Rabu, 20 Mei 2015

Para Guru Ini Sukses Bikin Alat Antibegal Motor


MALANG - Dua siswi SMKN 6 Malang, Okta Nila dan Gita Purnama, ketika naik motor matik di areal Balai Kota Malang tiba-tiba dihentikan dua laki-laki tidak dikenal pada Sabtu (2/5). Secara paksa, mereka merebut sepeda motor. Setelah motornya digondol, Okta dan Gita segera mencari bantuan.

Pelaku begal tidak bisa menjalankan motor yang mereka bawa kabur. Sebab, dalam waktu lima menit, motor itu tiba-tiba mengeluarkan bunyi alarm panjang dan mesinnya tidak bisa dihidupkan lagi. Alarm tersebut tetap berbunyi meski kontaknya sudah dilepas. 

Aksi begal itu hanya simulasi untuk mendemonstrasikan karya antibegal kelas ototronika SMKN 6 Malang. Maraknya aksi begal jalanan menginspirasi tim guru di sekolah tersebut untuk menciptakan alat antibegal yang dipasang di motor. 

Alat yang dinamakan kotrik tersebut diluncurkan saat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di balai kota pada Sabtu (2/5).

Alat itu merupakan hasil kreasi tim guru dan siswa SMKN 6 Malang. Tim guru beranggota Haris Setyobudi, Ricky Andri, Candra Winata, dan Irfan Hamdani. Sementara itu, kelompok siswa beranggota Muhammad Sholeh, Syamsul Arifin, Okta Nila, dan Gita Purnama. Semua guru dan siswa itu berasal dari kelas ototronika. 

''Orang jadi waswas jika keluar rumah karena takut keselamatan dan harta bendanya,'' papar Kepala SMKN 6 Malang Aksi Hari. 

Tim guru dan murid SMKN 6 Malang tergerak untuk menciptakan alat yang berfungsi sebagai pengaman. (*/c2/abm/JPNN/c15/ano) 

Anak Sering Ngorok Indikasi Gangguan Perilaku


TIDAK hanya orang dewasa, anak-anak terkadang suka mendengkur. Jika Anda salah satu orang tua dan si kecil sering mendengkur dengan keras, sebaiknya Anda perlu hati-hati.

Peneliti di Cincinnati Children’s Hospital Medical Center menemukan, dengkuran yang sering dan keras pada anak bisa menjadi indikasi anak sedang menghadapi masalah seperti hiperaktif, kurang konsentrasi, atau depresi.

Peneliti mengamati 249 anak dan data survei dikumpulkan dari ibu mereka tentang kebiasaan tidurnya. Studi ini menemukan anak usia 2 hingga 3 tahun yang mendengkur keras minimal dua kali seminggu memiliki lebih banyak masalah perilaku ketimbang anak seusianya yang tidak mendengkur.

"Prediktor terkuat dari kebiasaan mendengkur persisten adalah status sosial ekonomi yang rendah dan singkatnya waktu menyusu ASI. Dengan penelitian ini, dokter bisa dirujuk untuk menindaklanjuti anak yang terbiasa mendengkur, terutama anak dari keluarga kurang mampu," kata direktur program neuropsikologi Cincinnati Children’s Hospital Medical Center, dr. Dean Beebe, Minggu (20/4).

Studi ini adalah yang kali pertama melihat hubungan antara mendengkur terus-menerus dan masalah perilaku anak usia prasekolah. Dokter Beebe menyarankan orang tua segera berkonsultasi pada dokter jika sang anak terus-terusan mendengkur.

"Jika dibiarkan saja anak mendengkur, masalah perilaku saat ia di sekolah nanti bisa memburuk. Temuan ini juga mendorong agar bayi bisa mendapat ASI ekslusif selama enam bulan," kata dr. Beebe.

Data penelitian menunjukkan sekitar satu dari sepuluh anak sering mendengkur dengan keras. Pada tayangan kartun mungkin dengkuran bisa dinilai sebagai sesuatu yang lucu. Tapi, ketika itu terjadi pada anak selama berbulan-bulan, selain masalah perilaku, anak juga bisa memiliki indikasi problem pernafasan.

Mendengkur keras juga bisa memengaruhi kualitas tidur anak-anak dan pertukaran udara yang buruk. Jika bagian otak yang mengontrol suasana hati tidak beristirahat dengan baik dan mendapat pertukaran oksigen yang tepat, maka akan menimbulkan perubahan sistem yang menyebabkan iritabilitas.

"Akibatnya, suasana hati dan perilaku anak bisa terganggu. Pencegahan kebiasaan mendengkur ini juga bisa dilakukan dengan pemberian ASI eksklusif yang memang memiliki manfaat besar dalam kehidupan pertama anak," pungkas dr. Beebe.(fny/jpnn)

Ternyata, Tari Poco-poco bisa Mencegah Penderita Diabetes tak Cepat Pikun



Laporan M. Hilmi Setiawan, Jakarta
------------------
PELATARAN kampus Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta masih tampak lengang Rabu pagi (6/5). Namun, di gedung fakultas kedokteran (FK), Dr dr Ria Maria Theresa SpKJ sudah mulai beraktivitas. Di antaranya, pukul 10.00, dia menghadiri pengambilan sumpah sarjana kedokteran di fakultasnya.

Nah, sebelum itu, dia masih sempat menerima wawancara wartawan terkait dengan penelitiannya tentang khasiat tari poco-poco untuk mencegah penderita diabetes mengalami kepikunan (demensia). Temuan itu telah diujikan untuk promosi doktor di FK Universitas Indonesia, 22 April silam. Disertasi Ria itu mendapat nilai A.

Ibu Gabriel Caesario dan Mikhael Fabian tersebut mengungkapkan, dirinya meneliti keterkaitan tari poco-poco dengan pencegahan kepikunan sejak Desember 2013. Pada awal penelitiannya, Ria tidak langsung memilih tari poco-poco sebagai objek. Dia sempat berencana menggunakan tari saman (Aceh).

’’Tetapi, saya khawatir penderita diabetes mengalami kesulitan saat duduk dalam waktu lama. Apalagi kebanyakan responden saya berumur 45–59 tahun,’’ ujar wakil dekan I FK UPN Veteran Jakarta itu.

Ria juga sempat berencana menggunakan tari piring asal Minangkabau untuk bahan penelitian. Tetapi, lagi-lagi dia khawatir banyak piring yang pecah saat latihan. ’’Pada dasarnya, semua tari bisa mendorong daya ingat dan mencegah kepikunan,’’ jelas perempuan kelahiran Jakarta, 4 Mei 1966, tersebut.

Setelah berkonsultasi dengan dosen-dosen di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Ria akhirnya memilih tari poco-poco. Bagi para penderita diabetes, tari asal Manado itu cukup akomodatif. Irama lagunya enak dan gerakannya mudah diikuti. Responden tidak repot melakukannya. Kalangan tua sekalipun.

Terlahir Miskin dan Dilecehkan, Angkat Derajat Keluarga dengan Prestasi


SENYUM semingrah tak pernah absen dari raut muka I Kadek Sudiarsana di Aula Graha I, Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, siang itu.

Senin (18/5) kemarin, bisa jadi merupakan hari bersejarah baginya lantaran bisa bertemu dengan Menteri Anies Baswedan. I Kadek merupakan, salah satu putra terbaik bangsa yang berhasil membawa harum nama Indonesia di ajang Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2015, yang digelar di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS) beberapa hari lalu.

Remaja yang baru selesai menamatkan sekolahnya di SMA Negeri Bali Mandara Singaraja ini berhasil menyabet grand award di kategori matematika bersama rekannya bernama, I Dewa Ary Palguna.

Tapi siapa sangka, di balik senyumnya yang selalu diumbar, ternyata kehidupan Kadek kecil tak semanis perjalanannya mendapat penghargaan dari Intel ISEF 2015.

Yessy Artada, Jakarta

Kehidupan Kadek bisa dibilang tidak seberuntung teman-teman seusianya. Ketika teman sebayanya menghabiskan waku untuk bermain, Kadek kecil justru harus membanting tulang untuk bekerja. Terlahir dengan kondisi sangat miskin, membuat sosok berumur 18 tahun ini harus kerja ekstra keras.

Terlebih, ayahnya sudah tiada sejak dia berumur 3 bulan. Sementara sang ibu justru memilih menikah lagi dengan seorang pria di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan hampir tidak pernah mengirim uang. Hebatnya, meski perjalanan hidupnya sangat miris, tak sedikit pun kesedihan ia perlihatkan di raut wajahnya.

"Saya tinggal sama kakek nenek dan paman saja, tapi mereka juga orang tidak punya. Kami sangat miskin," ungkap Kadek dengan logat Bali.

Pelajar Indonesia Raih 2 Award di Kompetisi Sains Los Angeles



JAKARTA - Muhtaza Aziziya Syafiq dan Anjani Rahma Putri, siswi SMA Negeri 2 Sekayu, Sumatera Selatan berhasil meraih 2 Award dalam Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2014 yang diselenggarakan di Los Angeles, Amerika Serikat, 11-16 Mei 2014.

Muhtaza dan Anjani dengan karya ilmiah berjudul Green Refrigerant Box meraih the Development Focus Award dengan hadiah senilai US$10,000 dari the U.S. Agency for International Development (USAID). Selain itu mereka juga meraih Penghargaan Ketiga dengan hadiah senilai US$1,000 di kategori Engineering: Materials & Bioengineering.

Keberhasilan meraih 2 Award tersebut berdasarkan penilaian atas dasar karya ilmiah mereka yang membuat Green Refrigerant Box (kulkas tanpa freon dan listrik) dengan fokus pada penggunaan kayu Gelam sebagai solusi alternatif untuk pendingin buah-buahan dan sayur-sayuran.

Kabupaten Musi Banyuasin yang kaya akan potensi buah-buahan dan sayur-sayuran memiliki persoalan yang berkaitan dengan listrik. Itu lah yang mendasari ide mereka membuat alat pendingin untuk menyimpan buah yang tidak bergantung pada listrik dan freon berupa Green Refrigerant Box, sehingga dalam waktu 2 jam 20 menit, suhu semula 28 derajat celcius mampu turun menjadi 5,5 derajat celcius.

“Dunia membutuhkan lebih banyak ilmuwan, creator dan pengusaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengatasi tekanan tantangan global,” kata Director Public Affairs Intel Indonesia, Deva Rachman dalam siaran persnya, Sabtu (17/5).

“Intel percaya bahwa generasi muda adalah kunci untuk kepada inovasi, dan kami berharap bahwa pemenang ini menginspirasi lebih banyak siswa untuk terlibat dalam ilmu pengetahuan, teknologi, teknik dan matematika, sebagai dasar untuk kreativitas,” sambungnya.

Tahun ini, Intel ISEF diikuti oleh lebih dari 1.700 ilmuwan muda yang dipilih dari 435 kompetisi di lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Selain pemenang utama, lebih dari 500 finalis menerima penghargaan dan hadiah untuk penelitian inovatif mereka, termasuk 17 pemenang "Best of Category", yang masing-masing menerima hadiah sebesar US$ 5.000.

Intel Foundation juga memberikan hibah senilai US$ 1.000 untuk masing-masing sekolah dari pemenang dan kompetisi lokal yang mereka wakili. Selain itu, sejumlah siswa terpilih bakal mendapat penghargaan dan mengikuti perjalanan 11 hari ke China menghadiri kompetisi sains nasional terbesar di negara itu. (Fat/jpnn)

Ini Pesan Menteri Anies Pada Ilmuwan Muda Indonesia



JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyampaikan apresiasi pada para ilmuwan muda yang baru berlaga di Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2015 di Pittsburgh, Amerika Serikat (AS).

Anies meminta agar para ilmuwan muda itu menyampaikan keberhasilan tersebut kepada seluruh anak muda lainnya. Anies yakin, dengan cara tersebut akan banyak anak muda yang termotivasi melakukan hal positif untuk bangsa.

"Saya ingin Anda-anda di sini memproyeksikan pengalaman yang kalian dapatkan selama ini. Gambarkan rasa itu, ceritakan melalui foto-foto Anda, yang Anda raih saat ini bisa dijadikan motivasi untuk adek-adek kelas kalian," ujar Anies di kantornya, Jakarta.

Anies mengaku pernah punya pengalaman seperti itu. Yakni, ketika mendengar kakak kelasnya yang berprestasi bisa ke luar negeri mengharumkan nama Indonesia.

“saya jadi ingin seperti dia. Itu saya baru dengar dari orang lain. Bayangkan bagaimana seandainya kalau saya saat itu bisa tahu secara detail cerita keberhasilan dia," kenang Anies.

Meski demikian, mantan rektor Universitas Paramadina ini juga mengingatkan mereka agar tidak pelit dalam berbagi ilmu kepada orang lain. Dia berharap ilmuwan muda itu medorong generasi muda supaya berprestasi.

"Anda ini elite, karena Anda-anda ini terpilih bisa ke sana, tidak sembarangan orang. Ceritakan itu kepada teman-teman Anda. Ingat, kalian harus elite tapi jangan jadi eksklusif. Bangun hubungan baik dengan teman-teman Anda di luar negeri. Itu sangat baik," tutur Anies. (chi/jpnn)

Sabtu, 18 April 2015

Mark Zuckerberg luncurkan layanan internet tanpa pulsa di Indonesia


Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, mengumumkan peluncuran internet.org di Indonesia, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan akses internet sampai ke desa-desa.
Peluncuran ini diumumkan oleh Zuckerberg melalui laman Facebook resminya dan mengatakan "ini adalah sebuah langkah menghubungkan seluruh dunia."

"Setelah ini, semua di Indonesia akan memiliki peluang untuk membagi manfaat internet dan mengakses layanan gratis seperti situs terkait pekerjaan, kesehatan, pendidikan, komunikasi dalam jaringan Indosat."

"Melalui upaya ini, kami akan mengurangi biaya akses internet dan meningkatkan kesadaran akan manfaat internet.

"Dan kami akan terus mengerjakan internet.org di banyak negara, sehingga satu hari nanti, tiap orang bisa punya kesempatan untuk terhubung dengan dunia."
Pengguna aktif internet sekitar 72 juta

Diperkirakan baru sepertiga penduduk Indonesia yang sudah terkoneksi dengan internet. Data yang dikutip dari We Are Social pada awal 2015 menunjukan pengguna internet aktif Indonesia sekitar 72,7 juta.

Sebelumnya, internet.org juga telah diluncurkan di India, Ghana, Kenya, Kolombia, dan Tanzania.
Di Indonesia, internet.org bekerja sama dengan Indosat.
Pelanggan dapat mengakses layanan "internet tanpa pulsa" melalui www.internet.org atau dengan mengunduh aplikasi Internet.org dari Playstore Android.

Sejumlah situs yang bisa diakses gratis di antaranya Ask.com, Wikipedia, Merdeka.com, Bola.net, Accuweather, Jobstreet, OLX, Tokopedia, BabyCenter, UNICEF Facts for Life dan tentu saja Facebook.

Alexander Rusli, Presiden Direktur dan CEO Indosat mengatakan ini menjadi salah satu komitmen mereka mendukung perluasan akses internet di perkotaan dan pedesaan.
Indonesia menargetkan unruk membawa konektivitas nirkabel bagi semua orang di perkotaan dan 52% dari penduduk di daerah pedesaan pada akhir 2019 mendatang.