Sabtu, 21 Januari 2023

Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar Modul 2 Mendidik dan Mengajar -

 

Pada modul ini kita akan bersama berefleksi mengenai praktik mengajar kita apakah sudah cukup menyiapkan murid di masa depan? Terdapat tiga tahapan untuk dapat menyelesaikan Modul 1 ini yaitu :

 

Pada Modul 2, ada tiga materi yang akan dipelajari antara lain :

  • Mendidik Menyeluruh
  • Pendidikan selama satu abad
  • Menjadi manusia (secara) utuh

 

 

 

A. Materi Aktivitas "Mendidik Menyeluruh"

 

 

Salam dan bahagia Ibu dan Bapak guru. Selamat datang di Modul Mendidik dan Mengajar. Modul ini terdiri dari beberapa materi yang akan kita pelajari bersama. Kali ini kita akan membahas materi mendidik menyeluruh berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara. agar kita dapat memahami gagasan-gagasan Dewantara mengenai tujuan pendidikan nasional.

 

Ibu dan Bapak guru, pemahaman terhadap kata “pendidikan dan pengajaran” kadang masih membingungkan. Penggabungan istilah tersebut dapat mengaburkan pengertian yang sesungguhnya. Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi kehidupan anak-anak secara lahir maupun batin. Maka, pengajaran merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Sama halnya dengan mengajar yang merupakan salah satu bagian dari mendidik. Sementara Pendidikan adalah tempat menaburkan benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat sekaligus sebagai instrumen tumbuhnya unsur peradaban agar kebudayaan yang kita wariskan kepada anak cucu kita di masa depan.

 

Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan yaitu tuntunan dalam hidup tumbuhnya murid. Maka Mendidik adalah menuntun segala kodrat yang ada pada murid agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik itu sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

 

Ibu dan Bapak guru, murid diciptakan sebagai makhluk yang memiliki kodrat untuk mereka hidup dan tumbuh. Pendidik tidak dapat menentukan dan berkehendak akan hidup tumbuhnya murid. Yang bisa pendidik lakukan adalah menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu dengan mengerahkan segala daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti, pikiran, dan jasmani murid agar dapat memperbaiki perilakunya bukan dasar hidup dan tumbuhnya itu.

 

Layaknya seorang petani yang menanam padi, ia hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, mengusahakan kondisi yang terbaik agar padi dapat tumbuh sesuai dengan kodratnya. Petani mungkin dapat memperbaiki keadaan tanaman padinya atau bahkan menghasilkan tanaman padi yang lebih besar daripada tanaman padi yang tidak dipelihara. Bagaimanapun ikhtiar yang terbaik yang dilakukan oleh petani untuk tumbuhnya padi tidak akan dapat membuat tanaman padi itu tumbuh menjadi tanaman jagung atau tanaman lainnya.

 

Seperti itulah peran pendidik yang bisa menuntun agar murid bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Pendidikan tidak hanya berbentuk pengajaran yang memberikan pengetahuan kepada murid tapi juga mendidik keterampilan berpikir, mengembangkan kecerdasan batin, dan pada akhirnya murid dapat melancarkan hidup untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

 

Ibu dan Bapak guru, ilmu dan pengetahuan sangat diperlukan sebagai bagian dari pendidikan, sebagai kunci untuk mengasah keterampilan berpikir, memajukan kecerdasan batin, dan melancarkan hidup pada umumnya. Oleh karenanya, pendidikan pikiran atau intelektual murid sebaiknya dibangun setinggi-tingginya, seluas-luasnya dan selebar-lebarnya agar murid dapat mewujudkan perikehidupan lahir dan batin dengan sebaik-baiknya.

 

Sebagai pendidik kita perlu cermat dalam menempatkan pendidikan pikiran murid sesuai dengan konteks pendidikan nasional berdasarkan garis-garis bangsanya atau kultural nasional yang akan melengkapi, mempertajam, dan memperkaya pendidikan keterampilan berpikir murid. Setiap murid memiliki kekuatan kekuatan yang memerlukan tuntunan orang dewasa. Menuntun potensi murid bertujuan agar ia semakin baik adabnya dan untuk mendapatkan kecerdasan yang luas sehingga ia terlindungi dari pengaruh-pengaruh yang dapat menghambat bahkan melemahkan tumbuhnya potensi atau kekuatan dirinya.

 

Ada murid yang tidak memiliki kesempatan mendapatkan tuntutan yang baik sehingga ia cenderung tidak dapat menumbuhkan dan mengembangkan kekuatan atau potensinya dengan maksimal. Ada juga murid yang mendapatkan tumbuh dengan baik namun kekuatan atau potensinya tidak dapat tumbuh atau berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh yang membatasi tumbuh kembangnya potensi yang ia miliki.

 

Sebagai orang dewasa kita dapat berupaya membangun dan menjaga suasana lingkungan yang kondusif agar setiap murid dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Seumpama dua garis yang saling tarik-menarik dan saling mempengaruhi yang pada akhirnya berujung menjadi satu. Dua garis itu adalah garis dasar yang menggambarkan potensi dari murid dan garis keadaan yang menggambarkan kesempatan untuk berkembang. kedua garis ini saling berhubungan yang menurut ilmu pendidikan disebut konvergensi.

 

Buah dari tuntunan kepada murid adalah berkembangnya akal budi murid yang mendorong terciptanya kebudayaan. Kebudayaan bangsa yang menjadi ciri khas dan dasar perubahan zaman ditengah-tengah kebudayaan-kebudayaan negara lain membuat kita kadang-kadang khawatir akan tergerusnya kebudayaan kita. Meskipun adat istiadat atau kebiasaan di masyarakat berubah karena akal budi manusia juga berkembang. Kebudayaan Bangsa Indonesia akan tetap ada menjadi pilar utama dalam memajukan pendidikan nasional. Contohnya kebudayaan gotong royong membersihkan dan menghias kelas, serta sekolah yang melibatkan murid dapat menumbuhkan karakter dan kecakapan sosial emosional.

 

Guru dapat memberikan praktek pembelajaran yang mengembangkan kerjasama, empati menghargai sesama dan berkontrIbusi sosial kepada sesama. Sehingga murid dapat menemukan dan terbekali dengan kebudayaan kebudayaan bangsa yang jika terus-menerus ditumbuhkan. Maka kebudayaan bangsa akan semakin kuat dan tentu saja akan membantu murid atas kehidupan dan penghidupannya. Dan yang paling utama dan yang paling penting yang dapat membantu keberlangsungan hidup sebagai bangsa Indonesia.

 

 

Lalu bagaimana dengan pembelajaran di kelas kita saat ini. Apakah kita sudah mendidik anak dengan menyeluruh atau mungkin kita hanya sebatas mengajar? Mari kita refleksikan bersama-sama. Asalam dan bahagia Ibu Bapak guru hebat.

 

 

B. Materi Aktivitas "Pendidikan Selama Satu Abad"

 

 

Selamat datang kembali di Modul Mendidik dan Mengajar. Kali ini kita akan mengulas Materi Pendidikan Selama 1 Abad, melihat perjalanan Pendidikan Nasional dari sudut pandang Ki Hajar Dewantara mengenai cita-cita sistem Pendidikan Nasional.

 

Ibu dan Bapak guru, metode pengajaran di zaman kolonial Belanda yang menggunakan sistem pendidikan perintah dan sanksi, tanpa sadar masuk ke dalam warisan cara guru-guru kita mendidik murid-muridnya. Bahkan mungkin sampai saat ini praktek itu masih saja berlangsung. Misalnya masih ditemukan kasus kekerasan pada murid di sekolah. Murid mendapat hukuman atau sanksi ketika mereka belum atau tidak mengerjakan perintah dari guru.

 

Contoh lain adalah sistem penilaian atau penghargaan yang terlalu berorientasi pada kecakapan kognitif. Misalnya Kapan murid diukur dari hasil ujian sumatif yang menguji kecakapan kognitif semata. Akibatnya murid berusaha keras melatih kecakapannya dengan mengerjakan kisi-kisi soal ujian hingga mendapat nilai dan penghargaan dari sekolah.

 

Nah fokus pada orientasi kognitif ini menyebabkan perkembangan kecakapan sosial emosional mulai terabaikan. Di sisi lain, jika murid belum mampu memenuhi tuntutan- tuntutan ujian sumatif yang sangat berat tidak jarang murid-murid kita mendapat penghakiman. Mereka ini dianggap gagal dalam belajar.

 

Sistem pendidikan di zaman kolonial Belanda didasarkan atas diskriminasi yaitu adanya perbedaan perlakuan terhadap anak-anak pribumi untuk mendapatkan pendidikan yang sifatnya masih materialistik individualistik dan intelektualistik. Hal ini bertentangan dengan keadaan dan kebudayaan bangsa timur. Sebagai perlawanan terhadap sistem yang diskriminatif ini Ki Hajar Dewantara menggagas perlunya sebuah sistem pendidikan yang humanis dan transformatif yang dapat memelihara kedamaian dunia.

 

Ki Hajar Dewantar perkenalkan sistem among yaitu yang dikenal dengan slogannya Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Ing Ngarso Sung tulodo artinya seorang guru haruslah berkomitmen menjadi seorang teladan. Ia harus memberikan contoh yang baik. Ing Madyo Mangun Karso artinya seorang guru haruslah membangkitkan atau menguatkan semangat murid-muridnya bukan orang yang melemahkan semangat. Dan Tut wuri Handayani yaitu seorang guru haruslah memberikan dorongan atau menjadikan murid-muridnya orang-orang yang mandiri atau orang-orang yang merdeka yang tumbuh kembang secara maksimal.

 

Inilah esensi dari merdeka belajar. Meskipun semboyan ini diingat dengan sangat baik oleh banyak guru dengan istilah Tut Wuri Handayani. Tetapi masih banyak juga yang belum memahami roh dan maknanya, yaitu untuk kemerdekaan murid yang menghidupkan dan menggerakan kekuatan lahir dan batinnya yang kemudian menjadi bagian dari jiwa-jiwa kita sebagai pendidik.

 

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan yang sesuai dengan bangsa kita adalah pendidikan yang humanis, kerakyatan, dan kebangsaan.

 

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tersebut adalah gagasan yang melampaui zamannya, dimana beliau hidup dan masih relevan hingga masa sekarang ini. Terbukti atas kepribadian bangsa Indonesia yaitu yang mengandung harkat diri dan kemanusiaan yang menjadi landasan praktek pendidikan saat ini. Tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara-negara lain. Maka kita sebagai pendidik harus dapat menghayati pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan yang humanis yang terbukti masih relevan bahkan hingga masa kini dan akan mampu mengantarkan murid siap mengisi zamannya kelak.

 

Ki Hajar Dewantara melihat bahwa sistem pendidikan di zaman kolonial Belanda ini hanyalah tempat pendidikan pikiran atau rasio yang menyebarkan ilmu pengetahuan dan kecerdasan saja tanpa adanya pendidikan sosial emosional atau tanpa adanya olah rasa. Selain pendidikan kecerdasan atau keterampilan berpikir, pendidikan kultural yaitu pendidikan yang berdasarkan garis bangsa dan budaya. Misalnya dengan menghargai proses belajar murid, merayakan setiap pencapaian pembelajarannya, dan tu sesuai dengan kompetensinya juga sangat dibutuhkan oleh murid.

 

Pendidikan kultural ini akan melengkapi mempertajam dan memperkaya pendidikan kecerdasan murid. Sifat pendidikan yang intelektualistis materialistis kolonialis dan minimnya pengaruh kebudayaan yang kita alami pada zaman Belanda, jangan sampai terulang kembali. Kita sebagai pendidik perlu menjaganya dengan menyambungkan naluri tradisi dan kontinuitas dengan masa lampau. Model pendidikan dan pengajaran dan pengetahuan atau kecerdasan ala barat mungkin dapat kita gunakan dengan syarat pendidikan kebudayaan dan nasional kita berikan kepada murid demi terwujudnya keluhuran manusia nusa dan bangsa serta menjadi bagian dari kesatuan perikemanusiaan.

 

Untuk mencapai semua dasar utama yang dicita-citakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu kemerdekaan setiap murid yang mampu mengatur dirinya sendiri agar murid-murid berperasaan, berpikiran, dan bekerja merdeka dalam ketertiban bersama demi mewujudkan cita-cita Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional yang berdasarkan pada garis-garis kebudayaan bangsanya untuk berkehidupan mengangkat derajat rakyat dan negerinya serta setara bekerjasama dengan bangsa-bangsa lain demi kemuliaan umat manusia di dunia. Maka, pendidikan yang memerdekakan murid lah yang dapat menjadi pegangan kita sebagai pendidik untuk dapat mewujudkannya.

 

Ibu dan Bapak guru hanya mengandalkan naluri mendidik tidaklah cukup. Kita juga perlu melengkapinya dengan ilmu pendidikan yang selaras dengan zamannya. Tuntunan yang baik kepada murid didasarkan pada panduan atau teori atau pengetahuan tentang tuntunan yang terbaik. Sehingga pendidik dapat memberikan hak-hak kepada murid untuk kesempatan mempelajari ilmu pengetahuan sesuai dengan keinginan dan bakatnya. Agar sebagai pendidik kita dapat memberikan daya upaya yang terbaik dalam mendidik murid. Kita membutuhkan semacam pagar atau pelindung yaitu dukungan dari rakyat atau masyarakat untuk bersama-sama menjaga atau menolak semua bahaya yang mengancam kekuatan kekuatan dan potensi yang sedang tumbuh dari dalam diri murid-murid kita.

 

Mari kita renungkan Bersama : Apakah kita sudah mempraktekkan pembelajaran sesuai dengan cita-cita sistem Pendidikan Nasional yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara? Langkah apa yang dapat kita lakukan untuk bersama-sama kita bisa mewujudkannya? Salam dan bahagia Ibu dan Bapak guru hebat.

 

 

C. Materi Aktivitas "Menjadi Manusia (Secara) Utuh"

 

Related:

 

Selamat datang kembali di Modul Mendidik dan Mengajar. Kita akan meneruskan Materi Tentang Menjadi Manusia Secara Utuh. Agar kita dapat memahami prinsip dasar untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu menjadi manusia yang seutuhnya berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara.

 

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memiliki dua bagian utama pada tubuhnya yaitu badan jasmani atau lahir dan badan rohani atau batin. Atas karunia Tuhan Yang Maha Esa pula, manusia memiliki akal yang digunakan untuk berpikir untuk merasa dan berkarya. Bersatunya pikiran, perasaan, dan kehendak dapat menimbulkan daya dan memunculkan budi pekerti yang menandakannya sebagai manusia merdeka yaitu manusia yang dapat memerintah dan menguasai dirinya atau mandiri dan itulah kodrat sebagai manusia. Sehingga agar manusia mengetahui kebutuhan lahir dan batinnya sendiri, kita sebagai pendidik dapat membantu murid untuk memenuhi kebutuhan keduanya agar mencapai keseimbangan dalam menjalani kehidupan.

 

Kita tidak bisa membantu memenuhi kebutuhan hanya pada salah satu bagian karena badan lahir dan pendidik badan batin pada manusia tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi. Maka pendidikan atau tuntunan seyogyanya mampu memberikan didikan lahir dan didikan batin kepada para murid agar terpenuhi kebutuhan kehidupan dan penghidupannya. Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah berdaya tempat persemaian benih-benih kebudayaan. Budaya yang hidup dalam masyarakat dan daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti pikiran dan jasmani.

 

Ibu dan Bapak Guru, kebudayaan merupakan hasil budi manusia secara lahir dan batin yang didapat dari perjuangan terhadap dua pengaruh kuat yaitu alam dan zaman pengembangan. Budi pekerti berupa olah pikiran atau olah cipta, olah rasa atau menghaluskan perasaan atau karakter, olah karsa atau menguatkan kemauan, dan olahraga atau menyehatkan jasmani adalah sebuah bentuk pendidikan yang holistik yang akan menuntun bagaimana murid dapat tumbuh kembang secara baik, sekaligus menjadikannya sebagai manusia yang merdeka yaitu manusia yang dapat bersandar atas kekuatan lahir dan batinnya sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain.

 

Dengan demikian memandang murid sebagai manusia secara utuh harus menjadi dasar kita sebagai pendidik dalam mendampingi murid-murid, menentukan tujuan belajar, merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid baik lahir maupun batin yang akan membantu murid-murid kita mengembangkan kekuatan lahir dan batin. Sebagai pendidik kita tidak cukup hanya membantu memberikan pengajaran yang berorientasi pada penguatan, keterampilan berpikir atau kognitif saja, tetapi juga mendampingi murid-murid untuk mengembangkan kekuatan batinnya yaitu sosial, emosi, empati dan lain sebagainya.

 

Misalnya guru mengampu pelajaran yang sifatnya pengetahuan kemudian menilai murid dengan menggunakan soal pilihan ganda yang cenderung hanya mengingat informasi yang diberikan. Padahal beragam informasi dan pengetahuan yang diberikan dan dapat diakses dari mesin pencari dari sumber belajar lain yang ada di sekitar murid. Dan dapat dibayangkan ketika seorang guru memberikan soal operasi hitungan bilangan jika ia hanya memberi soal-soal dan menilai hasilnya maka mesin hitung seperti kalkulator bisa juga memproses. Hal yang demikian kekuatan keterampilan berpikir memang benar harus diasah dan ditingkatkan.

 

Ditingkatkan tetapi agar mencapai keseimbangan menjadi manusia. Murid juga sebaiknya dilatih dan dikuatkan kebutuhan batinnya dalam menentukan tujuan belajarnya mengembangkan kerjasama, membangun empati, menghargai sesama, refleksi diri untuk mengembangkan dirinya dan tentunya berkontribusi di lingkungan sosialnya. Sehingga pembelajaran yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan murid dan ditujukan untuk memajukan perkembangan budi pekerti akan membantunya menjadi manusia-manusia yang merdeka.

 

Manusia Merdeka perlu memiliki modal keterampilan berpikir atau bernalar yang baik. Keterampilan berpikir atau bernalar membutuhkan proses sepanjang hayat. Proses mengasah nalar atau keterampilan berpikir murid menurut Benjamin Bloom dan Anderson yang disebut level kognitif yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis. Mengevaluasi, dan mencipta. Sesuatu dapat difasilitasi dalam proses pembelajaran di semua jenjang pendidikan paud, dasar menengah dan tinggi.

 

Dan juga perlu disadari bagi kita sebagai pendidik bahwa semua level kognitif dari mulai mengingat sampai mencipta atau mengkreasi ini dapat dicapai pada semua jenjang pendidikan, dimana kedalaman dan kompleksitas pembelajaran dapat disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan. Beberapa ahli berpendapat proses pembelajaran kepada murid tidak harus dimulai pada tingkat kognitif atau keterampilan berpikir yang mengingat, tapi dapat juga diterapkan pembelajaran yang terintegrasi dengan urutan level kognitif atau keterampilan berpikir yang cocok digunakan dalam pembelajaran. Maka tujuan pendidikan untuk mengasah nalar murid dapat terwujud sebagai bekal pengembangan pendidikan budi pekerti murid.

 

Mari kita renungkan bersama : Apakah kita sudah menjadikan murid-murid kita manusia seutuhnya? Apakah kita sudah membantu memberikan asupan kebutuhan lahir dan batin murid? dan Bagaimana cara kita untuk mendampingi untuk mengasah keterampilan bernalar murid dengan sebaik-baiknya? Salam dan Bahagia, Ibu dan Bapak Guru Hebat!!!!

Sumber:  http://sinau.thewe.com

Selasa, 17 Januari 2023

Jawaban Cerita Reflektif Modul 3 Merdeka Belajar

 

A. Jawaban Latihan Pemahaman & Cerita Reflektif Materi Kodrat Murid

 

Jawaban Cerita Reflektif Modul 3 Merdeka Belajar


Latihan Pemahaman dan Cerita Reflektif Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar Modul 3 Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh Beserta Jawaban - Sebelumnya, ibu dan bapak telah mempelajari Materi Modul 3 Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh, dimana terdapat dua materi yang harus dipelajari yaitu Kodrat Murid dan Trikon.

Untuk dapat menyelesaikan Modul 3, pada aktivitas berikutnya ibu dan bapak diminta menjawab pertanyaan pada Latihan Pemahaman serta menuliskan Cerita Reflektif pada setiap Materi. Dan kali ini, Sinau-Thewe.com akan membagikan Contoh Jawaban Cerita Reflektif dan Latihan Pemahaman Topik Merdeka Belajar Modul 3 Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh.




A. Jawaban Latihan Pemahaman & Cerita Reflektif Materi Kodrat Murid



Latihan Pemahaman :
 
1. Dasar pendidikan yang berkaitan dengan "sifat" dan "bentuk" dimana murid berada disebut:
A. Trikon
B. Kodrat Keadaan 
C. Kodrat Alam 
D. Kodrat Zaman
 
2. Kodrat Keadaan merupakan...
A. Bagian terpenting dari saat mengajar
B. Bagian yang harus disadari oleh guru 
C. Bagian yang tidak terpisahkan dari dasar pendidikan murid 
D. Bagian yang terpisahkan dari pembelajaran
 
3. Melalui pembelajaran di tiktok, menurut Bapak/ Ibu, kompetensi abad 21 apa saja yg bisa terasah?
A. Berpikir kritis
B. Kreatif dan Inovatif
C. Komunikasi
D. Kolaborasi 
E. Semua jawaban benar 
 
 
Cerita Reflektif : Dengan kemajuan teknologi saat ini, media apa yang akan Anda gunakan untuk mengasah keterampilan abad ke-21 murid Anda?
Jawab : Saya menggunakan Instagram, YouTube, dan Facebook sebagai media untuk mengasah ketrampilan abad ke-21 murid saya.


B. Jawaban Latihan Pemahaman & Cerita Reflektif Materi Trikon



1. Latihan Pemahaman : Pembelajaran murid sebaiknya berkesinambungan dari waktu ke waktu. Dalam asas trikon, pernyataan tersebut merupakan asas?
A. Konsentris
B. Konvergen
C. Kontinuitas
D. Konvergensitas

2. Cerita Reflektif : Proses pembelajaran seperti apa yang ingin Anda perbaiki dengan menggunakan asas Trikon?
Jawab : Dikarenakan saat ini setiap desa memiliki program unggulan untuk memajukan desanya seperti objek wisata unggulan desa yang dikelola oleh BUMDes maka pada materi mendeskripsikan tempat saya akan memberikan projek kelompok kepada siswa dengan meberikan pertanyaan seperti : Apa yang menjadi keunikan desamu bila dibandingkan dengan desa lainnya? Anda bisa mengelaborasikannya dengan potensi utama desa atau objek wisata ungulan di desamu?. Sebelum projek dipresntasikan guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk melakukan konseling. Hasil projek akan dipublikasi melalui akun sosial media mereka sebagai bentuk perayaan atas terselesaikannya projek mereka dan sebagi wujud kontribusi mereka untuk memperkenalkan keunikan dan potensi desanya kepada masyarakan luas.


Setelah Ibu dan bapak menjawab pertanyaan pada aktivitas Latihan Pemahaman dan menuliskan Cerita Reflektif, aktivitas berikutnya adalah Ibu dan bapak diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan pada Post Test. Sebagai bahan referensi bagi ibu dan bapak dalam menjawab Post Test, Sinau-Thewe.com menyediakan Kunci Jawaban Post Test Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar Modul 3.


 

Jawaban Post Test Modul 2 Perencanaan Pembelajaran

 

Kunci Jawaban Post Test Pelatihan Mandiri Topik Perencanaan Pembelajaran Modul 2 Membuat dan Memodifikasi Modul Ajar - Ibu dan bapak guru akan dapat mengerjakan Post Test setelah menyelesaikan seluruh Aktivitas, baik Materi, Latihan Pemahaman dan Cerita Reflektif.

Beberapa catatan saat mengerjakan Post Test, yaitu :
  • Ibu dan bapak dapat mengerjakan soal secara acak, namun wajib dijawab semuanya.
  • Setelah selesai menjawab semua soal, klik “kumpulkan” untuk mendapatkan penilaian atau rekomendasi.
Dan berikut ini adalah referensi Jawaban Post Test Pelatihan Mandiri Topik Perencanaan Pembelajaran yang dapat digunakan sebagai acuan ibu dan bapak dalam menjawab Post Test.
 
 

Soal & Kunci Post Test Pelatihan Mandiri Topik Perencanaan Pembelajaran Modul 2

 

1. Berikut pernyataan yang bukan merupakan kriteria dari pemahaman bermakna adalah...
Jawab : Merupakan pemahaman praktis.


2. Tidak semua pertanyaan yang diajukan Guru kepada siswa adalah pertanyaan pemantik. Wiggins dan McTighe dalam bukunya The Understanding by Design menyatakan bahwa ada beberapa pertanyaan yang hanya mencari jawaban "resmi" dan benar (sesuai dengan buku teks) alih-alih membutuhkan jawaban dan penyelidikan yang mendalam. Jenis pertanyaan seperti ini akan mempersingkat proses penyelidikan yang sebetulnya diperlukan sebagai jantung pemahaman mendalam.
Berdasarkan hal tersebut, manakah yang merupakan pertanyaan pemantik dibawah ini?
Jawab : Seorang Guru IPA bertanya “Bagaimana proses proses terjadinya hujan?”


3. Produk akhir merupakan salah satu asesmen sumatif, yaitu asesmen untuk evaluasi pada akhir proses pembelajaran. Salah satu tujuan dari adanya asesmen ini adalah...
Jawab : Untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.


4. Pak Markus sedang merancang asesmen untuk pelajaran Ekonomi. Rencananya ia akan meminta murid menuangkan pemahamannya terkait dampak globalisasi dalam bentuk kampanye. Pak Markus memberikan kebebasan pada murid untuk memilih media kampanye selama pesan kampaye dapat tersampaikan dengan baik. Saat membuat rubrik, aspek-aspek yang tepat untuk mengukur asesmen tersebut antara lain...
Jawab : Sistematika kampanye, kualitas konten, orisinalitas, dan efektivitas media.


5. Indikator pencapaian kompetensi ditentukan berdasarkan...
Jawab : tujuan pembelajaran yang ditetapkan


6. Pernyataan berikut yang salah tentang modul ajar adalah...
Jawab : Modul ajar setara dengan RPP.


7. Bu Yuki sedang melaksanakan PJJ. Ia hendak menggunakan modul ajar yang tersedia untuk pembelajaran selanjutnya. Setelah mempelajari modul ajar ia mendapat hal-hal berikut:
  1. Isi modul ajar untuk pembelajaran luring
  2. Modul ajar menyediakan lembar aktivitas yang bisa mengasah kemampuan berpikir proses
  3. Modul ajar menyediakan rancangan asesmen yang bisa mendorong kompetensi muridnya secara menyeluruh
Jika akan menggunakan modul ajar tersebut, modifikasi yang perlu Ibu Yuki lakukan adalah...
Jawab : Mengganti bentuk asesmen menjadi kuis dengan bantuan aplikasi karena lebih mudah dilakukan secara daring.


8. Berikut merupakan peran media ajar dalam proses pembelajaran yang berpusat pada murid, kecuali...
Jawab : Menggantikan peran guru dalam mengajar.

9. Pak Robert sedang mempelajari modul ajar yang didapatkannya dari Platform Merdeka Mengajar. Karena mayoritas muridnya tidak memiliki telepon genggam untuk mengakses internet, ada beberapa aktivitas dalam modul ajar yang tidak bisa ia terapkan. Oleh karena itu, ia memodifikasi aktivitas menjadi kegiatan serupa namun tidak memerlukan telepon genggam. Upaya modifikasi modul ajar yang dilakukan Pak Robert tergolong...
Jawab : Modifikasi terkait sarana dan prasarana belajar.


Selanjutnya, Ibu dan Bapak akan mempelajari materi berikutnya yaitu Materi Pelatihan Mandiri Topik Perencanaan Pembelajaran Modul 3 Refleksi dalam Pembelajaran.

Bank Soal Pelatihan Mandiri Implementasi Kurikulum Merdeka Platform Merdeka Mengajar Lengkap dengan Jawaban dapat Bapak / Ibu lihat secara detail dengan cara klik gambar berikut :

Jawaban Post Test Modul 1 Merdeka Belajar

 Soal & Kunci Post Test Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar Modul 1


1. Berikut adalah salah satu contoh penerapan belajar merdeka yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah:
A. Mengajari murid-murid materi tentang kebudayaan
B. Guru membuatkan peraturan yang harus dipatuhi di dalam kelas

C. Mempercayakan murid-murid untuk bekerja dengan mandiri dan
membimbingnya jika membutuhkan bantuan

D. Murid-murid harus mengikuti seluruh rangkaian kegiatan belajar yang
sudah dibuatkan oleh guru di sekolah


2. Apa definisi manusia merdeka menurut Ki Hajar Dewantara?
A. Manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri, namun perlu
dibantu oleh orang-orang di sekitarnya untuk menentukan keputusan.

B. Manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir
maupun bantin, tidak tergantung dengan orang lain./
_
C. Manusia yang fokus dengan kekuatan yang dimiliki sehingga dapat
menjalankan kehidupannya dengan merdeka.
D. Manusia yang berdiri sendiri tanpa memperdulikan orang lain sehingga
dapat mengambil keputusan sesuai dengan hati dan pikirannya sendiri.


3. Pendidik sejatinya menuntun tumbuh kodrat pada anak agar dapat
memperbaiki....
_/A. Perilakunya/_
B. Dasar hidupnya
C. Kekuatan kodratnya
D. Potensinya


4. Berikut ini langkah-langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang
pendidik untuk menuntun murid-murid menjadi manusia yang merdeka,
kecuali ...
A. Memahami peran diri menjadi pendidik
_/B. Menambah kapasitas diri sebagai pendidik/_
C. Membuat perencanaan kegiatan belajar
D. Adaptif, relevan dengan tujuan belajar murid-murid


5. Sebagai guru, apa saja pengalaman belajar yang perlu dimaknai oleh murid?
_/A. Pengetahuan, keterampilan dan wawasan keilmuan, serta pendidikan
karakter/
_
B. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dan sikap untuk terus belajar
C. Pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk terus belajar, serta
mendampingi murid untuk bisa memahami dan mencapai tujuan belajarnya
D. Keterampilan, wawasan pengetahuan, dan mengajarkan mereka bersosialisasi


6. Untuk memberikan ilustrasi tentang pentingnya mendidik anak, Ki Hajar
Dewantara menyamakannya seperti...
A. Mendidik keluarga
_/B. Mendidik masyarakat/_
C. Mendidik teman belajar
D. Mendidik guru


7. Murid-murid kita saat ini adalah generasi digital native, fasih
berselancar di internet, mendapatkan pengetahuan bahkan mempelajari
keterampilan sesuai kebutuhan belajar mereka. Apa yang dimaksud generasi
digital native?
A. Generasi yang tumbuh di era transisi digital
B. Generasi yang tumbuh sebelum perkembangan teknologi digital
_/C. Generasi yang lahir dan tumbuh di dalam era digital/_
D. Generasi yang menemukan teknologi digital


8. Dengan menjadi guru, apa yang kelak akan dibentuk dengan menjadikan
murid-murid sebagai bagian atau bahkan pemimpin masyarakat di masa depan?
A. Kesenian
_/B. Kebudayaan/_
C. Adat istiadat
D. Keterampilan


9. Untuk menjadi guru yang dapat menghadapi perubahan zaman yang
dinamis, keterampilan apa yang perlu dimiliki seorang guru?
A. Inovatif
B. Efektif
_/C. Adaptif/_
D. Reflektif


10. Jika seorang guru ingin muridnya menjadi manusia yang memiliki
empati, maka ia perlu melakukan hal-hal berikut ini, kecuali....
_/A. Memastikan muridnya selalu sukses dalam proses belajarnya/_
B. Memahami keberagaman sifat dan karakter murid-muridnya
C. Membiasakan keberagaman sifat dan karakter murid-muridnya
D. Menempatkan dirinya sebagai rekan belajar setara sehingga timbul
perasaan saling, memahami, menghargai, dan membutuhkan.


Selanjutnya, Ibu dan Bapak akan mempelajari materi berikutnya
yaitu *Materi Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar Modul 2 Mendidik
dan Mengajar
<https://www.sinau-thewe.com/2022/04/materi-pelatihan-mandiri-topik-merdeka_16.html>*.

Materi Pelatihan Mandiri Modul 1 Merdeka Belajar

 

Materi Pelatihan Mandiri Modul 1 Merdeka Belajar

Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar Modul 1 Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik - Pada modul ini, kita akan belajar dua hal yaitu merefleksikan diri dan peran sebagai pendidik serta memproyeksikan diri menjadi guru seperti apa di masa depan. Terdapat tiga tahapan untuk dapat menyelesaikan Modul 1 ini yaitu :

Pada Modul 1, ada tiga materi yang akan dipelajari antara lain :
  • Mengenali Diri dan Perannya Sebagai Pendidik.
  • Apa Peran Saya Sebagai Guru
  • Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya

Bagi Bapak / Ibu guru yang kesulitan mempelajari Materi yang disampaikan dalam paparan video, kali ini Sinau-Thewe.com menyediakan Reviu Materi Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar Modul 1 Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik.




A. Materi Aktivitas "Mengenali Diri dan Perannya Sebagai Pendidik"



Sebagai Pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Reviu materi video ini mengajak Ibu dan Bapak Guru merefelksikan kekuatan dan kelemahan yang kita punyai, lalu bagaimana kita dapat mengelola apa yang kita miliki tersebut untuk berperan mendidik murid-murid kita.

Mengawali perjalanan kita di modul Merdeka Belajar ini, kita akan bersama-sama melakukan revleksi, mengenali diri, untuk lebih memahami peran sebagai pendidik berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Mari Kembali ke awal perjalanan kita sebagai pendidik. Dahulu, saat memutuskan menjadi guru, apa yang ada dalam pikiran ibu dan bapak guru? Mengapa memutuskan ingin menjadi pendidik? Bagaimana perjalanan perjuangan sehingga akhirnya sampai di profesi hebat ini?

Dengan menjadi guru, hadir setiap hari untuk murid-murid, hadir untuk terus menambah kapasitas diri, misalnya melalui media microlearning ini, kita telah menyadari kebutuhan untuk terus belajar secara mandiri. Apapun profesi yang dijalani, kita memang perlu terus belajar. Demikian juga dengan peran kita sebagai pendidik/guru. Kita perlu terus belajar agar bisa menghantarkan murid-murid untuk berdaya dan menjadi manusia merdeka. Dengan kesadaran untuk terus belajar secara mandiri, kita telah mengatur diri sendiri. Ini adalah bagian dari perjalanan kita menjadi manusia merdeka.

Menurut Ki Hajar Dewantara, Manusia Merdeka adalah manusia yang bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin, tidak tergantung pada orang lain. Jika kita mengharapkan murid-murid kita kelak menjadi pribadi yang mandiri dan merdeka, tentunya penting untuk mengenal diri, berdaya untuk menentukan tujuan dan kebutuhan belajarnya yang relevan dan kontekstual terhadap diri dan lingkungannya.Sebagaimana disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Dasar-Dasar Pendidikan, Maksud Pendidikan itu adalah segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Salah satu langkah awal kita sebagai pendidik adalah bagaimana memaknai dan menghayayi pribadi kita sebagai manusia yang merdeka untuk terus belajar.Murid-murid kita kini memiliki cara belajar yang sungguh berbeda dengan kita dahulu. Mereka sangat fasih dengan teknologi, menjadikan internet sebagai salah satu sumber belajar utama. Mereka bisa dengan cepat mencari dan mengkonfirmasi pengetahuan dengan teknologi dalam genggaman, mereka bisa menjangkau pengetahuan sekalipun tanpa kita berikan. Lantas, ibu dan bapak guru, Apa yang perlu kita selaraskan agar bisa menjadi pendidik yang relevan dengan konteks zaman? Murid-murid kita memang sudah jauh berbeda dengan kita. Namun, mereka tetap butuh kehadiran sosok pendidik.
 
Ki Hajar Dewantara pernah menyampaikan, pendidik itu menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Mari kita revleksikan bersama, apa peran kita sebagai pendidik untuk dapat menuntun kekuatan kodrat dari murid-murid kita? Bagaimana kita bisa menjaga hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat murid-murid kita?

B. Materi Aktivitas "Apa Peran Saya Sebagai Guru"



Tidak dipungkiri bahwa peran guru amatlah penting bagi perkembangan murid. Reviu materi video ini bertujuan mengajak kita berefleksi bersama terkait peran sebagai guru selama ini. Materi kali ini, kita akan melakukan refleksi peran kita sebagai guru, baik untuk murid-murid di sekolah, maupun untuk masa depan bangsa, agar kita mampu melakukan refleksi mengenali diri, dan memahami peran sebagai pendidik berdasarkan pemikiran Hajar Dewantara.

Hal apa yang membuat ibu dan bapak guru merasa sangat bersemangat pergi ke sekolah? Apakah karena wajah-wajah murid, yang menengadah memandang ke arah kita saat kita menerangkan di depan kelas? Apakah Tak sabar ingin menyaksikan kemajuan belajar salah satu murid yang kemarin baru saja kita terangkan sampai berulang kali? Atau menunjukkan bahan ajar yang seru yang sudah kita siapkan pada murid-murid?
Semangat ibu dan bapak guru dalam memulai hari tentu akan merambat pada energi belajar anak-anak. Mungkin tidak hanya hari itu saja, tapi juga seterusnya. Ketika kelak mereka dewasa, mungkin menjadi pemimpin masyarakat, mereka akan membawa semangat itu. Dengan murid-murid kita yang sekarang adalah generasi digital native, fasih berselancar di internet, bisa mendapatkan pengetahuan, bahkan mempelajari keterampilan sesuai kebutuhan belajar mereka, bagaimana ibu dan bapak guru perlu menyelaraskan peran sebagai pendidik yang relevan dengan konteks murid dan zaman.
 
Sebagai guru, kita pasti ingin membekali murid-murid dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk terus belajar, mendampingi mereka memahami dan mencapai tujuan belajar. Mengutip pernyataan Ki Hadjar Dewantara, "Memberi ilmu demi kecakapan hidup anak dalam usaha mempersiapkannya untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat, maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya".
 
Apa harapan ibu dan bapak guru untuk murid murid yang kini tengah diampu? Harapan tentu boleh setinggi langit, karena murid-murid ini kelak akan menjadi dewasa, menjadi bagian atau bahkan memimpin masyarakat, dan pada akhirnya akan membentuk kebudayaan kita di masa depan. Bisa jadi saat ini, ibu dan bapak guru memberi kesempatan murid-murid menyiapkan presentasi untuk dibawakan di depan kelas. Murid-murid dituntun untuk menulis konsep, menyusun kata-kata, dan menyampaikan idenya di depan teman-teman sekelasnya. Beberapa tahun kedepan, bisa jadi murid ibu dan bapak guru yang berbicara di depan rekan sekantornya saat rapat, bicara didepan warga memberi penyuluhan, atau bahkan berbicara pada konferensi tingkat internasional mewakili negara ini.
 
 
 
 
 
 
 
 
Ki Hajar Dewantara "menyamakan mendidik anak dengan mendidik rakyat". Menurut Ki Hajar Dewantara, "kehidupan kita saat ini adalah buah dari pendidikan yang kita terima saat kita masih anak-anak". Begitu pula dengan anak-anak yang saat ini belajar bersama kita, kelak akan menjadi bagian dari masyarakat di masa depan. Mengingat bahwa murid-murid kita akan menjadi masyarakat masa depan.
Sebagai guru, apa yang bisa kita lakukan untuk mengantarkan mereka menuju mimpi dan cita-cita mereka? Ketika kita menyadari banyak murid-murid dengan beragam impian, potensi dan kebutuhan di kelas, bagaimana kita menyesuaikan peran untuk menuntun perjalanan belajar mereka? Untuk pada akhirnya menemukan siapa diri mereka dan mengantarkan mereka menuju cita-cita.

Ibu dan bapak guru, hari ini kita belajar bahwa ternyata peranan seorang pendidik sangat besar. Hal apapun yang kita lakukan di kelas dari segi memfasilitasi proses belajar, atau hal sekecil ucapan pujian maupun cemoohan yang tidak sengaja terucap akan meninggalkan makna bagi murid-murid, yang kelak akan menjadi bagian dari masyarakat.

Sejak merancang, memfasilitasi hingga menilai proses pembelajaran, kita sebagai guru mesti hadir secara utuh. Setiap hal kecil yang kita sampaikan di kelas akan berkontribusi pada kecakapan hidup anak saat dewasa. Semua yang kita rancang untuk disimak murid-murid mesti bertujuan.
 
Ibu dan bapak guru sebenarnya sedang membentuk masyarakat, membentuk budaya masa depan lewat murid kita. Semangat untuk terus belajar, ibu dan bapak guru, wahai para pembentuk kebudayaan masa depan. Mari kita bersama terus belajar demi meraih tujuan pendidikan menjadi manusia Merdeka yang kelak akan menuntun murid-murid manusia merdeka.

C. Materi Aktivitas "Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya"
 
Murid seringkali terinspirasi dari Ibu dan Bapak gurunya. Tentu sebagai guru, kita ingin memberikan pengaruh-pengaruh yang baik di masa depan murid. Reviu materi video ini mengajak kita memproyeksikan menjadi guru seperti apa di masa depan?


Ibu dan bapak guru salam dan bahagia, sebelum kita melanjutkan pembelajaran memahami lebih lanjut soal Merdeka Belajar sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, kali ini kita akan mengenang kembali pengalaman kita dimasa sekolah untuk bersama-sama merefleksikan sosok guru yang kita cita-citakan.

Ibu dan bapak guru, mari memutar ingatan kita kembali ke masa lalu, pengalaman menyenangkan apa yang ibu dan bapak guru miliki terkait sosok guru saat masa sekolah dulu ? Mari kita mengingat siapa-siapa saja guru yang kita senangi dahulu dan kenapa?

Apakah ada sosok guru saat sekolah yang pernah memberi nasehat yang hingga saat ini ibu dan bapak guru ingat? Misalnya sosok guru yang dikagumi selalu bertutur kata lembut, guru yang selalu menyimak pendapat kita, atau guru yang selalu menyemangati kita.

Apakah ada momen yang menjadi titik balik, misalnya ada guru yang memberi tugas lalu membuat ibu dan bapak guru menemukan kemampuan tersembunyi dalam diri? Apakah ada sosok guru yang memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan membuat ibu bapak ingat hingga saat ini?
Beriringan dengan mengingat pengalaman menyenangkan, sekarang mari kita ingat juga pengalaman tidak menyenangkan dengan sosok guru saat kita sekolah dulu.

Apakah ibu dan bapak guru memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan dengan sosok guru? Apa pengalaman yang kurang menyenangkan yang ibu dan bapak guru alami? Apakah ibu dan bapak pernah merasa takut atau terintimidasi dengan sosok guru yang galak? Apakah ibu dan bapak pernah merasa dipermalukan oleh seorang guru ibu dan bapak guru?

Setelah mengingat-ingat kenangan masa sekolah, mari kita mengenang pula awal mula memilih profesi Mulia ini.

Ketika memutuskan bekerja sebagai guru, sebenarnya kita ingin menjadi sosok guru seperti apa, apakah ingin menjadi guru yang bisa menularkan energi positif pada murid-murid? Apakah ingin menjadi guru yang membuat murid terus tertarik untuk belajar dan membekalinya dengan kemampuan untuk terus belajar hingga akhir hayat? Selamat dan bahagia serta siap hidup dan mengisi zamannya?

Ibu dan bapak guru, ketika kita ingin murid menjadi pribadi yang berkolaborasi misalnya apakah bentuk pembelajaran dikelas sudah membantu belajar untuk saling berkolaborasi atau malah cenderung berkompetisi?

Ketika kita ingin murid menjadi pribadi yang bisa belajar secara mandiri misalnya sudah kita membekali mereka dengan kemampuan mencari sumber belajar yang kredibel atau malah hanya menyuapi mereka dengan materi yang sudah tersedia di buku. Ketika kita ingin murid menjadi pribadi yang memiliki empati misalnya sudah kita berempati dengan murid-murid kita.

Sudahkah kita menciptakan suasana belajar yang selamat dan bahagia? Ibu dan bapak guru, mari kita ingat-ingat lagi keseharian kita mengajar di kelas. Sudahkah kita menjadi seperti sosok guru yang kita kagumi? Apakah kita sudah berupaya menjadi guru seperti guru-guru yang pernah kita idolakan? Apakah kita sudah menjadi sosok guru yang menyenangkan untuk murid-murid kita? 

Kita baru usaha terus beradaptasi dengan perubahan yang ada misalnya di masa pandemi ini. Apakah kita sudah menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid? Apakah ikhtiar yang kita lakukan selama ini sudah sejalan dengan tujuan pendidikan?

Ibu dan bapak guru, menjadi guru atau pendidik itu sangat menantang apalagi dengan perubahan zaman yang dinamis seperti yang kita alami saat ini. Guru perlu adaptif terhadap perubahan seperti disampaikan Ki Hajar Dewantara, pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti yaitu kekuatan batin dan karakter pikiran atau intelek dan tubuh anak.

Tidak hanya materi yang kita ajar tapi juga semua tingkah laku, tutur kata, dan cara kita mengajar akan membekas dan membentuk murid-murid sebagaimana kita dibentuk oleh guru-guru kita dahulu. Memang tidak mudah namun layak diperjuangkan. Ibu dan bapak guru, ciptakan rasa takjub dan kasmaran belajar pada diri murid-murid. Salam dan bahagia ibu dan bapak guru hebat.

Setelah Ibu dan bapak mempelajari seluruh Materi Modul 1, saatnya Ibu dan bapak menjawab beberapa pertanyaan pada Post Test. Sebagai bahan referensi bagi ibu dan bapak dalam menjawab Post Test, Sinau-Thewe.com menyediakan Kunci Jawaban Post Test Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar Modul 1.

Bank Soal Pelatihan Mandiri Implementasi Kurikulum Merdeka Platform Merdeka Mengajar Lengkap dengan Jawaban dapat Bapak / Ibu lihat secara detail dengan cara klik gambar berikut :



Demikian informasi tentang Materi Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar Modul 1 yang dapat berikan dari blog ini.