Kunci Jawaban Post Test Pelatihan Mandiri Topik Perencanaan Pembelajaran Modul 2 Membuat dan Memodifikasi Modul Ajar - Ibu dan bapak guru akan dapat mengerjakan Post Test setelah menyelesaikan seluruh Aktivitas, baik Materi, Latihan Pemahaman dan Cerita Reflektif.
Beberapa catatan saat mengerjakan Post Test, yaitu :
Ibu dan bapak dapat mengerjakan soal secara acak, namun wajib dijawab semuanya.
Setelah selesai menjawab semua soal, klik “kumpulkan” untuk mendapatkan penilaian atau rekomendasi.
Dan
berikut ini adalah referensi Jawaban Post Test Pelatihan Mandiri Topik
Perencanaan Pembelajaran yang dapat digunakan sebagai acuan ibu dan
bapak dalam menjawab Post Test.
Soal & Kunci Post Test Pelatihan Mandiri Topik Perencanaan Pembelajaran Modul 2
1. Berikut pernyataan yang bukan merupakan kriteria dari pemahaman bermakna adalah...
Jawab : Merupakan pemahaman praktis.
2.
Tidak semua pertanyaan yang diajukan Guru kepada siswa adalah
pertanyaan pemantik. Wiggins dan McTighe dalam bukunya The Understanding
by Design menyatakan bahwa ada beberapa pertanyaan yang hanya mencari
jawaban "resmi" dan benar (sesuai dengan buku teks) alih-alih
membutuhkan jawaban dan penyelidikan yang mendalam. Jenis pertanyaan
seperti ini akan mempersingkat proses penyelidikan yang sebetulnya
diperlukan sebagai jantung pemahaman mendalam.
Berdasarkan hal tersebut, manakah yang merupakan pertanyaan pemantik dibawah ini?
Jawab : Seorang Guru IPA bertanya “Bagaimana proses proses terjadinya hujan?”
3.
Produk akhir merupakan salah satu asesmen sumatif, yaitu asesmen untuk
evaluasi pada akhir proses pembelajaran. Salah satu tujuan dari adanya
asesmen ini adalah...
Jawab : Untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
4.
Pak Markus sedang merancang asesmen untuk pelajaran Ekonomi. Rencananya
ia akan meminta murid menuangkan pemahamannya terkait dampak
globalisasi dalam bentuk kampanye. Pak Markus memberikan kebebasan pada
murid untuk memilih media kampanye selama pesan kampaye dapat
tersampaikan dengan baik. Saat membuat rubrik, aspek-aspek yang tepat
untuk mengukur asesmen tersebut antara lain...
Jawab : Sistematika kampanye, kualitas konten, orisinalitas, dan efektivitas media.
6. Pernyataan berikut yang salah tentang modul ajar adalah...
Jawab : Modul ajar setara dengan RPP.
7.
Bu Yuki sedang melaksanakan PJJ. Ia hendak menggunakan modul ajar yang
tersedia untuk pembelajaran selanjutnya. Setelah mempelajari modul ajar
ia mendapat hal-hal berikut:
Isi modul ajar untuk pembelajaran luring
Modul ajar menyediakan lembar aktivitas yang bisa mengasah kemampuan berpikir proses
Modul ajar menyediakan rancangan asesmen yang bisa mendorong kompetensi muridnya secara menyeluruh
Jika akan menggunakan modul ajar tersebut, modifikasi yang perlu Ibu Yuki lakukan adalah...
Jawab : Mengganti bentuk asesmen menjadi kuis dengan bantuan aplikasi karena lebih mudah dilakukan secara daring.
8. Berikut merupakan peran media ajar dalam proses pembelajaran yang berpusat pada murid, kecuali...
9.
Pak Robert sedang mempelajari modul ajar yang didapatkannya dari
Platform Merdeka Mengajar. Karena mayoritas muridnya tidak memiliki
telepon genggam untuk mengakses internet, ada beberapa aktivitas dalam
modul ajar yang tidak bisa ia terapkan. Oleh karena itu, ia memodifikasi
aktivitas menjadi kegiatan serupa namun tidak memerlukan telepon
genggam. Upaya modifikasi modul ajar yang dilakukan Pak Robert
tergolong...
Jawab : Modifikasi terkait sarana dan prasarana belajar.
Bank Soal Pelatihan Mandiri Implementasi Kurikulum Merdeka Platform Merdeka Mengajar Lengkap dengan Jawaban dapat Bapak / Ibu lihat secara detail dengan cara klik gambar berikut :
Soal & Kunci Post Test Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar Modul 1
1. Berikut adalah salah satu contoh penerapan belajar merdeka yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah: A. Mengajari murid-murid materi tentang kebudayaan B. Guru membuatkan peraturan yang harus dipatuhi di dalam kelas
C. Mempercayakan murid-murid untuk bekerja dengan mandiri dan membimbingnya jika membutuhkan bantuan D. Murid-murid harus mengikuti seluruh rangkaian kegiatan belajar yang sudah dibuatkan oleh guru di sekolah
2. Apa definisi manusia merdeka menurut Ki Hajar Dewantara? A. Manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri, namun perlu dibantu oleh orang-orang di sekitarnya untuk menentukan keputusan.
B. Manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun bantin, tidak tergantung dengan orang lain./_ C. Manusia yang fokus dengan kekuatan yang dimiliki sehingga dapat menjalankan kehidupannya dengan merdeka. D. Manusia yang berdiri sendiri tanpa memperdulikan orang lain sehingga dapat mengambil keputusan sesuai dengan hati dan pikirannya sendiri.
3. Pendidik sejatinya menuntun tumbuh kodrat pada anak agar dapat memperbaiki.... _/A. Perilakunya/_ B. Dasar hidupnya C. Kekuatan kodratnya D. Potensinya
4. Berikut ini langkah-langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang pendidik untuk menuntun murid-murid menjadi manusia yang merdeka, kecuali ... A. Memahami peran diri menjadi pendidik _/B. Menambah kapasitas diri sebagai pendidik/_ C. Membuat perencanaan kegiatan belajar D. Adaptif, relevan dengan tujuan belajar murid-murid
5. Sebagai guru, apa saja pengalaman belajar yang perlu dimaknai oleh murid? _/A. Pengetahuan, keterampilan dan wawasan keilmuan, serta pendidikan karakter/_ B. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dan sikap untuk terus belajar C. Pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk terus belajar, serta mendampingi murid untuk bisa memahami dan mencapai tujuan belajarnya D. Keterampilan, wawasan pengetahuan, dan mengajarkan mereka bersosialisasi
6. Untuk memberikan ilustrasi tentang pentingnya mendidik anak, Ki Hajar Dewantara menyamakannya seperti... A. Mendidik keluarga _/B. Mendidik masyarakat/_ C. Mendidik teman belajar D. Mendidik guru
7. Murid-murid kita saat ini adalah generasi digital native, fasih berselancar di internet, mendapatkan pengetahuan bahkan mempelajari keterampilan sesuai kebutuhan belajar mereka. Apa yang dimaksud generasi digital native? A. Generasi yang tumbuh di era transisi digital B. Generasi yang tumbuh sebelum perkembangan teknologi digital _/C. Generasi yang lahir dan tumbuh di dalam era digital/_ D. Generasi yang menemukan teknologi digital
8. Dengan menjadi guru, apa yang kelak akan dibentuk dengan menjadikan murid-murid sebagai bagian atau bahkan pemimpin masyarakat di masa depan? A. Kesenian _/B. Kebudayaan/_ C. Adat istiadat D. Keterampilan
9. Untuk menjadi guru yang dapat menghadapi perubahan zaman yang dinamis, keterampilan apa yang perlu dimiliki seorang guru? A. Inovatif B. Efektif _/C. Adaptif/_ D. Reflektif
10. Jika seorang guru ingin muridnya menjadi manusia yang memiliki empati, maka ia perlu melakukan hal-hal berikut ini, kecuali.... _/A. Memastikan muridnya selalu sukses dalam proses belajarnya/_ B. Memahami keberagaman sifat dan karakter murid-muridnya C. Membiasakan keberagaman sifat dan karakter murid-muridnya D. Menempatkan dirinya sebagai rekan belajar setara sehingga timbul perasaan saling, memahami, menghargai, dan membutuhkan.
Selanjutnya, Ibu dan Bapak akan mempelajari materi berikutnya yaitu *Materi Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar Modul 2 Mendidik dan Mengajar <https://www.sinau-thewe.com/2022/04/materi-pelatihan-mandiri-topik-merdeka_16.html>*.
Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar Modul 1 Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik
- Pada modul ini, kita akan belajar dua hal yaitu merefleksikan diri
dan peran sebagai pendidik serta memproyeksikan diri menjadi guru
seperti apa di masa depan. Terdapat tiga tahapan untuk dapat
menyelesaikan Modul 1 ini yaitu :
Pada Modul 1, ada tiga materi yang akan dipelajari antara lain :
Mengenali Diri dan Perannya Sebagai Pendidik.
Apa Peran Saya Sebagai Guru
Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya
Bagi Bapak / Ibu guru yang kesulitan mempelajari Materi yang disampaikan dalam paparan video, kali ini Sinau-Thewe.com menyediakan Reviu Materi Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar Modul 1 Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik.
A. Materi Aktivitas "Mengenali Diri dan Perannya Sebagai Pendidik"
Sebagai
Pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik dan
kebutuhan murid. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai
dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Reviu
materi video ini mengajak Ibu dan Bapak Guru merefelksikan kekuatan dan
kelemahan yang kita punyai, lalu bagaimana kita dapat mengelola apa yang
kita miliki tersebut untuk berperan mendidik murid-murid kita.
Mengawali
perjalanan kita di modul Merdeka Belajar ini, kita akan bersama-sama
melakukan revleksi, mengenali diri, untuk lebih memahami peran sebagai
pendidik berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Mari Kembali ke awal
perjalanan kita sebagai pendidik. Dahulu, saat memutuskan menjadi guru,
apa yang ada dalam pikiran ibu dan bapak guru? Mengapa memutuskan ingin
menjadi pendidik? Bagaimana perjalanan perjuangan sehingga akhirnya
sampai di profesi hebat ini?
Dengan
menjadi guru, hadir setiap hari untuk murid-murid, hadir untuk terus
menambah kapasitas diri, misalnya melalui media microlearning ini, kita
telah menyadari kebutuhan untuk terus belajar secara mandiri. Apapun
profesi yang dijalani, kita memang perlu terus belajar. Demikian juga
dengan peran kita sebagai pendidik/guru. Kita perlu terus belajar agar
bisa menghantarkan murid-murid untuk berdaya dan menjadi manusia
merdeka. Dengan kesadaran untuk terus belajar secara mandiri, kita telah
mengatur diri sendiri. Ini adalah bagian dari perjalanan kita menjadi
manusia merdeka.
Menurut Ki Hajar Dewantara, Manusia Merdeka adalah
manusia yang bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin,
tidak tergantung pada orang lain. Jika kita mengharapkan murid-murid
kita kelak menjadi pribadi yang mandiri dan merdeka, tentunya penting
untuk mengenal diri, berdaya untuk menentukan tujuan dan kebutuhan
belajarnya yang relevan dan kontekstual terhadap diri dan lingkungannya.Sebagaimana disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Dasar-Dasar Pendidikan, Maksud Pendidikan itu adalah
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik
sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Salah satu langkah
awal kita sebagai pendidik adalah bagaimana memaknai dan menghayayi
pribadi kita sebagai manusia yang merdeka untuk terus belajar.Murid-murid
kita kini memiliki cara belajar yang sungguh berbeda dengan kita
dahulu. Mereka sangat fasih dengan teknologi, menjadikan internet
sebagai salah satu sumber belajar utama. Mereka bisa dengan cepat
mencari dan mengkonfirmasi pengetahuan dengan teknologi dalam genggaman,
mereka bisa menjangkau pengetahuan sekalipun tanpa kita berikan.
Lantas, ibu dan bapak guru, Apa yang perlu kita selaraskan agar bisa
menjadi pendidik yang relevan dengan konteks zaman? Murid-murid kita
memang sudah jauh berbeda dengan kita. Namun, mereka tetap butuh
kehadiran sosok pendidik.
Ki
Hajar Dewantara pernah menyampaikan, pendidik itu menuntun tumbuh atau
hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki
lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Mari
kita revleksikan bersama, apa peran kita sebagai pendidik untuk dapat
menuntun kekuatan kodrat dari murid-murid kita? Bagaimana kita bisa
menjaga hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat murid-murid kita?
B. Materi Aktivitas "Apa Peran Saya Sebagai Guru"
Tidak
dipungkiri bahwa peran guru amatlah penting bagi perkembangan murid.
Reviu materi video ini bertujuan mengajak kita berefleksi bersama
terkait peran sebagai guru selama ini. Materi kali ini, kita akan
melakukan refleksi peran kita sebagai guru, baik untuk murid-murid di
sekolah, maupun untuk masa depan bangsa, agar kita mampu melakukan
refleksi mengenali diri, dan memahami peran sebagai pendidik berdasarkan
pemikiran Hajar Dewantara.
Hal
apa yang membuat ibu dan bapak guru merasa sangat bersemangat pergi ke
sekolah? Apakah karena wajah-wajah murid, yang menengadah memandang ke
arah kita saat kita menerangkan di depan kelas? Apakah Tak sabar ingin
menyaksikan kemajuan belajar salah satu murid yang kemarin baru saja
kita terangkan sampai berulang kali? Atau menunjukkan bahan ajar yang
seru yang sudah kita siapkan pada murid-murid?
Semangat
ibu dan bapak guru dalam memulai hari tentu akan merambat pada energi
belajar anak-anak. Mungkin tidak hanya hari itu saja, tapi juga
seterusnya. Ketika kelak mereka dewasa, mungkin menjadi pemimpin
masyarakat, mereka akan membawa semangat itu. Dengan murid-murid kita
yang sekarang adalah generasi digital native, fasih berselancar di
internet, bisa mendapatkan pengetahuan, bahkan mempelajari keterampilan
sesuai kebutuhan belajar mereka, bagaimana ibu dan bapak guru perlu
menyelaraskan peran sebagai pendidik yang relevan dengan konteks murid
dan zaman.
Sebagai
guru, kita pasti ingin membekali murid-murid dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap untuk terus belajar, mendampingi mereka memahami
dan mencapai tujuan belajar. Mengutip pernyataan Ki Hadjar Dewantara,
"Memberi ilmu demi kecakapan hidup anak dalam usaha mempersiapkannya
untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat,
maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya".
Apa
harapan ibu dan bapak guru untuk murid murid yang kini tengah diampu?
Harapan tentu boleh setinggi langit, karena murid-murid ini kelak akan
menjadi dewasa, menjadi bagian atau bahkan memimpin masyarakat, dan pada
akhirnya akan membentuk kebudayaan kita di masa depan. Bisa jadi saat
ini, ibu dan bapak guru memberi kesempatan murid-murid menyiapkan
presentasi untuk dibawakan di depan kelas. Murid-murid dituntun untuk
menulis konsep, menyusun kata-kata, dan menyampaikan idenya di depan
teman-teman sekelasnya. Beberapa tahun kedepan, bisa jadi murid ibu dan
bapak guru yang berbicara di depan rekan sekantornya saat rapat, bicara
didepan warga memberi penyuluhan, atau bahkan berbicara pada konferensi
tingkat internasional mewakili negara ini.
Ki
Hajar Dewantara "menyamakan mendidik anak dengan mendidik rakyat".
Menurut Ki Hajar Dewantara, "kehidupan kita saat ini adalah buah dari
pendidikan yang kita terima saat kita masih anak-anak". Begitu pula
dengan anak-anak yang saat ini belajar bersama kita, kelak akan menjadi
bagian dari masyarakat di masa depan. Mengingat bahwa murid-murid kita
akan menjadi masyarakat masa depan.
Sebagai
guru, apa yang bisa kita lakukan untuk mengantarkan mereka menuju mimpi
dan cita-cita mereka? Ketika kita menyadari banyak murid-murid dengan
beragam impian, potensi dan kebutuhan di kelas, bagaimana kita
menyesuaikan peran untuk menuntun perjalanan belajar mereka? Untuk pada
akhirnya menemukan siapa diri mereka dan mengantarkan mereka menuju
cita-cita.
Ibu
dan bapak guru, hari ini kita belajar bahwa ternyata peranan seorang
pendidik sangat besar. Hal apapun yang kita lakukan di kelas dari segi
memfasilitasi proses belajar, atau hal sekecil ucapan pujian maupun
cemoohan yang tidak sengaja terucap akan meninggalkan makna bagi
murid-murid, yang kelak akan menjadi bagian dari masyarakat.
Sejak merancang,
memfasilitasi hingga menilai proses pembelajaran, kita sebagai guru
mesti hadir secara utuh. Setiap hal kecil yang kita sampaikan di kelas
akan berkontribusi pada kecakapan hidup anak saat dewasa. Semua yang
kita rancang untuk disimak murid-murid mesti bertujuan.
Ibu
dan bapak guru sebenarnya sedang membentuk masyarakat, membentuk budaya
masa depan lewat murid kita. Semangat untuk terus belajar, ibu dan
bapak guru, wahai para pembentuk kebudayaan masa depan. Mari kita
bersama terus belajar demi meraih tujuan pendidikan menjadi manusia
Merdeka yang kelak akan menuntun murid-murid manusia merdeka.
C. Materi Aktivitas "Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya"
Murid
seringkali terinspirasi dari Ibu dan Bapak gurunya. Tentu sebagai guru,
kita ingin memberikan pengaruh-pengaruh yang baik di masa depan murid.
Reviu materi video ini mengajak kita memproyeksikan menjadi guru seperti
apa di masa depan?
Ibu
dan bapak guru salam dan bahagia, sebelum kita melanjutkan pembelajaran
memahami lebih lanjut soal Merdeka Belajar sesuai dengan pemikiran Ki
Hajar Dewantara, kali ini kita akan mengenang kembali pengalaman kita
dimasa sekolah untuk bersama-sama merefleksikan sosok guru yang kita
cita-citakan.
Ibu dan bapak guru, mari memutar
ingatan kita kembali ke masa lalu, pengalaman menyenangkan apa yang ibu
dan bapak guru miliki terkait sosok guru saat masa sekolah dulu ? Mari
kita mengingat siapa-siapa saja guru yang kita senangi dahulu dan
kenapa?
Apakah ada sosok guru saat sekolah yang
pernah memberi nasehat yang hingga saat ini ibu dan bapak guru ingat?
Misalnya sosok guru yang dikagumi selalu bertutur kata lembut, guru yang
selalu menyimak pendapat kita, atau guru yang selalu menyemangati kita.
Apakah
ada momen yang menjadi titik balik, misalnya ada guru yang memberi
tugas lalu membuat ibu dan bapak guru menemukan kemampuan tersembunyi
dalam diri? Apakah ada sosok guru yang memberikan pengalaman belajar
yang menyenangkan dan membuat ibu bapak ingat hingga saat ini?
Beriringan dengan mengingat pengalaman menyenangkan,
sekarang mari kita ingat juga pengalaman tidak menyenangkan dengan sosok
guru saat kita sekolah dulu.
Apakah ibu dan
bapak guru memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan dengan sosok
guru? Apa pengalaman yang kurang menyenangkan yang ibu dan bapak guru
alami? Apakah ibu dan bapak pernah merasa takut atau terintimidasi
dengan sosok guru yang galak? Apakah ibu dan bapak pernah merasa
dipermalukan oleh seorang guru ibu dan bapak guru?
Setelah mengingat-ingat kenangan masa sekolah, mari kita mengenang pula awal mula memilih profesi Mulia ini.
Ketika
memutuskan bekerja sebagai guru, sebenarnya kita ingin menjadi sosok
guru seperti apa, apakah ingin menjadi guru yang bisa menularkan energi
positif pada murid-murid? Apakah ingin menjadi guru yang membuat murid
terus tertarik untuk belajar dan membekalinya dengan kemampuan untuk
terus belajar hingga akhir hayat? Selamat dan bahagia serta siap hidup
dan mengisi zamannya?
Ibu dan bapak guru,
ketika kita ingin murid menjadi pribadi yang berkolaborasi misalnya
apakah bentuk pembelajaran dikelas sudah membantu belajar untuk saling
berkolaborasi atau malah cenderung berkompetisi?
Ketika
kita ingin murid menjadi pribadi yang bisa belajar secara mandiri
misalnya sudah kita membekali mereka dengan kemampuan mencari sumber
belajar yang kredibel atau malah hanya menyuapi mereka dengan materi
yang sudah tersedia di buku. Ketika kita ingin murid menjadi pribadi
yang memiliki empati misalnya sudah kita berempati dengan murid-murid
kita.
Sudahkah kita menciptakan suasana belajar
yang selamat dan bahagia? Ibu dan bapak guru, mari kita ingat-ingat
lagi keseharian kita mengajar di kelas. Sudahkah kita menjadi seperti
sosok guru yang kita kagumi? Apakah kita sudah berupaya menjadi guru
seperti guru-guru yang pernah kita idolakan? Apakah kita sudah menjadi
sosok guru yang menyenangkan untuk murid-murid kita?
Kita
baru usaha terus beradaptasi dengan perubahan yang ada misalnya di masa
pandemi ini. Apakah kita sudah menciptakan proses pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan belajar murid? Apakah ikhtiar yang kita lakukan
selama ini sudah sejalan dengan tujuan pendidikan?
Ibu
dan bapak guru, menjadi guru atau pendidik itu sangat menantang apalagi
dengan perubahan zaman yang dinamis seperti yang kita alami saat ini.
Guru perlu adaptif terhadap perubahan seperti disampaikan Ki Hajar
Dewantara, pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti yaitu kekuatan batin dan karakter pikiran atau
intelek dan tubuh anak.
Tidak hanya materi
yang kita ajar tapi juga semua tingkah laku, tutur kata, dan cara kita
mengajar akan membekas dan membentuk murid-murid sebagaimana kita
dibentuk oleh guru-guru kita dahulu. Memang tidak mudah namun layak
diperjuangkan. Ibu dan bapak guru, ciptakan rasa takjub dan kasmaran
belajar pada diri murid-murid. Salam dan bahagia ibu dan bapak guru
hebat.
Bank Soal Pelatihan Mandiri Implementasi Kurikulum Merdeka Platform Merdeka Mengajar Lengkap dengan Jawaban dapat Bapak / Ibu lihat secara detail dengan cara klik gambar berikut :
Demikian informasi tentang Materi Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar Modul 1 yang dapat berikan dari blog ini.
KUALITAS pendidikan
Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Hal itu melihat pemeringkatan
dari word population review 2021 yang menempatkan negeri ini pada
peringkat ke-54 dari 78 negara yang masuk dalam pemeringkatan pendidikan
dunia.
KUALITAS pendidikan Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Hal itu melihat pemeringkatan dari /word population review/ 2021 yang menempatkan negeri ini pada peringkat ke-54 dari 78 negara yang masukdalam pemeringkatan pendidikan dunia.
Kita masih kalah ketimbang negara serumpun Asia Tenggara, yaitu Singapura di posisi 21, Malaysia 38, dan Thailand 46. Dari sisi regulasi dan pendanaan, Indonesia telah mengalokasikan 20% dana APBN/APBD untuk sektor pendidikan. Angka itu tentu sangat besar sesuai dengan amanah UU Sistem Pendidikan Nasional.
Sayangnya, otonomi daerah seakan menganulir fungsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk sekolah. Satuan sekolah taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama berada di bawah pemerintah kabupaten/kota dan sekolah menengah atas berada di pemerintah provinsi di seluruh Indonesia. Saat ini laporan badan statistik Indonesia menyebutkan tercatat 218.399 sekolah jenjang TK hingga SMA/SMK.
Dari sinilah sektor keruwetan administrasi kependidikan untuk peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah bermula. Program kementerian ditafsir bukan kewajiban yang harus dipatuhi pemerintah kabupaten/kota/provinsi. Salah satu contohnya, syarat kepala sekolah haruslah mereka yang lulus sekolah penggerak sejak 2021. Namun, masih saja ada daerah di Tanah Air yang melantik kepala sekolah tanpa mengindahkan aturan itu.
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI memberi sanksi berupa daerah tersebut tidak diizinkan ikut dalam program serial guru penggerak. Namun, sanksi itu tentu bukan sesuatu yang harus ditakutkan pemerintah daerah karena tidak berdampak langsung pada keuangan daerah.
Dalam konteks itu, otonomi daerah menganulir kewenangan pusat soal pendidikan. Itu pula yang memicu kualitas guru dan kepala sekolah di Tanah Air tidak merata. Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim lewat kurikulum Merdeka Belajar dan program Sekolah Penggerak tampaknya ingin mengembalikan sistem pendidikan berada di tangan kementerian.
Namun, belum ada regulasi atau komitmen bersama lintas kementerian untuk mendukung langkah itu. Dengan begitu, kurikulum Merdeka Belajar dan Sekolah Penggerak masih belum merata di Tanah Air.
*Pendampingan guru *
Untuk mengurai benang kusut itu, diperlukan regulasi pendidikan menjadi sentral di bawah kementerian. Otonomi daerah berdampak pada sistem keuangan daerah dengan dana alokasi umum dari pemerintah pusat tetap harus dipertahankan. Hal itu mengingat setiap daerah memiliki karakter budaya dan watak yang berbeda.
Namun, tulisan ini menawarkan solusi diperlukan peraturan presiden untuk menjabarkan 20% dana pendidikan APBN/APBD. Sejauh ini, mayoritas dana pendidikan bersumber dari APBD digunakan untuk proyek fisik, seperti rehabilitasi gedung sekolah, kursi, meja, hingga pengadaan buku. Intinya, semua berbasis proyek. Menjadi rahasia umum dalam satu proyek selalu dibarengi dengan /success fee/ (baca-uang) untuk pejabat daerah. Sementara itu, program pendidikan dan pelatihan relatif minim untuk tidak menyebutkannya tidak ada sama sekali.
Sejatinya dalam peraturan presiden itu disebut secara eksplisit berapa persen harus dialokasikan untuk pendampingan guru dan kepala sekolah, termasuk sekolah lanjutan guru dalam dan luar negeri. Niatan kurikulum merdeka untuk menghadirkan guru dan kepala sekolah yang fokus meningkatkan mutu murid dapat dicapai maksimal.
Di sisi lain, aturan presiden itu harus ditegaskan sanksi bagi daerah yang tidak patuh pada sistem pendidikan nasional berupa pengurangan dana alokasi umum untuk ditransfer dari pemerintah pusat ke daerah. Sanksi itu untuk memastikan seluruh kepala daerah patuh akan sistem pendidikan nasional.
Untuk memastikan daerah memasukkan kearifan lokal dalam muatan pelajaran sebaiknya diatur dalam bentuk satuan jam pelajaran sehingga otonomi daerah masih tetap terjaga.
Program Merdeka Belajar menitikberatkan kompetensi kepala sekolah dan guru untuk menggerakkan seluruh /stakeholder/ fokus pada peningkatan kualitas siswa (Karen Prilisia Cahyadi, 2022). Memotivasi siswa dengan penerapan kearifan lokal dan inovasi teknologi. Niatan itu sungguh mulia, tapi sulit dicapai jika tidak ada pendampingan pada kualitas guru dan kepala sekolah. Masih banyak kepala sekolah yang tidak paham akan teknologi.
Saya berdiskusi dengan kepala dinas pendidikan dan kebudayaan di sejumlah kabupaten/kota di Aceh. Hasil asesmen lapangan, 40% dari kepala sekolah tidak mampu mengoperasionalkan komputer dengan baik. Umumnya didominasi kepala sekolah yang telah berumur lanjut. Lalu, bagaimana berharap kurikulum Merdeka Belajar dan Sekolah Penggerak sukses di tangan sumber daya manusia jenis ini?
Karena itu pula, butuh pendampingan layaknya diterapkan dalam Sekolah Penggerak selama sembilan bulan. Dari sinilah kita mengatasi ketertinggalan kualitas pendidikan bangsa ini agar sejajar dengan bangsa lainnya, minimal dalam rumpun Asia Tenggara.
Daftar Negara dengan Pendidikan Terbaik Tahun 2022, Ini Posisi Indonesia
Liputan6.com, Jakarta -
Sekarang ini faktor keberhasilan suatu negara bukan hanya ditentukan
oleh faktor ekonomi, hukum, dan pertahanan negara namun juga dari faktor
pendidikan negara tersebut. Alasannya, karena pendidikan merupakan
penggerak Sumber Daya manusia yang dapat memajukan semua faktor
keberhasilan suatu negara.
"Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia," kata Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela
Sementara tingkat pendidikan bervariasi dari satu negara ke negara lain, ada korelasi yang jelas antara kualitas sistem pendidikan
suatu negara dan status ekonomi secara umum dan kesejahteraan secara
keseluruhan. Secara umum, negara-negara berkembang cenderung menawarkan
kepada warganya kualitas
pendidikan
yang lebih tinggi daripada negara-negara kurang berkembang, dan
negara-negara berkembang sepenuhnya menawarkan kualitas pendidikan
terbaik dari semuanya.
Pendidikan jelas merupakan kontributor vital bagi kesehatan negara secara keseluruhan.
Menurut Global Partnership for Education, pendidikan dianggap sebagai
hak asasi manusia dan memainkan peran penting dalam pembangunan
manusia, sosial, dan ekonomi. Pendidikan mempromosikan kesetaraan
gender, menumbuhkan perdamaian, dan meningkatkan peluang seseorang untuk
memiliki kesempatan hidup dan karir yang lebih banyak dan lebih baik.
Hasil pemeringkatan negara dengan pendidikan terbaik tahunan lalu
dilakukan oleh US News and World Report, BAV Group, dan Wharton School
of the University of Pennsylvania, kegiatan dan penilaian yang dilakukan
adalah dengan mensurvei ribuan orang di 78 negara, kemudian memeringkat
negara-negara tersebut berdasarkan tanggapan survei tersebut.
Negara mana yang terbaik dari segi pendidikan di dunia? Posisi berapa Indonesia?
Berikut ini daftarnya, dikutip dari worldpopulationreview.com, Sabtu (27/8/2022):
Penilaian
yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan skor dari tiga atribut yang
memiliki bobot yang sama yaitu sistem pendidikan publik yang
dikembangkan dengan baik, seberapa banyak orang yang melakukan atau
mempertimbangkan ingin melakukan pendidikan perkuliahan di universitas
tersebut dan bagaimana negara itu menyediakan pendidikan berkualitas
tinggi.
Berikut adalah Best Educational Systems - 2021 atau daftar negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik tahun 2021:
1. Amerika Serikat
2. Inggris
3. Jerman
4. Kanada
5. Perancis
6. Swiss
7. Jepang
8. Australia
9. Swedia
10.Belanda
Negara Indonesia sendiri mendapatkan peringkat 54 pada tahun 2021,
yang berarti negara kita telah naik satu peringkat sebelumnya yaitu
peringkat 55 pada tahun 2020.
Berikut daftar selengkapnya dengan posisi perolehan 2021:
Korea Selatan adalah salah satu negara yang memiliki sistem pendidikan yang kompetitif. Setiap individu berlomba-lomba untuk masuk ke sekolah ternama, dan tak jarang pula banyak siswa-siswa yang menonjolkan kecerdasan mereka.
Tidak hanya itu, rata-rata siswa di Korea selalu mengikuti kelas tambahan di luar jam sekolah. Mereka juga mengikuti ekstrakulikuler untuk meningkatkan keterampilan dan pengalaman.
Jadwal sekolah umunya berlangsung dari Senin hingga Sabtu. Dan beauties tahu tidak, ternyata jam belajar di Korea bisa mencapai 16 jam perharinya, lho. Khususnya bagi siswa sekolah menengah atas, mereka akan belajar hingga malam hari.
Apalagi bila sudah memasuki musim ujian dan penerimaan mahasiswa baru, jam belajar mereka akan semakin padat. Simak yuk, 3 waktu belajar yang berlaku bagi sekolah di Korea Selatan.
Jadwal Belajar di Pagi Hari
Siswa di Korea memulai jam belajar pada pukul 8 pagi.
Jam belajar dimulai pukul 8 pagi/Foto: medium.com
Sistem pendidikan yang kompetitif di Korea, mampu menciptakan siswa yang cerdas dan bekerja keras. Pendidikan yang kompetitif seakan sudah menjadi bagian dari budaya Korea.
Mereka juga diberi kewajiban untuk membaca buku dan belajar mandiri. Sekolah dimulai pada pukul 8 pagi. Setiap pelajaran berlangsung selama 50 menit. Jadwal belajar diawali dengan kegiatan belajar mandiri sampai pukul 9 pagi.
Lalu, siswa diberi waktu istirahat selama kurang lebih 20 menit. Waktu istirahat ini dimanfaatkan siswa untuk beragam aktivitas. Ada siswa yang melakukan konsultasi tentang pelajaran dengan gurunya, ada yang menggunakannya sebagai waktu makan, atau bermain dengan teman sekelas.
Jam belajar kembali berlanjut dari hingga pukul 12 siang. Selama jam belajar berlangsung, guru akan silih berganti memasuki kelas sesuai mata pelajaran yang diampu. Di sela-sela jam belajar tersebut, siswa juga mendapat waktu istirahat selama 10 menit, di setiap pergantian mata pelajaran.
Baca Juga : Dari Saeteo Sampai Bap-yak, Ini 6 Budaya Perkuliahan Korea yang Unik dan 'Tak Biasa'
Kegiatan Belajar di Siang Hingga Sore Hari
Pukul 12 siang, siswa mendapat waktu istirahat untuk makan siang selama hampir 1 jam.
Waktu istirahat siang berlangsung hampir 1 jam/Foto: englishspectrum.com
Pukul 12 siang adalah waktunya siswa untuk istirahat. Selama 50 hingga 60 menit, siswa akan mendapat waktu istirahat dan makan siang di kantin sekolah.
Kegiatan belajar selanjutnya akan dimulai pada pukul 1 siang.
Waktu belajar ini akan berlangsung hingga jam 3 atau 4 sore. Setelah itu, siswa akan melanjutkan kegiatan ekstrakurikuler atau jam belajar mandiri hingga pukul 5 sore.
Aktivitas Setelah Jam Sekolah
Setelah jam sekolah selesai, siswa di Korea akan melanjutkan belajar secara mandiri atau di lembaga les hingga jam 10 malam.
Siswa melanjutkan jam belajar di sekolah atau tempat les hingga malam hari/Foto: koreabridge.net
Beauties, biasanya kegiatan apa nih, yang biasa kamu lakukan sepulang sekolah?
Kebanyakan siswa di Indonesia sepertinya langsung pulang ke rumah, ya. Ada juga sebagian siswa yang melanjutkan kelas tambahan atau private di lembaga les tertentu.
Nah, kegiatan private ini sudah menjadi aktivitas setelah sekolah yang dilakukan siswa-siswa di Korea. Istilahnya adalah hagwon atau kegiatan mengikuti les tambahan di luar jam sekolah.
Siswa di Korea bisa mengikuti hagwon hingga jam 10 atau 11 malam. Mereka juga sudah terbiasa belajar secara mandiri di perpustakaan.
Ternyata jadwal sekolah di Korea Selatan cukup padat, ya, Beauties. Umumnya jadwal tersebut berlaku bagi siswa sekolah menengah atas. Sedangkan, siswa di sekolah dasar dan menengah pertama, memiliki waktu belajar yang lebih pendek.
Mereka akan selesai belajar di sore hari, sekitar pukul 4 sore. Bagaimana Beauties, tertarik untuk bersekolah di Korea?
Korea merupakan salah satu negara
yang menjadi idola dari banyak orang, termasuk di Indonesia. Banyak dari
kita yang mengidolakan korea karena menjadi tempat banyak artis populer
baik dari K-POP maupun serial dramanya yang terbaik. Dari sini banyak
orang yang suka kepo dengan kehidupan di Korea itu seperti apa.
Dari serial drama Korea atau
video lainnya pasti banyak budaya dan hal – hal yang diketahui. Hal ini
juga termasuk tentang bagaimana kehidupan sekolah di sana. Lantas,
apakah sekolah di negeri Korea sama saja dengan di Indonesia, atau
memang seindah drama yang biasa ditonton?
Nyatanya ada beberapa fakta
menarik dan mengejutkan mengenai sekolah di negeri ginseng tersebut. Ada
yang menyenangkan ada juga yang membuat kita sedikit kaget, penasaran?
Silahkan simak tulisan kami berikut ini
Apa saja fakta menarik dan mengejutkan soal sekolah di negeri
Korea yang sudah dikumpulkan cermati.com? Silahkan simak poin berikut:
Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!
1. Lamanya Jam Belajar
Meski Indonesia tergolong lama
jam belajarnya, nyatanya sekolah di Korea itu lebih lama lagi. Jam
belajar sekolah di Korea tergolong lebih lama dari sekolah Indonesia.
Sebagai gambaran siswa SD sampai SMP korea belajar biasanya dimulai dari
jam 7 sampai 4 Sore, bahkan SMA dari jam 8 pagi hingga 10 malam!
Sistem fullday
yang lama banget itu tentu sangat menguras tenaga, namun ada alasan
dibalik itu. Pemerintah mematok aturan tersebut karena ingin siswanya
bisa pintar dan bekerja keras untuk masuk ke Universitas yang ketat.
Jadi memang lama dan gila banget ya!
2. Adanya Bimbel Sepulang Sekolah
Meskipun sekolah di sana sudah
tergolong lama durasinya, namun nyatanya masih ada les atau bimbel yang
juga dilakukan. Bimbel yang disebut dengan Hagwon
biasanya dilakukan sepulang sekolah. Biasanya bimbel ini mempelajari
kemampuan berbahasa Inggris dan pendidikan tinggi. Beda dengan
Indonesia, Hagwon ini sifatnya wajib, apalagi untuk yang kelas akhir (12
atau 9).
Meski jam sekolahnya sampai larut Hagwon
tetap dilaksanakan, baik yang diadakan sekolah ataupun di luar sekolah.
Jadi bisa dibayangkan ya, betapa kerasnya sekolah di korea ini.
3. Apa Mapel yang Diajarkan?
Sekolah di Korea hanya mengenal
lima mata pelajaran (mapel) utama bertema eksak seperti Matematika dan
Sains, sosial seperti mapel Studi Sosial, serta mapel Bahasa Inggris dan
juga korea. Di Korea jarang diajar mapel soal keagamaan, hal ini
mungkin yang membuat kasus bunuh diri di Korea angkanya termasuk tinggi.
Selain agama yang tidak
diajarkan Olahraga juga tidak penting sehingga tak masuk jadi mapel. Hal
ini membuat sekolah Korea jarang memiliki fasilitas olahraga yang
memadai.
4. Sekolah 6 Hari Fullday
Sekolah di Korea masuk dari
hari Senin hingga hari Sabtu. Mirip dengan yang di Indonesia sebenarnya,
namun di Korea sekolah sampai sabtu juga tetap fullday sampai sore atau
malam, beda dengan Indonesia yang hanya sampai tengah hari. Jadi bisa
dibilang waktu mereka dihabiskan untuk sekolah setiap hari.
5. Peran Guru yang Sangat Dihormati
Karena sistem pendidikan yang
tergolong berat dan luar biasa, peran guru juga sangat penting di Korea.
Hal ini membuat seorang guru sangat dihormati karena menjadi salah satu
bagian penting di sistem pendidikan Korea.
Setiap siswa di Korea tentu
patuh dengan ucapan gurunya, jadi hampir tidak ada kasus siswa seenaknya
dengan guru di Korea seperti di Indonesia akhir – akhir ini.
6. Adanya Ujian Rotasi untuk Guru
Guru di Korea sekalipun
memiliki sistem rotasi dan harus menjalani ujian untuk itu. Jika di
Indonesia rotasi atau mutasi dilakukan dalam beberapa periode dan tanpa
ujian, maka di Korea sedikit berbeda. Rotasi guru dilakukan 5 tahun
sekali dan dilakukan dengan ujian, sehingga setiap waktu itu baik guru
atau staf akan berganti.
7. Disiplin Tinggi dan Keras
Selain keras dalam soal waktu
dan materi pelajaran, nyatanya kedisiplinan di sekolah Korea tidak kalah
kerasnya. Di Korea sistem disiplin sangatlah keras dan terkadang
hukuman fisik tidak segan diberikan. Jika hukuman fisik di Indonesia
bisa jadi masalah dan viral, maka di Korea hal tersebut adalah biasa.
Meski dikenal keras, hukuman
fisik ini nyatanya tidak ditentang oleh para orangtua. Walaupun hukuman
fisik sudah jarang diterapkan pada setiap sekolah, namun masih saja ada
hal ini.
8. Orangtua yang juga sangat Disiplin dan Tegas Soal Sekolah
Orang tua di Korea untuk urusan
sekolah juga tergolong keras karena menuntun anaknya untuk terus
belajar dan sekolah. Hal ini karena banyak pandangan masyarakat Korea
yang menginginkan setiap anak menjadi dokter atau insinyur, mirip –
mirip dengan Indonesia namun yang dilakukan orangtua di korea jauh lebih
keras.
Meski menjadi dokter ataupun insinyur membuat orang merasa wah, namun tak sedikit yang tak bisa menyanggupi tuntutan ini dan berujung pada bunuh diri.
9. Penggunaan English Name pada Nama Siswa
Selain fakta mengejutkan, ada
juga fakta unik ini. Banyak dari siswa Korea memakai nama asing
menggunakan bahasa Inggris. Tujuannya agar guru mereka, khususnya guru
mapel Bahasa Inggris lebih memahami nama mereka.
Sekolah di Korea Ternyata Tidak Seindah di Drama Korea
Dari beberapa fakta mengejutkan
tadi, tentu kita patut bersyukur karena sekolah di Indonesia sedikit
lebih baik dari sana. Bagi yang suka nonton drama Korea, mungkin
bayangan kalian tak seindah kenyataan di sini.