A. Jawaban Latihan Pemahaman & Cerita Reflektif Materi Kodrat Murid
Jawaban Cerita Reflektif Modul 3 Merdeka Belajar
A. Jawaban Latihan Pemahaman & Cerita Reflektif Materi Kodrat Murid
B. Jawaban Latihan Pemahaman & Cerita Reflektif Materi Trikon
Soal & Kunci Post Test Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar Modul 1
1. Berikut adalah salah satu contoh penerapan belajar merdeka yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah:
A. Mengajari murid-murid materi tentang kebudayaan
B. Guru membuatkan peraturan yang harus dipatuhi di dalam kelas
C. Mempercayakan murid-murid untuk bekerja dengan mandiri dan
membimbingnya jika membutuhkan bantuan
D. Murid-murid harus mengikuti seluruh rangkaian kegiatan belajar yang
sudah dibuatkan oleh guru di sekolah
2. Apa definisi manusia merdeka menurut Ki Hajar Dewantara?
A. Manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri, namun perlu
dibantu oleh orang-orang di sekitarnya untuk menentukan keputusan.
B. Manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir
maupun bantin, tidak tergantung dengan orang lain./_
C. Manusia yang fokus dengan kekuatan yang dimiliki sehingga dapat
menjalankan kehidupannya dengan merdeka.
D. Manusia yang berdiri sendiri tanpa memperdulikan orang lain sehingga
dapat mengambil keputusan sesuai dengan hati dan pikirannya sendiri.
3. Pendidik sejatinya menuntun tumbuh kodrat pada anak agar dapat
memperbaiki....
_/A. Perilakunya/_
B. Dasar hidupnya
C. Kekuatan kodratnya
D. Potensinya
4. Berikut ini langkah-langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang
pendidik untuk menuntun murid-murid menjadi manusia yang merdeka,
kecuali ...
A. Memahami peran diri menjadi pendidik
_/B. Menambah kapasitas diri sebagai pendidik/_
C. Membuat perencanaan kegiatan belajar
D. Adaptif, relevan dengan tujuan belajar murid-murid
5. Sebagai guru, apa saja pengalaman belajar yang perlu dimaknai oleh murid?
_/A. Pengetahuan, keterampilan dan wawasan keilmuan, serta pendidikan
karakter/_
B. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dan sikap untuk terus belajar
C. Pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk terus belajar, serta
mendampingi murid untuk bisa memahami dan mencapai tujuan belajarnya
D. Keterampilan, wawasan pengetahuan, dan mengajarkan mereka bersosialisasi
6. Untuk memberikan ilustrasi tentang pentingnya mendidik anak, Ki Hajar
Dewantara menyamakannya seperti...
A. Mendidik keluarga
_/B. Mendidik masyarakat/_
C. Mendidik teman belajar
D. Mendidik guru
7. Murid-murid kita saat ini adalah generasi digital native, fasih
berselancar di internet, mendapatkan pengetahuan bahkan mempelajari
keterampilan sesuai kebutuhan belajar mereka. Apa yang dimaksud generasi
digital native?
A. Generasi yang tumbuh di era transisi digital
B. Generasi yang tumbuh sebelum perkembangan teknologi digital
_/C. Generasi yang lahir dan tumbuh di dalam era digital/_
D. Generasi yang menemukan teknologi digital
8. Dengan menjadi guru, apa yang kelak akan dibentuk dengan menjadikan
murid-murid sebagai bagian atau bahkan pemimpin masyarakat di masa depan?
A. Kesenian
_/B. Kebudayaan/_
C. Adat istiadat
D. Keterampilan
9. Untuk menjadi guru yang dapat menghadapi perubahan zaman yang
dinamis, keterampilan apa yang perlu dimiliki seorang guru?
A. Inovatif
B. Efektif
_/C. Adaptif/_
D. Reflektif
10. Jika seorang guru ingin muridnya menjadi manusia yang memiliki
empati, maka ia perlu melakukan hal-hal berikut ini, kecuali....
_/A. Memastikan muridnya selalu sukses dalam proses belajarnya/_
B. Memahami keberagaman sifat dan karakter murid-muridnya
C. Membiasakan keberagaman sifat dan karakter murid-muridnya
D. Menempatkan dirinya sebagai rekan belajar setara sehingga timbul
perasaan saling, memahami, menghargai, dan membutuhkan.
Selanjutnya, Ibu dan Bapak akan mempelajari materi berikutnya
yaitu *Materi Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar Modul 2 Mendidik
dan Mengajar
<https://www.sinau-thewe.com/2022/04/materi-pelatihan-mandiri-topik-merdeka_16.html>*.
KUALITAS pendidikan Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Hal itu melihat pemeringkatan dari /word population review/ 2021 yang menempatkan negeri ini pada peringkat ke-54 dari 78 negara yang masukdalam pemeringkatan pendidikan dunia.
Kita masih kalah ketimbang negara serumpun Asia Tenggara, yaitu Singapura di posisi 21, Malaysia 38, dan Thailand 46. Dari sisi regulasi dan pendanaan, Indonesia telah mengalokasikan 20% dana APBN/APBD untuk sektor pendidikan. Angka itu tentu sangat besar sesuai dengan amanah UU
Sistem Pendidikan Nasional.
Sayangnya, otonomi daerah seakan menganulir fungsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk sekolah. Satuan sekolah taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama berada di bawah pemerintah kabupaten/kota dan sekolah menengah atas berada di pemerintah provinsi
di seluruh Indonesia. Saat ini laporan badan statistik Indonesia menyebutkan tercatat 218.399 sekolah jenjang TK hingga SMA/SMK.
Dari sinilah sektor keruwetan administrasi kependidikan untuk peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah bermula. Program kementerian ditafsir bukan kewajiban yang harus dipatuhi pemerintah
kabupaten/kota/provinsi. Salah satu contohnya, syarat kepala sekolah haruslah mereka yang lulus sekolah penggerak sejak 2021. Namun, masih saja ada daerah di Tanah Air yang melantik kepala sekolah tanpa
mengindahkan aturan itu.
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI memberi sanksi berupa daerah tersebut tidak diizinkan ikut dalam program serial guru penggerak. Namun, sanksi itu tentu bukan sesuatu yang harus ditakutkan pemerintah daerah karena tidak berdampak langsung pada keuangan daerah.
Dalam konteks itu, otonomi daerah menganulir kewenangan pusat soal pendidikan. Itu pula yang memicu kualitas guru dan kepala sekolah di Tanah Air tidak merata. Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim lewat kurikulum Merdeka Belajar dan program Sekolah Penggerak tampaknya ingin mengembalikan sistem pendidikan berada di tangan kementerian.
Namun, belum ada regulasi atau komitmen bersama lintas kementerian untuk mendukung langkah itu. Dengan begitu, kurikulum Merdeka Belajar dan Sekolah Penggerak masih belum merata di Tanah Air.
*Pendampingan guru *
Untuk mengurai benang kusut itu, diperlukan regulasi pendidikan menjadi sentral di bawah kementerian. Otonomi daerah berdampak pada sistem keuangan daerah dengan dana alokasi umum dari pemerintah pusat tetap harus dipertahankan. Hal itu mengingat setiap daerah memiliki karakter budaya dan watak yang berbeda.
Namun, tulisan ini menawarkan solusi diperlukan peraturan presiden untuk menjabarkan 20% dana pendidikan APBN/APBD. Sejauh ini, mayoritas dana pendidikan bersumber dari APBD digunakan untuk proyek fisik, seperti rehabilitasi gedung sekolah, kursi, meja, hingga pengadaan buku. Intinya, semua berbasis proyek. Menjadi rahasia umum dalam satu proyek selalu dibarengi dengan /success fee/ (baca-uang) untuk pejabat daerah. Sementara itu, program pendidikan dan pelatihan relatif minim untuk
tidak menyebutkannya tidak ada sama sekali.
Sejatinya dalam peraturan presiden itu disebut secara eksplisit berapa persen harus dialokasikan untuk pendampingan guru dan kepala sekolah, termasuk sekolah lanjutan guru dalam dan luar negeri. Niatan kurikulum merdeka untuk menghadirkan guru dan kepala sekolah yang fokus meningkatkan mutu murid dapat dicapai maksimal.
Di sisi lain, aturan presiden itu harus ditegaskan sanksi bagi daerah yang tidak patuh pada sistem pendidikan nasional berupa pengurangan dana alokasi umum untuk ditransfer dari pemerintah pusat ke daerah. Sanksi itu untuk memastikan seluruh kepala daerah patuh akan sistem pendidikan nasional.
Untuk memastikan daerah memasukkan kearifan lokal dalam muatan pelajaran sebaiknya diatur dalam bentuk satuan jam pelajaran sehingga otonomi daerah masih tetap terjaga.
Program Merdeka Belajar menitikberatkan kompetensi kepala sekolah dan guru untuk menggerakkan seluruh /stakeholder/ fokus pada peningkatan kualitas siswa (Karen Prilisia Cahyadi, 2022). Memotivasi siswa dengan penerapan kearifan lokal dan inovasi teknologi. Niatan itu sungguh mulia, tapi sulit dicapai jika tidak ada pendampingan pada kualitas guru dan kepala sekolah. Masih banyak kepala sekolah yang tidak paham akan teknologi.
Saya berdiskusi dengan kepala dinas pendidikan dan kebudayaan di sejumlah kabupaten/kota di Aceh. Hasil asesmen lapangan, 40% dari kepala sekolah tidak mampu mengoperasionalkan komputer dengan baik. Umumnya didominasi kepala sekolah yang telah berumur lanjut. Lalu, bagaimana berharap kurikulum Merdeka Belajar dan Sekolah Penggerak sukses di tangan sumber daya manusia jenis ini?
Karena itu pula, butuh pendampingan layaknya diterapkan dalam Sekolah Penggerak selama sembilan bulan. Dari sinilah kita mengatasi ketertinggalan kualitas pendidikan bangsa ini agar sejajar dengan bangsa lainnya, minimal dalam rumpun Asia Tenggara.
Sumber: https://mediaindonesia.com/opini/499935/membenahi-kualitas-pendidikan-kita
Liputan6.com, Jakarta - Sekarang ini faktor keberhasilan suatu negara bukan hanya ditentukan oleh faktor ekonomi, hukum, dan pertahanan negara namun juga dari faktor pendidikan negara tersebut. Alasannya, karena pendidikan merupakan penggerak Sumber Daya manusia yang dapat memajukan semua faktor keberhasilan suatu negara.
"Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia," kata Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela
Sementara tingkat pendidikan bervariasi dari satu negara ke negara lain, ada korelasi yang jelas antara kualitas sistem pendidikan suatu negara dan status ekonomi secara umum dan kesejahteraan secara keseluruhan. Secara umum, negara-negara berkembang cenderung menawarkan kepada warganya kualitas
pendidikan yang lebih tinggi daripada negara-negara kurang berkembang, dan negara-negara berkembang sepenuhnya menawarkan kualitas pendidikan terbaik dari semuanya.
Pendidikan jelas merupakan kontributor vital bagi kesehatan negara secara keseluruhan.
Menurut Global Partnership for Education, pendidikan dianggap sebagai hak asasi manusia dan memainkan peran penting dalam pembangunan manusia, sosial, dan ekonomi. Pendidikan mempromosikan kesetaraan gender, menumbuhkan perdamaian, dan meningkatkan peluang seseorang untuk memiliki kesempatan hidup dan karir yang lebih banyak dan lebih baik.
Hasil pemeringkatan negara dengan pendidikan terbaik tahunan lalu dilakukan oleh US News and World Report, BAV Group, dan Wharton School of the University of Pennsylvania, kegiatan dan penilaian yang dilakukan adalah dengan mensurvei ribuan orang di 78 negara, kemudian memeringkat negara-negara tersebut berdasarkan tanggapan survei tersebut.
Negara mana yang terbaik dari segi pendidikan di dunia? Posisi berapa Indonesia?
Berikut ini daftarnya, dikutip dari worldpopulationreview.com, Sabtu (27/8/2022):
Penilaian yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan skor dari tiga atribut yang memiliki bobot yang sama yaitu sistem pendidikan publik yang dikembangkan dengan baik, seberapa banyak orang yang melakukan atau mempertimbangkan ingin melakukan pendidikan perkuliahan di universitas tersebut dan bagaimana negara itu menyediakan pendidikan berkualitas tinggi.
Berikut adalah Best Educational Systems - 2021 atau daftar negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik tahun 2021:
1. Amerika Serikat
2. Inggris
3. Jerman
4. Kanada
5. Perancis
6. Swiss
7. Jepang
8. Australia
9. Swedia
10.Belanda
Negara Indonesia sendiri mendapatkan peringkat 54 pada tahun 2021, yang berarti negara kita telah naik satu peringkat sebelumnya yaitu peringkat 55 pada tahun 2020.
Berikut daftar selengkapnya dengan posisi perolehan 2021:
Sumber : https://www.liputan6.com