Rabu, 27 Mei 2015

Bocah Jenius, Lulus Kuliah di Umur 11 Tahun


Kini tengah mengejar mimpinya menjadi pemenang hadiah Nobel.

Dream - Bocah berusia 11 tahun menguncang dunia pendidikan Negeri Paman Sam. Di usianya yang masih belia dia sudah lulus dari bangku perguruan tinggi.

Tanishq Abraham, baru saja diwisuda dari American River Collega di Sacramento, California. Di tengah kekaguman publik, Abraham malah berkomentar santai.

"Ini bukan hal yang besar bagi saya," kata Abraham yang lulus dengan nilai 4 seperti dikutip dari laman Time.com, Jumat, 22 Mei 2015.

Hal yang mengejutkan, Abraham baru saja menyelesaikan tes kelulusan dari sekolah menengah di California.

Meski santai menanggapi prestasi besarnya, tak pelak kehadiran Abraham seolah mengintimidasi rekan satu kampusnya. Sebagian lagi mengaku bangga bisa satu kelas dengan seorang mahasiswa cilik.

Pihak kampus, ARC, sendiri belum bisa memastikan apakah Abraham termasuk lulusan sekolah termuda dalam sejarah. "Namun yang pasti dia lulusan termuda tahun ini," kata Juru Bicara ARC, Scott Crow.

Bocah ajaib ini masuk dunia pendidikan dimulai dari Mensa International pada usia 4 tahun. Abraham mulai menapaki dunia kuliah dengan menjadi mahasiswa ARC pada usia 7 tahun.

Tak cuma Abraham, kakak perempuannya juga termasuk bocah ajaib. Tiara tercatat mulai masuk dunia kuliah pada usia 7 tahun.

"Sejak di Taman Kanak-kanak, Tanishq tumbuh lebih cepat, bahkan jauh beberapa tahun ke depan," kata Kaji, ibu Abraham.

Tak puas hanya lulus sarjana, Abraham telah merancang masa depannya dengan bertekad memperoleh gelar Sarjana Kedokteran.

Kepada KCRA, Abraham mengatakan ingin menjadi seorang doktor dan peneliti kesehatan, sebelum menjadi Presiden Amerika Serikat.

Cita-citanya ini bahkan diunggah Tanishq Abraham dalam akun media sosialnya. Tak lupa Abraham bermimpi bisa memperoleh penghargaan dunia sains tertinggi, Noble Prize.

Sri Mulyani masuk daftar 100 wanita paling berpengaruh di dunia


Merdeka.com - Majalah Forbes melansir data terbaru mengenai Wanita Paling Berpengaruh di dunia atau The World's 100 Most Powerful Women 2015. Penilaian wanita ini dilihat dari berbagai aspek mulai dari pengusaha, CEO, panutan, aktivis, miliuner, dan juga berdasarkan peringkat uang, momentum media serta pengaruh dampak lingkungan dan lain sebagainya.

Dalam daftar tersebut, peringkat pertama wanita paling berpengaruh di dunia adalah Kanselir Jerman Angela Merkel, kemudian peringkat kedua diduduki Hillary Clinton, dan di peringkat ketiga adalah Melinda Gates, istri dari Bill Gates. Namun demikian, dari 100 nama wanita di daftar tersebut terselip nama Sri Mulyani Indrawati.

Sri Mulyani menjadi satu-satunya wanita Indonesia yang masuk dalam daftar wanita paling berpengaruh di dunia. Sri Mulyani adalah mantan menteri keuangan Indonesia yang menduduki peringkat 31 dalam daftar bergengsi tersebut.

Dilansir dari Forbes, Sri Mulyani dinilai menempati posisi penting sebagai wanita paling senior di Bank Dunia. Sri Mulyani yang juga mantan menteri koordinator bidang perekonomian ini sudah bergabung ke Bank Dunia sejak 2010 silam.

Bekerja di Bank Dunia, Sri Mulyani menjalani tugas menyatukan ide-ide terbaik dan orang-orang dari 188 negara anggota lembaga untuk mencapai tujuan yaitu mengakhiri kemiskinan dan menyebarkan kesejahteraan.

Sabtu, 23 Mei 2015

Jahe, Salah Satu Minuman Ahli Surga Yang Disebut Al-Quran



TUMBUHAN jahe (Zingiber officinale), merupakan tanaman rimpang populer yang dikenal sebagai rempah-rempah dan bahan obat.

Tumbuhan berasa pedas karena disebabkan senyawa keton bernama zingeron ini suka dibuat minuman ini rakyat Indonesia.

Jahe adalah tanaman herba semusim,  dengan tinggi 40-50 cm.  Tumbuhan ini banyak digunakan sebagai bumbu dapur maupun obat-obatan. Hampir sebagian besar di belahan bumi cukup akrab dengan tumbuhan ini. Saking akrabnya, jahe memiliki banyak nama di pelbagai daerah.

Di Indonesia misalnya, berbagai daerah mempunyai sebutan macam-macam bagi jahe. Di Aceh jahe disebut “halia”, di Batak Karo disebut “bahing”. Orang Sumatera Barat menyebutnya “sipadeh”  dan di Jawa disebutan “jae” atau “jahe”.

Tumbuhan yang mengandung 1-4 persen minyak atsiri dan oleoresin ini sesungguhnya memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi tubuh, kesehatan dan obat-obatan.

Secara umum, jahe bermanfaat  sebagai minuman, bumbu masak dan obat. Sebab jahe telah terbukti memiliki efek antimikrob (membunuh bakteri), antifungal (melawan jamur), antioksidan, antiimflamasi (melwan peradangan), dan imunomodulator (meningkatkan kekebalan), analgesic (menghilangkan rasa nyeri), dan memiliki efek perlindungan terhadap saluran pencernaan.

Secara klinik, efek nyata dari jahe adalah untuk menghilangkan gejala mual pada perempuan hamil. Efek lainnya mencegah mual setelah operasi, mencegah mabuk karena perjalanan, dan sakit karena osteoartitis (radang sendi).

Di antara manfaat jahe diantaranya;

Menurunkan tekanan darah (hipertensi). Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah.
Membantu pencernaan dan mencegah mual. Karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak.
Mencegah tersumbatnya pembuluh darah. Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung.
Jahe mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
Pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan migren.
Jahe bermanfaat meningkatkan gairah seksual. Judy Dutton dari majalah Redbook menjelaskan, jauh –baik dibuat minuman atau dikunyah—bisa meningkatkan gairah seks.
Sebab rempah ini mempercepat metabolisme tubuh sehingga tubuh mendapatkan energi seksual yang baru.

Sementara seksolog klinis, Ava Cadell, PhD, mengatakan, tumbuhan akar ini dapat meningkatkan aliran darah ke alat genital pria dan wanita.



Jahe (Zingiber officinale)

Tanaman Surga

Namun yang lebih menarik, jahe adalah tumbuhan/tanaman yang namanya disebut-sebut Al-Quran dan juga digunakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam sebagai pengobatan.

Dari Abu Sa’id Al Khudri dia menceritakan: “Raja Romawi pernah menghadiahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam satu karung jahe. Beliau memberikan kepada setiap orang satu potong untuk dimakan dan aku juga mendapatkan satu potong untuk kumakan.” (HR: Abu Nuaim).

Sementara Allah Subhanahu Wata’ala memujinya dalam salah satu surat yang bunyinya sebagai berikut;

وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلًا

“Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.“ (QS: Al Insan (76 ) : 17 )

Para ulama  berpendapat bahwa yang dimaksud di dalam ayat ini adalah minuman surga yang di campur zanjabil (jahe).
Dalam Tafsir Nurul Qur’an oleh Sayyid Kalam Faqih, beliau mengutip dari perkataan Ibnu Abbas bahwa: “Kenikmatan – kenikmatan yang telah disebutkan Allah dalam al Qur’an adalah yang namanya kita kenal. Misalnya, Dia menyebutkan “minuman segar di campur zanjabil”, zanjabil adalah nama untuk jahe, yaitu tanaman akar – akaran yang aromanya sangat disukai oleh orang Arab (Faqih, 2006 : 52).

Fenomena ini menunjukkan bahwa alam dan tumbuhan diciptakan Allah Subhanahu Wata’ala ini tidaklah sia-sia. Sbagaimana dalam Al – Qur’an Surat Al-anbiya’ ayat 16: “Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada diantara keduanya dengan main-main.” Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.*

Hafidz Qur’an Ini Tanggapi Bacaan Quran Langgam Jawa


Hidayatullah.com — Ahmad Muzakkir Abdurrahman, peraih Juara Terbaik I kategori 30 Juz pada Musabaqah Hafalan al-Quran & Hadits Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz Alu Su’ud (MTQH) tingkat Nasional tahun 2010, turut mengikuti pemberitaan soal pembacaan Al Qur’an dengan langgam Jawa di Istana Negara, beberapa waktu lalu.

Saat ditanya pendapatnya soal Al Qur’an yang dibaca dengan langgam Jawa itu, dia bilang sah-sah saja. Tapi dia menegaskan dengan adanya pengecualian.

“Asalkan langgam tersebut menyesuai dan tidak menyalahi hukum tajwid yang sudah ditetapkan para qurro atau ulama dibidang Al-Qur’an,” katanya dalam obrolan dengan hidayatullah.com, Rabu (20/05/2015).

Anak muda yang tercatat sebagai mahasiswa Universitas Ahgaff, Tarim Hadhramaut, Yaman, ini mengaku mendaraskan pendapatnya tersebut berdasarkan pendapat Imam Al Jazari yang mengatakan bahwa setiap orang yang membaca Al Qur’an diwajibkan untuk membacanya dengan metode tajwid yang benar. Dan, barangsiapa yang tidak memperbaiki tajwid bacaanya maka dia termasuk orang yang berdosa.

Dia menjelaskan, di dalam Syarah al Jazariyyah, diterangkan seperti apakah orang yang bacaannya tidak bertajwid? Yaitu bacaan yang tidak sesuai dengan hukum bacaan Al Qur’an dan bisa merubah makna.

“Kesimpulannya, selama bacaan tersebut masih dalam koridor tajwid dan tidak merubah makna masih diperbolehkan,” imbuhnya.

Namun Muzakkir menegaskan, sekiranya bacaan Al Qur’an dengan langgam Jawa atau lainnya hanya akan menjadi bahan ejekan atau permainan yang tidak sesuai dengan hikmah Al Qur’an, maka hal tersebut tidak dilakukan berlandaskan kaidah fifih yakni menjauhi dampak negatif lebih diutamakan.

Lulusan Paket

Ahmad Muzakkir Abdurrahman bukanlah seorang dosen. Pria yang telah menghafal Al Qur’an 30 Juz ini pada tahun 2010 lalu didaulat mewakili Indonesia pada level MHQH Tingkat Asia Fasifik yang digelar di Jakarta.

Berkah dari hafalan al-Qur’an rupanya telah mengantarkannya bisa diterima sekolah di mana-mana. Terutama kampus Islam di luar negeri. Dia sempat ditawari untuk tes dan masuk ke Universitas Madinah, Saudi Arabia. Namun Muzakkir menolak.

“Soalnya Wagub (Kaltim, red) sudah duluan memberi beasiswa ke Universitas Ahgaff, Tarim Hadhramaut, ndak enak kalau ngambil yang lain lagi,” kata anak dari Abdurrahman Daeng Lopo dan Sitti Aisyah Gani Tamba ini suatu kali pada wartawan hidayatullah.com.

Muzakkir mengaku, menghafal al-Qur’an sebenarnya sangat mudah. “Kuncinya satu, baca!,” katanya.

Al-Qur’an pada dasarnya sangat mudah dipelajari dan dihafalkan. Yang kadang jadi masalah, kata dia, adalah beban dalam diri yang selalu menuntut untuk menambah dan menambah. Padahal perkara menambah jumlah hafalan sangat mudah, justru yang susah adalah mempertahankan nya.

Muzakkir punya trik khusus untuk selalu bisa mengingat hafalannya. Caranya, setiap hari minimal dia harus mengaji atau mengulang hafalan sebanyak 2 halaman. Itu bisa dilakukan sambil duduk, jalan-jalan, atau bahkan sambil bermain Facebook.

“Kalau benar-benar sibuk dan waktunya sempit, ya satu halaman cukup,” ujar  lulusan Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Pacet, Mojokerto, Jawa Timur dan Pondok Pesantren Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) ini.*

[Video] Qori’ Internasional KH Muammar ZA: Baca Al-Qur’an Langgam Jawa Dilarang Nabi


Hidayatullah.com—Qori’ Internasional KH Muammar ZA mengatakan membacakan Al Qur’an dengan langgam Jawa dan Sunda sebagai contoh, adalah cara membaca yang dilarang oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.

Pernyataan Muammar ZA ini disampaikan dalam sebuah video tutorial tentang tata-cara dan adab membaca Al-Quran. Video tutorial ini diunggah pertama kali oleh Amin Mungamar di akun Youtube 17 Mei  2015, dua hari pasca pembacaan Al-Quran langgam Jawa dalam Peringatan Isra’ Mi’raj di Istana Negara hari Jum’at (15/05/2015) yang akhirnya menimbulkan polemik.

Video unggahan Amin Mungamar ini merupakan rekaman Kaset Bimbingan Tilawatil Qur’an edisi VIII B.  Yang menarik, pria seorang hafidz (penghafal Al-Qur’an) dan qari’ (pelantun Al-Qur’an) ini memberikan contoh potongan-potongan bacaan Al-Quran dalam langgam Jawa dan Sunda, jauh lebih baik dari bacaan Mohammad Yasser Arafat saat membaca di Istana Negara.

Berikut kutipan Muammar ZA dalam video ini terkait larangan langgam Jawa dan Sunda untuk membaca Al-Quran: [Lihat videonya di SINI]

“Rasul memerintahkan kepada kita untuk menghiasi AL Qur’an agar lebih bagus lagi dengan suara yang bagus dengan lagu yang bagus, tetapi dengan lagu Arab.

Kata Rasul : “اقْرَءُوا الْقُرْآنَ بِلُحُونِ الْعَرَبِ ” Baca Al Qur’an dengan lagu, dengan dialeg Arab.

Hiasi AL Qur’an yang sudah sangat indah itu dengan suaramu yang bagus. Sesungguhnya suara yang bagus itu akan menambah kehebatan Al-Qur’an.

Jadi para pendengar, bahwa kita diperintahkan membaca Al-Qur’an dengan bahasa, dialeg, serta lagu Arab. Ya kalau dengan lagu lagu lain bisa saja. Cuma nampaknya ggak enak, ggak selaras, ggak serasi. Saya bisa saja membaca Al-Qur’an dengan lagu Sunda, saya bisa baca Al-Qur’an dengan lagu Jawa misalnya.

Mungkin dari segi tajwidnya tidak terlalu salah. Akan tetapi dari segi dzuq nya, dari segi lain lainnya kurang baik dan tidak serasi.

Anda Mau contoh?

Dengan Lagu Jawa misalnya. Begini: (Muammar akhirnya membaca Surat At Tin dengan langgam Jawa sangat indah). Nampaknya Lucu sekali. Anda teliti dari segi tajwidnya mungkin tidak terlalu salah. Sulit dicari kesalahannya. Tetapi dari segi Lahna, dari segi Dzuq, itu sudah jauh sekali. Dan tentu Rasul Sudah melarang ini.

Sekarang ada yang suka baca-baca dengan lagu Sunda yang terasa ggak enak.

Kita dengarkan, ada yang baca begini: (Muammar membaca surat Al Fatihah dengan lamnggam Sunda menirukan lagu Manuk Dadali dengan sangat menarik).

Astagfirullah, itu cuma contoh saya mohon maaf. Kayaknya main-main. Itu yang Rasul larang.

Al-Qur’an Kalamullah, diturunkan di Saudi Arabia, diturunkan dengan Bahasa Arab. Disuruh dibaca dengan lagu Arab. Jadi rasanya ganjil kalau dilagukan dengan lagu-lagu lain.

Maaf itu cuma contoh saja, dan pasti Anda mendengarnya tidak enak.”  [Lihat videonya di SINI]

Segudang Prestasi

Muammar bernama lengkap Muammad Zainal Asyikini (disingkat Muammar ZA) lahir di Pemalang Jawa Tengah pada 14 Juni 1954 bukan sosok asing dalam dunia qori’.

Ia dikenal memiliki segudang prestasi yang berhubungan dunia qiro’ah Al-Quran. Di antaranya, ia pernah menjadi juara 1 MTQ Se Propinsi DIY tahun 1967.  Selain itu, selama tiga kali berturut-turut (1967, 1972, 1973) menjuarai MTQ tingkal nasional mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Tahun 1979 menjadi 1986 menjadi juara dalam lomba qori’ tingkat Internasional. Atas berbagai keberhasilannya ia kerap diundang keliling di berbagai belahan dunia. Di antaranya dia diundang mengaji di Istana Raja Hasanah Bolikia (Brunei), Istana Yang Dipertuan Agong Malaysia hingga Jazirah Arab.

Meski lantunan Muammar ZA dalam langgam Jawa dan Sunda sangat indah, ia tetap menyebutnya pembacaan seperti itu dilarang Nabi.* [Lihat videonya di SINI]

Kamis, 21 Mei 2015

Zheng He: Penjelajah Terbaik China yang Seorang Muslim


Hidayatullah.com—Saat orang-orang memikirkan penjelajah hebat, yang ada dalam angan-angan mereka adalah nama-nama yang sudah umum: Marco Polo, Ibnu Batutah, Evliya Celebi, Christopher Colombus, dsb.

Tapi tidak banyak yang tahu tentang salah satu penjelajah paling menarik dan berpengaruh dalam sejarah ini. Di China, namanya cukup terdengar, namun tidak banyak yang mengenalinya atau mengaguminya. Dialah Zheng He, pria Muslim yang menjadi laksamana, penjelajah, serta diplomat paling hebat di China.

Asal Mula

Zheng He lahir pada tahun 1371 di selatan China, tepatnya di daerah Yunnan di tengah-tengah keluarga Hui, etnis China yang memeluk Islam. Nama lahirnya adalah Ma He. Di China, nama marga disebut terlebih dahulu sebelum nama lahir. “Ma” diketahui di China sebagai kependekan dari “Muhammad”, menunjukkan akar Zheng He sebagai seorang muslim. Baik ayah maupun kakeknya mampu untuk pergi haji ke Mekah, jadi Zheng He sudah pasti datang dari keluarga Muslim taat.

Saat masih kecil, kotanya diserbu oleh tentara Dinasti Ming. Dia ditangkap dan dipindahkan ke ibukota Dinasti, Nanjing, dimana dia bekerja untuk keluarga kerajaan. Meski tertindas dan berada dalam situasi sulit, Zheng He mampu berteman dengan salah satu pangeran, Zhu Di. Dan saat Zhu Di diangkat menjadi kaisar, Zheng He naik ke tingkatan tertinggi dalam pemerintahan. Saat inilah dia mendapatkan gelar kehormatan ‘Zheng’, dan Ma He pun kini meyandang nama Zheng He. Di Indonesia, dia lebih dikenal sebagai Cheng Ho.

Ekspedisi

Pada 1405, saat Kaisar Zhu Di memutuskan untuk mengirim sepasukan besar kapal untuk eksplorasi dan perdagangan dengan seluruh dunia, dia memilih Zheng He untuk memimpin ekspedisi. Skala ekspedisi ini amatlah masif. Secara keseluruhan, hampir 30.000 pelaut berangkat untuk setiap pelayaran, dan Zheng He memimpin mereka semua. Antara 1405 hingga 1433, Zheng He memimpin tujuh ekspedisi ke daerah-daerah yang kini menjadi Malaysia, Indonesia, Thailand, India, Sri Lanka, Iran, Oman, Yaman, Arab Saudi, Somalia, Kenya, dan negara-negara lainnya. Bisa jadi dalam salah satu perjalanannya, Zheng He mampir ke Makkah untuk melaksanakan ibadah haji.

Zheng He bukan satu-satunya Muslim dalam ekspedisi ini. Banyak dari penasehatnya juga Muslim China, seperti Ma Huan, seorang penterjemah yang dapat berbicara dalam Bahasa Arab hingga dirinya mampu untuk bercakap-cakap dengan para Muslim yang mereka temui sepanjang perjalanan. Dia menulis sebuah jurnal tentang petualangannya, berjudul Ying-yai Sheng-lan, yang kini merupakan referensi penting untuk memahami peradaban di sekitar Samudera Hindia pada abad ke-15.

Melihat ukurannya, ekspedisi ini adalah suatu kejadian yang tidak akan mudah dilupakan orang. Kapal-kapal yang dikomando Zheng He berukuran hingga 400 kaki (sekitar 122 meter) panjangnya, jauh lebih besar dari kapal-kapal Colombus yang berlayar membelah Samudera Atlantik. Selama ratusan tahun, orang-orang mengira proporsi kapal yang terlalu besar ini adalah hal yang dilebih-lebihkan. Akan tetapi, bukti arkeologis dari galangan kapal dimana mereka membangun kapal-kapal tersebut, yang berada di Sungai Yangtze, membuktikan bahwa kapal-kapal ini memang lebih besar daripada lapangan sepak bola modern
Kemanapun mereka berlayar, mereka mendapatkan rasa hormat (terkadang rasa takut) dari orang-orang lokal, yang kemudian menawarkan hadiah untuk Kekaisaran China. Karena hadiah-hadiah serta perdagangan yang dilakukan dengan orang-orang inilah, Zheng He selalu pulang ke China dengan berbagai macam barang, seperti gading, unta, emas, dan bahkan seekor jerapah dari Afrika. Ekspedisi-ekspedisi ini dilaksanakan untuk membawa satu pesan untuk dunia: bahwa China adalah kekaisaran superpower dalam hal ekonomi dan politik.

Penyebaran Islam

Tidak hanya ekonomi dan politik yang diurus oleh Zheng He dalam petualangannya. Dia dan para penasehatnya yang beragama Islam secara reguler menyebarkan Islam kemanapun mereka pergi. Di pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah Indonesia, seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan dan lainnya, Zheng He bertemu dengan komunitas-komunitas Muslim di sana. Islam telah tersebar di Asia Tenggara beberapa ratus tahun sebelumnya melalui saudagar dari Arab dan India. Zheng He secara aktif mendukung bertumbuhnya Islam di daerah-daerah itu.

Zheng He bahkan mendirikan komunitas Muslim keturunan Tionghoa di Palembang, di seluruh Jawa, Semenanjung Malaya, dan Filipina. Komunitas-komunitas ini mendakwahkan Islam ke warga sekitar dan sangat vital untuk penyebaran Islam di daerah-daerah tersebut. Armada Zheng He juga membangun masjid-masjid dan mendirikan fasilitas-fasilitas umum lainnya yang akan dibutuhkan oleh masyarakat Muslim lokal.

Bahkan setelah kematiannya pada 1433, Muslim keturunan Tionghoa lainnya melanjutkan pekerjaanya di Asia Tenggara untuk menyebarkan Islam. Saudagar Muslim China di Asia Tenggara disarankan untuk menikah dan melakukan asimilasi dengan orang-orang lokal di pulau-pulau dan Semenanjung Malaka. Ini memperbanyak jumlah Muslim di Asia Tenggara, sekaligus menguatkan dan memberi warna pada pertumbuhan komunitas Muslim.

Warisan

Sebagai seorang laksamana, prajurit, dan pedagang, Zheng He adalah seorang raksasa dalam sejarah bangsa China dan agama Islam. Dia dipandang sebagai salah satu figure penting bagi proses persebaran Islam di Asia Tenggara. Sayangnya, setelah kematiannya, kekaisaran China mengganti filosofinya menjadi lebih condong pada ajaran Confusianisme, dimana mereka tidak menyarankan ekspedisi seperti yang dilakukan Zheng He. Sebagai hasilnya, seluruh pencapaian dan kontribusinya terlupakan selama beratus tahun di China.

Namun warisannya di Asia Tenggara memiliki nasib yang bertolak belakang. Banyak masjid di daerah ini dinamai seperti namanya. Islam menyebar dalam berbagai cara di Asia Tenggara, termasuk perdagangan, penceramah keliling, dan imigrasi. Laksamana Zheng He juga merupakan bagian dari persebaran di daerah tersebut. Kini, Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, dan hal tersebut tidak lepas dari peran Zheng He, alias Cheng

5 Penemuan Muslim yang Mengubah Dunia


Hidayatullah.com—Umat Islam sering bangga dengan berbagai penemuan ilmuwan Barat. Tapi tahukah Anda, banyak penemuan yang menakjubkan termasuk ilmu pengetahuan, teknologi –bahkan makanan—justru ditemukan kaum Muslim.

1. Kopi


Sekitar 1,6 milyar cangkir kopi dikonsumsi di seluruh dunia setiap harinya. Milyaran orang bergantung padanya sebagai bagian dari kesehariannya. Dan ternyata, tidak banyak yang tahu tentang kontribusi Muslim terhadap minuman yang ada di mana-mana ini.

Menurut catatan sejarah, pada tahun 1400-an, kopi menjadi minuman yang sangat populer diantara Muslim di Yaman, selatan Semenanjung Arab. Konon katanya, seorang penggembala (ada yang mengatakan di Yaman, ada yang bilang di Ethiopia) memperhatikan bahwa kambing-kambingnya menjadi sangat enerjik dan lincah saat mereka memakan biji-biji dari sebuah pohon. Dia kemudian mencobanya sendiri, dan menyadari bahwa dirinya juga mendapatkan tambahan enerji.

Seiring berjalannya waktu, tradisi memanggang biji-biji tersebut lantas menyeduhnya dengan air untuk menciptakan minuman yang meski pahit namun bertenaga semakin berkembang, dan lahirlah kopi.

Terlepas dari benar tidaknya cerita tentang penggembala kambing itu, kopi menemukan jalannya dari dataran tinggi Yaman ke seluruh Kekaisaran Ottoman (Khilafah Usmaniyah/Usmani), sebuah kekaisaran Muslim yang berpengaruh pada abad ke-15.

Kedai-kedai khusus menjual kopi mulai bermunculan di seluruh kota Muslim di dunia: Kairo, Istanbul, Damaskus, hingga Baghdad.

Dari daerah Muslim, minuman itu menyebar hingga ke Eropa melalui kota perdagangan Venezia, Italia. Meski pada awalnya dicap sebagai “minuman Muslim” oleh gereja Katolik, kopi akhirnya menjadi bagian dari budaya Eropa. Kedai-kedai kopi di tahun 1600-an adalah tempat para pemikir bertemu dan mendiskusikan isu-isu seperti hak asasi, peran pemerintah, dan demokrasi. Diskusi-diskusi sambil meminum kopi inilah yang akhirnya melahirkan Abad Pencerahan, salah satu pergerakan intelektual paling powerful dalam sejarah modern dunia.

Dari seorang penggembala kambing menuju pembentukan pemikiran politik Eropa melalui lebih dari satu milyar cangkir sehari, penemuan Muslim ini adalah salah satu penemuan paling penting dalam sejarah Manusia.

2. Aljabar


Sementara banyak anak-anak SMP dan SMA berkutat dengan matematika, dan tidak menghargai pentingnya Aljabar, subyek tersebut adalah salah satu kontribusi Muslim paling penting selama masa kejayaannya hingga sekarang.

Aljabar dikembangkan oleh ilmuwan dan matematikawan hebat, Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi, yang hidup antara 780 hingga 850 di Persia dan Iraq.


al-Khawarizmi menjelaskan bagaimana menggunakan persamaan aljabar dengan variabel yang tidak diketahui untuk menyelesaikan masalah-masalah di masyarakat,

Dalam bukunya yang monumental, Al-Kitāb al-Mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala (Bahasa Inggris: The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing), beliau menetapkan dasar penting dari persamaan aljabar. Judul bukunya sendiri mengandung kata “al-jabr” yang artinya “completion (penyelesaian)”, darimana kata Latin algebra bersumber?

Di bukunya, al-Khawarizmi menjelaskan bagaimana menggunakan persamaan aljabar dengan variabel yang tidak diketahui untuk menyelesaikan masalah-masalah di masyarakat, seperti perhitungan zakat dan warisan.

Aspek unik dari alasannya menggembangkan aljabar adalah hasratnya untuk menjadikan perhitungan yang ditetapkan oleh hukum Islam (zakat dan warisan, misalnya), lebih mudah di dunia yang saat itu belum ada kalkulator dan komputer.

Buku-buku karangan Al-Khawarizmi diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin di Eropa pada tahun 1000-an dan 1100-an, dimana beliau dikenal dengan nama Algoritmi (dan kata Alogaritma didasarkan pada nama dan hasil kerjanya).

Tanpa kerja kerasnya mengembangkan aljabar, aplikasi praktis modern dari matematika, seperti tehnik mesin, tidak akan mungkin dilakukan. Tulisan-tulisannya digunakan sebagai referensi matematika di universitas-universitas Eropa selama beratus-ratus tahun setelah kepergiannya.

3. Gelar Sarjana


Universitas juga termasuk ke dalam penemuan yang dibuat oleh dunia Muslim. Dalam masa awal sejarah Islam, masjid melakukan peran ganda sebagai sekolah juga. Orang yang mengimami shalat juga mengajar sejumlah murid tentang ilmu-ilmu agama seperti mengaji, fikih, dan hadits. Akan tetapi saat Muslim mulai berkembang, dibutuhkan pula sekolah-sekolah formal, yang disebut madrasah, bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada para murid ini.


Madrasah formal pertama adalah Al-Karaouine, didirikan pada 859 oleh Fatima al-Fihri di Fes, Maroko

Madrasah formal pertama adalah Al-Karaouine, didirikan pada 859 oleh Fatima al-Fihri di Fes, Maroko. Sekolah milik beliau menarik sejumlah ilmuwan-ilmuwan besar di Afrika Utara, serta beberapa murid-murid tercedas milik bangsa. Di Al-Karaouine, murid-murid diajar oleh para guru untuk beberapa tahun dalam berbagai mata pelajaran, mulai dari pelajaran duniawi hingga ilmu agama. Pada akhir masa pendidikan, jika para guru menilai murid mereka memenuhi syarat, mereka akan memberikan sebuah sertifikat yang disebut ijazah, yang mengakui bahwa murid tersebut telah memahami materi-materi yang diberikan dan kini memenuhi syarat untuk mengajarkannya. 
KONSEP institusi pendidikan pemberi gelar ini dengan cepat menyebar ke seluruh dunia Muslim. Universitas Al-Azhar berdiri di Kairo pada tahun 970, dan pada tahun 1000-an, kaum Seljuk mendirikan lusinan madrasah di seluruh Timur Tengah. Konsep sebuah institusi yang memberikan sertifikat pencapaian (gelar) menyebar ke Eropa melalui Muslim Spanyol, dimana para murid dari penjuru Eropa berbondong-bondong datang untuk menuntut ilmu. Universitas Bologna di Italia dan Universitas Oxford di Inggris berdiri pada abad ke-11 dan 12, dan meneruskan tradisi Muslim untuk memberikan gelar bagi para murid yang pantas mendapatkannya, dan menggunakannya untuk menilai kualifikasi seseorang dalam subyek tertentu.

4. Marching Band Militer


Banyak pelajar SMA dan Universitas di Barat yang familier dengan marching band. Kalau di Indonesia, lebih umum disebut drum band. Terdiri atas beberapa ratus musisi, sebuah band berbaris di lapangan dalam sebuah pertandingan olahraga untuk menghibur penonton dan menyemangati pemain. Marching band sekolah ini dikembangkan dari marching band militer selama Abad Mesiu di Eropa yang dibentuk untuk menyemangati prajurit selama perang. Tradisi ini berasal dari band mehter milik kekaisaran Ottoman di tahun 1300-an yang membantu tentara Ottoman (Usmaniyah/Usmani) menjadi salah satu armada paling kuat di dunia.

Sebagai bagian dari satuan khusus Janissary di Kekaisaran Ottoman, Band Mehter bertugas untuk memainkan musik yang keras untuk menakut-nakuti musuh dan menyemangati pasukan. Menggunakan drum-drum besar dan simbal yang beradu, suara yang dihasilkan oleh band mehter dapat terdengar bermil-mil jauhnya. Selama masa pendudukan Ottoman di negara-negara Balkan dari abad ke-14 hingga 16, band mehter menemani tentara Ottoman yang ditakuti, yang tampak tak terkalahkan bahkan di hadapan pasukan Eropa yang besar.


Band Mehter bertugas untuk memainkan musik yang keras untuk menakut-nakuti musuh dan menyemangati pasukan

Pada akhirnya, kaum Kristiani Eropa menyadari fungsi dari band militer untuk menakut-nakuti musuh. Konon, bahwa setelah pengepungan Wina oleh Ottoman di 1683, tentara Ottoman yang mundur meninggalkan lusinan alat musik, yang dikumpulkan oleh orang Austria, dan dipelajari, lantas mereka manfaatkan. Tentara di seluruh Eropa dengan segera membentuk marching band militernya sendiri, merevolusi cara berperang di Eropa selama berabad-abad.

5. Kamera


Susah membayangkan dunia tanpa fotografi. Perusahaan-perusahaan beromzet milyaran seperti Instagram dan Canon dibangun berdasarkan ide untuk menangkap cahaya dari sebuah kejadian, menciptakan gambar darinya, dan mereproduksi gambar tersebut. Namun itu semua tidak akan mungkin tanpa penemuan penting dari seorang ilmuwan Muslim pada abad ke-11, Ibnu Al-Haytham, yang mengembangkan dunia peroptikan dan mendeskripsikan bagaimana kamera pertama bekerja.

Tinggal dan bekerja di Kairo pada awal tahun 1000-an, Ibnu Al-Haytham adalah salah satu ilmuwan terhebat sepanjang masa. Untuk meregulasi perkembangan ilmu pengetahuan, beliau mengembangkan metode ilmiah, sebuah proses dasar yang dilakukan semua peneliti ilmiah saat meneliti sesuatu. Saat beliau divonis menjadi tahanan rumah oleh penguasa Fatimid, al-Hakim, beliau memiliki kesempatan untuk mempelajari bagaimana cahaya bekerja.

Penelitiannya sebagian fokus untuk mempelajari bagaimana kamera lubang jarum bekerja. Ibnu Al-Haytham adalah ilmuwan pertama yang menyadari bahwa segaris cahaya dapat masuk dari luar ke dalam sebuah kotak gelap lewat lubang kecil, dan diproyeksikan di dinding belakangnya. Beliau menyadari bahwa semakin kecil lubangnya (aperture-nya), semakin tajam kualitasnya. Hal tersebut menginspirasinya untuk membuat sebuah kamera yang sangat akurat dan tajam saat mengambil sebuah gambar.

Penemuan al-Haytham mengenai kamera dan bagaimana memproyeksikan dan menangkap sebuah gambar mendorong perkembangan kamera modern dengan konsep yang sama. Tanpa penelitiannya tentang bagaimana cahaya bergerak melalui aperture dan diproyeksikan, mekanisme modern di dalam semua kamera tidak akan pernah ada.*/Tika Af’ida, dari lostislamichistory.com