkan keterampilan belajar dan berinovasi. siswa yang disiapkan maupun yang tidak disiapkan tetap sajam perlu meningkatkan kreativitas-inovasi, berpikir kritis-pemecahan masalah, berkomunikasi-berkoloborasi untuk masa depannya.
- Keterampilan mendayagunakan informasi, media, dan teknologi informasi komunikasi (TIK) sehingga siswa memiliki akses ke banyak informasi, 2) beradaptasi pada perubahan perangkat teknologi yang berubah cepat, dan 3) kemampuan berkolaborasi serta mengembangkan kontribusi individu pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
- Hidup dan Berketerampilan Karir. Lingkungan kehidupan yang kompleks, dunia kerja yang semakin kompetitif di era informasi global mengharuskan siswa memperhatikan pengembangan kemampuan hidupnya dan keterampilan berkarir.
- Hidup berkarakter yang didasari degnan keterampilan hidup yang berahlak dan mamatuhi perintah Allah
Tony Wagner menyatakan bahwa keterampilan siswa perlu terasah untuk
mengembangkan keterampilan bersifat interdisipliner, terintegrasi,
berbasis proyek, dan terampil menggunakan keterampilan terbaiknya untuk
bertahan hidup.
Dalam bukunya Global Achievement Gap, Tony menyatakan bahwa ada 7
keterampilan utama yang wajib siswa kuasai agar bertahan hidup dan
beradaptasi dengan perubahan di Abad ke 21, yaitu:
- Terampil berpikir kritis dan memecahkan masalah.
- Kolaborasi berbasis jaringan dan mengembangkan kemapuan memimpin yang berpengaruh.
- Mampu mengubah arah dan bergerak secara cepat dan efektif dan beradaptasi.
- Memiliki daya inisiatif dan berkewirausahaan
- Bicara dan menulis secara efektif.
- Mengakses dan menganalisis informasi.
- Bersikap selalu ingin tahu dan berimajinasi.
Di samping memiliki kesadaran global. pendidikan yang Indonesia harus
dapat mengindonesiakan para siswa agar manjadi manusia Indonesia yang
berkeungulan. Untuk itu mereka butuhkan keterampilan yang menjadi ciri
khas Indonesia yaitu menjadi manusia beriman, berakhlak, dan
berkarakter, siap UN, siap melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, dan
beradaptasi dalam konteks tantangan global.
Dalam memenuhi kebutuhan pengembangan keterampilan siswa yang sangat
variatif sebagaimana dijelaskan di atas, maka kebijakan sekolah perlu
diarahkan untuk mengembangkan keterampilan sebagai sasaran utama. Ada
pun keterampilan utama yang siswa perlukan sebagai berikut:
- Terampil membaca, menulis, dan berkomunikasi.
- Terampil menguasai ilmu pengetahuan esensial.
- Terampil belajar dan berinovasi, meningkatkan kreativitas-inovasi, berpikir kritis, pemecahan masalah.
- Terampil mengelola informasi, media, dan teknologi informasi komunikasi. Terampil mengakses dan menyeleksi informasi, menggunakan perangkat teknologi yang berubah cepat, dan berkolaborasi dalam meningkatkan kontribusi individu pada skala nasional dan global.
- Terampil mengembangkan diri yang berkarakter, berahlak, dan terampil mematuhi perintah Allah.
Mengasah sejumlah keterampilan itu memerlukan dukungan kebijakan baru
yaitu mengubah arah pengembangan kesiapan siswa lulusan UN perlu
diversifikasi dengan kebutuhan pengembangan keterampilan. Penguasaan
materi UN harus dikuatkan dengan cara meningkatkan pemahaman melalui
latihan menerapkan ilmu yang siswa miliki.
Untuk itu, proses pembelajaran yang selama ini diarahkan untuk
mengasah siswa memecahkan soal, perlu dikembangkan secara simultan
dengan keterampilan menerapkan pengetahuan menjadi karya.
Guru perlu memiliki keterampilan menentukan indikator hasil belajar
dalam bentuk penguasaan konsep, mengenali fakta atau fenomena,mengolah
data, menguasai informasi, menyajikan informasi, mengembangkan daya
kolaborasi siswa untuk mengerjakan semuanya serta didukung pula dengan
keterampilan belajar. Seluruh aktivitas itu perlu dirumuskan dalam
bentuk perilaku yang terstruktur, terukur, dan relevan dengan kebutuhan
siswa di masa depan.
Karena itu, proses pembelajaran perlu dipersiapkan dan dilaksanakan
dengan mengerahkan segenap sumber daya baik waktu, tenaga, dan sarana
yang digunakan secara bersamaan dalam penerapan metode
variatif-integratif atau blended.
Bagaimana Menyiapkan Pembelajaran Variatif-integratif?
Penerapan metode variatif-integratif yang mengintegrasikan metode
pembelajaran tradisional dengan metode pembelajaran berbasis komputer
dan internet perlu dirancang melalui penetapan kebijakan sekolah yang
dimulai dari perumusan lulusan yang sekolah harapkan. Hal tersebut perlu
dirancang dan dituangkan dalam sasaran pelaksanakan pelayanan
pendidikan dan pembelajaran dalam Dokumen Satu KTSP.
Contoh:
Tujuan Pengembangan KTSP
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) SMA….
bertujuan untuk memfasilitasi siswa lulus UN seperti pada contoh berikut
menjadi tidak cukup.
Sekolah perlu menetapkan sasaran yang berbeda sehingga lulus UN bukan
satu-satunya sasaran. Sekolah perlu merumuskan tujuan seperti berikut:
- Membentuk akhlak dan perilaku religius peserta didik yang dibuktikan dengan kepatuhan kepada Allah SWT, meningkatnya keterampilan siswa beribadah, terampil membaca al-quran, menguasai ilmu agama, berakhlak, dan berkarakter.
- Meningkatkan keterampilan siswa membaca, menulis, dan berkomunikasi baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris.
- Meningkatkan keterampilan siswa menguasai ilmu pengetahuan dan menerapkan ilmu pengetahuan sebagai modal sukses UN, sukses masuk PTN, dan sukses beradaptasi dalam perubahan dunia yang makin cepat.
- Meningkatkan keterampilan belajar dan berinovasi, meningkatkan kreativitas-inovasi, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
- Meningkatkan kerampil mengelola informasi, media, dan teknologi informasi komunikasi, mengakses dan menyeleksi informasi, menggunakan perangkat teknologi yang berubah cepat, dan berkolaborasi dalam meningkatkan kontribusi individu dalam konteks kehidupan nasional dan global.
- Meningkatkan keterampilan hidup dan berkarir dalam lingkungan yang kompleks, dunia kerja yang makin kompetitif, makin dunia kerja yang semakin memerlukan keterampilan beretika, berkolaborasi, inovatif, dan memiliki kesadaran global
Sebagai konsekuensi dari penerapan standar dalam pemenuhan standar SKL,
maka sekolah perlu menjabarkan tujuan umum sekolah tersebut dalam
indikator kompetensi pecapaian belajar pada tiap SK KD yang
berlandaskan paradigma bahwa puncak keberhasilan belajar adalah meraih
keterampilan menerapkan ilmu pengetahuan sehingga bermanfaat untuk
kehidupan siswa dalam jamannya.
Kompetensi hasil belajar dapat dipilah dalam enam kelompok berdasarkan
kebutuhan hidup siswa dalam abad ke-21 yang meliputi berbagai contoh
perumusan indikator dalam Silabus dan RPP sebagai berikut:
- Mengungkapkan informasi secara lisan dengan cara berdiri dalam kelas.
- Mengidentifikasi informasi ……. melalui kegiatan eksplorasi.
- Mengidentifikasi ciri-ciri……..
- Membandingkan ciri-ciri……..sehinga diperoleh perbedaan dan persamaan.
- Membandingkan hasil kajian literatur dengan hasil pengamatan dengan bantuan teknologi……..
- Mengeksplorasi keragaman informasi …….dengan menggunakan berbagai referensi.
- Menghimpun informasi tentang ……..secara kolaboratif untuk membuat kesimpulan.
- Menemukan gejala ……. dari berbagai sumber
- Mengelaborasi informasi…..dengan mamanfaatkan potensi kelompok.
- Menggunakan informasi …… dalam menyusun laporan pengamatan.
- Memaparkan .,…..secara tertulis melalui ……..
- Mevisualisasikan hasil kajian dalam bentuk power point.
- Menilai hasil karya ……..secara kritis.
- Mengembangkan ide baru dengan menggunakan …….
Model kata-kata operasional seperti itu, perlu diperltimbangkan lebih
lanjut agar konsep, fakta, data, informasi siswa kelola untuk
mengembangkan kapasitas berpikir, memberdayakan teknologi, kolaborasi,
memupuk rasa ingin tahu, dan sejumlah prilaku belajar lain yang siswa
perlukan untuk mengasah keterampilan belajarnya.
Pengembangan Kompensi Pendidik
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
variatif-integratif diperlukan kompetensi pendidikan dalam penguasaan
teknologi sebagai berikut:
- Searching, dengan search engine
- Collecting, MP3, garfik, animasi, video
- Creating, membuat web, membuat game
- Sharing, web pages, blog
- Communicating, e-mail, IM, chat
- Coordinating, workgroups, mailing list
- Meeting, forum, chatroom,
- Socializing, beragam kelompok sosial on line
- Evaluating, on line advisor
- Buying-Selling, jual beli on line
- Gaming, game on line
- Learning, jurnal on line, riset on line
Selain memiliki keterampilan menggunakan teknologi, terdapat sejumlah
keterampilan generik yang harus dikuasinya, yaitu kompetensi pedagogis
dan profesional. Dengan memperhatikan sejumlah kepentingan siswa untuk
mengembangkan keterampilan yang simultan dan kompleks, maka keterampilan
guru mengasah keterampilan siswa merupakan titik kritis yang menjadi
kunci sukses.
Menjadi guru yang terampil menerapkan ilmu pengetahuan, inovatif, dan
mengembangkan logika dan imajinasi siswa merupakan bagian penting.
Menantang siswa berkarya juga menjadi titik kritis lain yang perlu guru
kuasai.
Tulisan ini disusun sebagai bahan pelatihan Kepala SMA dan SMK
Provinsi Kalimantan Tengah di Palangkaraya pada tanggal 3 Desember 2011.
Lampiran:
Referensi:
- http://www.inacol.org/research/promisingpractices/NACOL_PP-BlendedLearning-lr.pdf
- http://publicationshare.com/bonk_future.pdf
- http://www.p21.org/
- Permendiknas Nomor 23 tahun 2006
- Silvia and Jason, Supporting Explorative Learning by Providing Collaborative Online Problem Solving (COPS) Environment, Farrell Faculty of Education Queensland University of Technology, AUSTRALIA
- Tony Wagner, http://www.gse.harvard.edu/~clg/aboutus2.html
Artikel terkait :
http://surikin.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar