Penggodokan kurikulum 2013
yang kini tengah dilakukan pemerintah dan akan mulai berlaku untuk
tahun pelajaran 2013/2014 kini memasuki babak akhir. Rencananya kurikulum baru 2013 ini akan dipaparkan di depan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI), Boediono, pada hari Selasa, 13 November 2012.
Selain wacana pengurangan jumlah mata pelajaran pada kurikulum 2013,
Kemdikbud kembali melontarkan wacana baru terkait kurikulum baru 2013.
Wacana yang dimaksud adalah tentang sistem penjurusan di sekolah
menengah Atas (SMA). Selama ini kita mengenal ada tiga penjurusan di
SMA, yaitu jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Kedepan sistem penjurusan ini akan diubah.
Melalui Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim,
Kemdikbud menyatakan bahwa ada dua opsi yang mengemuka terkait dengan
penjurusan di tingkat SMA.
"Ada dua opsi. Pertama, tidak ada penjurusan. Kedua tetap ada penjurusan
tapi tidak seperti sekarang metodenya," kata Musliar (Kompas.com,
Senin 12/11/2012).
Musliar menyatakan, jika tetap ada penjurusan pun, siswa-siswa yang
memilih jurusan IPA tetap harus mempelajari mata pelajaran yang selama
ini hanya ada di jurusan IPS, seperti sosiologi, ekonomi, dan
geografi/antropologi. Demikian juga sebaliknya dengan siswa-siswa yang
memilih jurusan IPS, mereka harus belajar biologi, kimia, dan fisika.
Agak membingungkan! Jika anak IPA harus belajar mata pelajaran jurusan
IPS dan sebaliknya, bukankah itu artinya tidak ada penjurusan?!
Kami sendiri lebih setuju jika penjurusan IPA-IPS-Bahasa
di SMA dihilangkan saja. Penjurusan yang selama ini berlaku telah
menimbulkan persepsi yang sangat keliru di dunia pendidikan. Ada
anggapan bahwa jurusan IPA untuk anak-anak yang pandai. Sedangkan
jurusan IPS untuk anak-anak yang bodoh atau kurang pandai. Selain itu
ada anggapan bahwa jurusan IPA harus mikir (berpikir) sedangkan jurusan IPS bersifat hapalan. Sebuah kekeliruan yang sangat fatal!!