Kamis, 03 Maret 2016

DOWNLOAD SOAL DAN PEMBAHASAN LATIHAN UJIAN NASIONAL SMP/MTS SESUAI KISI-KISI UN 2016 ( IRISAN KURTILAS DAN KURTINEM )



Berikut ini link download Soal dan Pembahasan atau Kunci Jawaban Latihan Ujian Nasional SMP/MTS Sesuai Kisi-Kisi UN SMP 2016 yang saya ambil dari Uji Coba Ujian Nasional (UCUN) DKI Jakarta tahap 1 dan tahap 2. Karena berdasarkan pengalaman Soal Uji Coba Ujian Nasional (UCUN) DKI  Jakarta sangat mendekati Soal UN yang sesungguhnya.


Pelaksanaan Uji Coba Ujian Nasional (UCUN) Tahap 1  di gelar  mulai hari Senin, 25 Januari 2016 hingga Kamis, 28  Januari  2016, Sedangkan Pelaksanaan Uji Coba Ujian Nasional (UCUN) Tahap 2 di gelar  mulai hari Senin, 22 februari 2016hingga Kamis, 25 februari 2016


Berikut Latihan Soal UN SMP berdasarkan Uji Coba Ujian Nasional (UCUN) Tahun 2016 Tahap 1
Download Soal dan pembahasan Latihan Ujian Nasional (UCUN) Tahun 2016 mata Pelajaran Bahasa Indonesia (1) KlikDisini

Download Soal dan pembahasan Latihan Ujian Nasional (UCUN) Tahun 2016 mata Pelajaran Bahasa Indonesia (2) KlikDisini

Download Soal dan pembahasan  Latihan Ujian Nasional (UCUN) Tahun 2016 mata Pelajaran Matematika (1) KlikDisini

Download Soal dan pembahasan Latihan Ujian Nasional (UCUN) Tahun 2016 mata Pelajaran Matematika (2) KlikDisini

Download Soal dan pembahasan Latihan Ujian Nasional (UCUN) Tahun 2016 mata Pelajaran Bahasa Inggris (1) KlikDisini

Download Soal dan pembahasan Latihan Ujian Nasional (UCUN) Tahun 2016 mata Pelajaran Bahasa Inggris (2) KlikDisini

Download Soal dan pembahasan Latihan Ujian Nasional (UCUN) Tahun 2016 mata Pelajaran IPA (1) KlikDisini

Download Soal dan pembahasan Latihan Ujian Nasional (UCUN) Tahun 2016 mata Pelajaran IPA (2) KlikDisini

Berikut Latihan Soal UN SMP berdasarkan Uji Coba Ujian Nasional (UCUN) Tahun 2016 Tahap 1

1.  BAHASA INDONESIA
a.  Paket A  ( Download )
b.  Paket B  ( Download )
c.  Kunci Jawaban  ( Download )

2. Matematika
a.  Paket A  ( Download )
b.  Paket B  ( Download )
c.  Kunci Jawaban  ( Download )

3.  BAHASA INGGRIS
a.  Paket A  ( Download )
b.  Paket B  ( Download )
c.  Kunci Jawaban  ( Download )

4.  IPA
a.  Paket A  ( Download )
b.  Paket B  ( Download )
c.  Kunci Jawaban  ( Download )

Semoga bermanfaat Soal Latihan dan Kunci Jawaban UN Matematika SMP tahun 2016 atau tahun Pelajaran 2015/2016.

Sumber : http://ainamulyana.blogspot.co.id

Selasa, 01 Maret 2016

Aplikasi Blended Untuk Peningkatan Keterampilan Berpikir Ilmiah Siswa


Model aplikasi metode blended dengan cara mengintegrasikan berbagai metode pembelajaran tradisional dan metode pembelajaran berbasis komputer dan internet dapat meningkatkan kolaborasi guru-siswa di dalam maupun di luar kelas. Dengan meningkatnya penggunaan internet melalui hand phone (seperti: SMS, Black Bary, e mail) oleh para siswa dapat guru manfaatkan untuk melalukan kerja sama kapan pun dan dari mana pun.
Alangkah lebih baik jika guru dapat memfasilitasi siswa memanfaatkan sumber belajar yang telah guru sediakan dalam jejaring internet di samping menggunakan sumber cetakan dalam bentuk buku atau sumber yang lain. Dengan tersedia banyak sumber belajar siswa siswa dapat belajar kapan pun dan di mana pun sehingga waktu belajar siswa menjadi lebih banyak. Konsultasi dan kerja sama guru-siswa  dapat meningkat dengan bantuan teknologi.
Pada tulisan ini  GP menyajikan model penggunaan metode blended untuk meningkatkan keterampilan siswa berpikir ilmiah. Yang ditekankan benar dalam proses pembelajaran adalah menggunakan cara berpikir ilmiah. Model berpikir ilmilah dapat menggunakan berbagai contoh penugasan  untuk memecahkan masalah para pemula seperti:
Diagram di bawah ini menggambarkan relasi antara metode tradisional dan  metode belajar moderen berbasis komputer.
Gambar di atas menujukkan  hubungan antara kegiatan tatap muka dengan penugasan atau proyek belajar mandiri yang terintegrasi dalam model pembelajaran tradisional dengan pembelajaran berbasis internet. Yang dikembangkan adalah keterampilan berpikir ilmiah siswa yang ditunjang dengan keterampilan menggunakan teknologi informasi, menghimpun data, mengolah data, dan menyajikan data secara menarik dan variatif yang dilandasi dengan data yang benar;  mengembangkan kapasitas individu melalui kerja sama dalam kelompok;  mengembangkan keterampilan memimpin; dan karakter tanggung jawab, selalu ingin tahu, objektif, dan berbudaya mutu.
Dalam kegiatan pembelajaran ini guru dapat menggunakan strategi dengan  mengintegrasikan berbagai pendekatan, metode, dan tentu saja siklus pembelajaran eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (EEK).
Pembelajaran difokuskan pada pengembangan  keterampilan  berpikir ilmiah. Materi pelajaran dapat disesuaikan dengan materi yang relevan pada tiap mata pelajaran. Siklus belajar meliputi siklus EEK. Langkah awal siswa mengeksplorasi informasi dari berbagai sumber dalam merumuskan masalah, menentukan tujuan, dan merumuskan hipotesis, serta mengembangkan kerangka pemikiran sebagai dasar mengembangkan berpikir ilmiah.
Dalam kegiatan tatap muka guru mengintegrasikan metode diskusi, observasi, kolaborasi, dan presentasi. Pelaksanaan pembelajaran didukung dengan berbagai informasi yang diperoleh dari buku sumber kepustakaan serta informasi dari internet. Pada kegiatan nontatap muka, atau tugas terstruktur guru mengintegrasikan kerja sama menggunakan blog, email, SMS.
Diagram model  kegiatan belajar siswa dapat dikembangkan seperti berikut:
Pada tahap selanjutnya siswa  mengembangkan kemandirian belajar dengan melaksanakan tugas mandiri (proyek). Namun demikian, komunikasi guru dengan siswa selama mengerjakan tugas di luar kelas guru tetap menjalin komunikasi dengan menggunakan jejaring teknologi. Tugas siswa di luar kelas dilandasi dengan sistem kontrak target belajar, mengembangkan potensi individu melalui kerja sama kelompok.
Waktu pelaksanaan tugas dibatasi dengan ditentukan lamanya. Hasil pengumpulan, pengolahan, dan penafsiran data mereka susun dalam bentuk kerangka laporan yang dikembangkan dengan menggunakan model mind maping. Laporan dirumuskan kelompok yang disajikan dalam bentuk power point.
Selanjutnya para siswa menyajikan hasil elaborasi data dan fakta yang mereka peroleh dari hasil penelitian selanjutnya mereka sajikan sebagai bahan seminar dalam kelas.
Tujuan pembelajaran bertujuan khusus untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berpikir ilmiah yang meliputi beberapa indikator di bawah ini.
  1. Merumuskan masalah
  2. Merumuskan hipotesis
  3. Menguji hipotesis
  4. Mengolah data
  5. Menafsirkan data
  6. Menarik kesimpulan
  7. Melaporkan hasil penelitian.
Diagram berikut memperlihatkan skenario pembelajaran:
Skenario pembelajaran dilaksanakan dalam  4 jam pelajaran tatap muka dan tugas terstruktur di luar kelas.  Skenario pembelajaran dikembangkan dalam tiga tahap sebagaimana digambarkan dalam gambar di bawah ini :
Secara umum pembelajaran ini dikembangkan untuk membangkitkan daya kompetisi dan kekompakan kelompok. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembelajaran kelas dibagi dalam beberapa kelompok kecil, maksimal 5 orang.
Guru dalam pelaksanaan pembelajaran menerapkan sistem time token ekonomi. Dengan menggunakan pendekatan ini  diharapkan siswa mengembangkan daya kompetisi untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Setiap kekompok yang memenuhi prilaku belajar dan hasil belajar yang diharapkan dihargai oleh guru dalam bentuk tanda bintang. Untuk keperluan menghimpun tanda bintang yang diperolah, tiap kelompok menyediakan kertas tempat menempel tanda penghargaan yang diperolehnya. Kelompok yang berhasil mendapatkan bintang yang terbanyak mendapat hadiah khusus misalnya “permen” atau hadiah lain yang memiliki nilai ekonomi.
Proses pembelajaran dikembangkan lebih lanjut dalam beberapa langkah yang dapat diuraikan lebih lanjut seperti di bawah ini.
Pertemuan Tahap ke-1 : tatap muka (Eksplorasi)
Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Introduction/PBI)
  1. Guru menyampaikan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator hasil belajar.
  2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar kompetitif dalam meraih prestasi belajar terbaik secara berkelompok.
  3. Guru menghimpun informasi yang sudah siswa kuasai tentang SK /KD yang akan siswa pelajari sebelum proses pembelajaran berlanjut.
  4. Guru menetapkan target hasil belajar yang akan dilakukan dalam 3 tahap yaitu kegiatan tatap muka, kegiatan mandiri terstruktur, dan kegiatan tatap muka untuk mempresentasikan dan membahas hasil penelitian.
  5. Guru memfasilitasi siswa untuk membentuk kelompok kecil, maksimal 5 siswa.
  6. Guru memotivasi siswa untuk melakukan aktivitas merumuskan masalah penelitian,  tujuan , hipotesis,  kerangka pemikiran, dan merumuskan informasi yang siswa perlukan dengan mengeksplorasi dari buku teks pegangan siswa, buku di perpustakaan, mengeksplorasi informasi dari internet.
  7. Siswa mengeksplorasi  berbagai contoh penelitian sederhana dari berbagai sumber dengan menggunakan kata kunci sciene for kids.
  8. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
  9. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
  10. Guru membantu siswa dalam merencanakan bentuk penyajian kerangka pikir, kerangka laporan, dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka menyiapkan pengerjaan tugas mandiri dengan teman-temannya
Tahap ke-2 :  tugas terstruktur (Elaborasi)
Pelaksanaan kegiatan belajar mandiri menggunakan model student teams – achievement division (STAD)
  1. Siswa bekerja dalam  kelompok kelompok yang anggotanya 5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, kemampuan menyediakan sumber informasi, dll)
  2. Siswa mengerjakan tugas susuai dengan yang direncanakan, mamastikan bahwa semua anggota kelompok aktif sesuai dengan peran yang mereka rancang, dan melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur yang telah mereka tetapkan.
  3. Siswa menyampaikan infomasi kepada guru melalui jejaring internet, berkonsultasi, dan meminta bantuan guru jika siswa perlukan.
  4. Guru mengontrol perkembangan kegiatan seluruh siswa,  mengarahkan, dan memberi motivasi melalui hubungan interaktif berbasis jejaring internet.
  5. Siswa mengumpulkan fakta, menghimpun , mengolah, dan penafsiran data serta  menarik kesimpulan sebagai hasil penelitian.
  6. Siswa merumuskan hasil penelitian daalam bentuk power point sebagai bahan penyajian dalam kelas.
Tahap ke-3: tatap muka  (Konfirmasi)
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Demonstrasi atau Presentasi
  1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan target belajar yang harus siswa capai.
  2. Guru menyampaikan informasi tentang hal-hal yang menjadi bahan penilaian belajar dan mendorong siswa untuk berkompetisi memperoleh penghargaan tertinggi karena menunjukkan berbagai prestasi yang baik.
  3. Guru memfasilitasi siswa menentukan skenario pelaksanaan penyajian hasil karya siswa sehingga  tugas  kelompok penyaji dan kelompok pemerhati menjadi jelas.
  4. Siswa  menyajikan hasil penelitian dalam bentuk power point serta menggunakan berbagai sumber informasi berbasis  jejaring internet.
  5. Siswa membahas materi yang didemonstrasikan tugas sebagai hasil kegiatan kelompok.
  6. Guru menilai aktivitas belajar siswa dan karya yang siswa sajikan.
  7. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisis hasil kerjanya untuk disempurnakan.
  8. Siswa melaporkan hasil tugas.
  9. Guru menyampiaikan penghargaan kepada kelompok terbaik.
  10. Siswa difasilitasi guru menyajikan hasil karyanya dalam jejaring internet.
Demikian rangkaian kegiatan yang dapat para guru coba. Salam

Keterampilan Abad 21 dalam Interaksi Global



Perjalanan pesawat yang mengangkut penumpang dari satu negara ke negara lain pada saat ini tidak hanya ditumpangi oleh orang-orang terdidik dengan baik dan bepengalaman berulang-ulang sehingga menguasi teknik melakukan perjalanan secara mudah.


 
Banyak orang Indonesia kini menempuh perjalanan jauh melintasi berbagai negara tanpa bekal yang cukup dari sekolah. Kesadaran hidup dalam konteks global senyatanya diperlukan tidak hanya oleh orang-orang terdidik pada pendidikan tinggi, namun orang-orang yang pendidikannya rendah bahkan sangat rendah, sangat memerlukan keterampilan praktis abad 21.
Beberapa hal penting yang sering terlihat saat mengantri hendak masuk ruang tunggu, terlihat beberapa penumpang kurang mengerti fungsi pasport. Kasus yang menggelitik, terdapat satu penumpang yang paspornya sudah masuk pesawat karena dibawa oleh anggota keluarganya, sementara orang yang berkepetingan masih mengantri di pintu imigrasi. Karuan saja pesawat harus menunggu beberapa waktu  untuk menyelesaikan urusan penumpang.
Beberapa fakta lain yang penting menjadi catatan, di luar pelaksanaan ibadah, yaitu jelas sekali penumpang belum terbekali sekolah dengan keterampilan yang dipersiapkan untuk melintasi perjalan antar negara, seperti:
  • Mengantri saat memasuki pintu imigrasi.
  • Mengenali tiket dan nomor tempat duduk di pesawat.
  • Mengunakan sabuk pengaman saat duduk di pesawat.
  • Mengantri untuk menggunakan toilet di pesawat.
  • Membersihkan kotoran di toilet pesawat.
Keterampilan lain yang menjadi perhatian setelah berada di negeri Saudi, di antaranya:
  • Bersabar dalam antrian saat menggunakan lift.
  • Menggunakan lift sehingga dapat mencapai lantai tempatnya menginap.
  • Mengenali, memetakan, dan mengenali jalan dari hotel ke masjid sehingga dapat mudah kembali setelah selesai beribadah,
Banyaknya orang yang tersesat seusai beribadah menunjukkan tahap pengenalan letak hotel dengan masjid kurang terperhatikan dengan baik. Hal ini tidak hanya dialami oleh orang-orang yang berpendidikan rendah, namun bisa dialami oleh orang-orang berpendidikan tinggi juga. Pengalaman ini menyangkut latihan pengenalan lingkungan baru yang harus didukung dengan kecerdasan spasial.
Kecerdasan spasial adalah jenis kecerdasan yang ketiga menurut Goleman yaitu  mencakup berpikir dalam gambar atau peta serta kemampuan untuk menyerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Orang dengan tingkat kecerdasan spasial yang tinggi memiliki kepekaan kuat terhadap posisi dirinya dalam peta lingkungan hidup, Peta seperti ini lebih kuat lagi jika diintegrasikan dalam peta google.
Keterampilan hidup dalam lingkungan baru dan dapat beradaptasi dalam budaya setempat merupakan keterampilan penting yang harus siswa kuasai Keterampilan ini perlu didukungan dengan kesadaran global dan penerapan nilai-nilai kemanusiaan secara universal.
Bagaimana mengasah keterampilan abad_21 di sekolah
Seperti halnya pelatihan pilot, pada saat ini tidak dimulai dengan menggunakan pesawat yang sesungguhnya. latihan dapat dibantu dengan perangkat lunak komputer. Oleh karena itu latihan siswa juga dapat dilakukan dengan cara yang sama. Demikian juga dengan penggunaan toilet di pesawat dapat ditayangkan dengan cara memutar video (https://www.youtube.com/watch?v=1ygJDBJu32I). Jika tidak memungkinkan keterampilan dapat dilakukan dalam bentuk yang lebih  sederhana yang disesuaikan dengan kondisi yang ada di setiap sekolah. Sekolah dapat menggantikannya dengan gambar peraga.
Gambar Toilet Pesawat
New Picture (29)Gambar seperti ini hendaknya siswa kenal sejak pendidikan dasar dan dapat diperagakan pula cara menggunakannya. Jika guru berkesulitan mengajarkannya, maka video penggunaan toilet pesawat dapat membantu siapa pun mengetahui dan menguasi cara menggunakannya.

Contoh praktis ini merupakan bentuk nyata keterampilan abad 21 yang harus siswa kuasai. Karena itu pula seharusnya pendidikan di Indonesia semakin memperhatikan dan mengasah keterampilan seperti itu sebagai bagian dari keterampilan dasar yang diperlukan dalam konteks kehidupan global di samping keterampilan vokasional yang menjadi modal utama dalam bidang pekerjaan pilihannya.
Terdapat alasan lain, hal sederhana ini hendaknya menjadi bagian pengetahuan dan keterampilan tambahan yang perlu siswa kuasai, di antaranya dapat diperhatikan data jumlah tenaga kerja Indonesia yang ditempatkan di negara pengguna pada tahun 2015 sebanyak 253.084 orang.
New Picture (6)Di samping itu, data sebaran asal tenaga kerja dari seluruh provinsi dapat menjadi dasar berpikir yang bolak balik.  Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusatenggara Barat merupakan provinsi pengirim tenaga kerja terbanyak di Indonesia. Hal itu menjadi alasan, mengapa membangun keterampilan abad-21 amat diperlukan di ketiga provinsi itu. Sebaliknya dengan semakin kuat kompetensi abad-21 dikuasai oleh seluruh siswa dari berbagai provinsi lain, akan semakin memperbesar peluang setiap warga negara berebut kesempatan kerja di seluruh penjuru dunia.
Disadari bahwa peningkatan kompetensi dalam bentuk keterampilan abad 21 memerlukan dukungan kebijakan pendidikan tingkat pusat untuk menggerakan seluruh sekolah meningkatkan kesadaran akan pentingnya keterampilan warga negara dalam mengarungi kehidupan yang mendunia. Selanjutnya secara teknis keterampilan itu mesti bagian yang perlu dibangun dalam struktur kurikulum yang dapat dituangkan dalam kebijakan tiap sekolah.
Demikian pemikiran ini ditulis sebagai dasar pertimbangan dalam mengembangkan kebijakan pendidikan secara nasioal maupun kebijakan khusus pada tingkat sekolah yang dapat mendukung meningkatnya keterampilan warga negera dalam berinteraksi secara global.

Penulis : Rahmat

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI KONSEP DIRI YANG POSITIF

1. Pengenalan perasaan. Terdapat beberapa macam perasaan yaitu : marah, senang, sedih, takut,              jengkel, kecewa, lega, puas, bangga, terharu.

2. Perasaan-perasaan di atas (no.1) akan kita rasakan saat kita mendapatkan nilai bagus atau nilai             jelek. Sebagai contoh :
     – Saat saya mendapatkan nilai 0 pada ulangan matematika maka saya akan merasa sedih.
     – Saat saya mendapatkan nilai 10 pada ulangan matematika maka saya akan merasa senang.
     – Saat saya belajar 10 rumus dan 10 rumus tersebut diujikan dalam ulangan maka saya merasa               lega.
    – Saat saya belajar 10 rumus dan 10 rumus tersebut tidak diujikan dalam ulangan maka saya akan           merasa kecewa.

3. Berdasarkan kemungkinan-kemungkinan perasaan yang akan muncul saat saya mengerjakan               ulangan maka saya perlu mempersiapkan diri saya. Sebagai contoh : Tidur yang cukup- saya               membutuhkan waktu tidur 60 menit, makan yang cukup- saya membutuhkan waktu makan 15             menit, belajar yang cukup – saya membutuhkan waktu belajar selama 1 jam.

4. Setelah saya mengenali perasaan-perasaan saya maka saya memiliki kewajiban untuk menyusun         pandangan diri tentang saya. Atau yang biasa disebut dengan konsep diri yakni : bagaimana saya          memandang diri saya.
Sebagai contoh :
a. Saat saya belajar 10 rumus dan 10 rumus tersebut diujikan dalam ulangan maka saya merasa              lega, kemudian saya merasa percaya diri dalam mengerjakan ulangan. Pandangan saya terhadap           mata pelajaran tersebut menjadi positif atau saya merasa bahwa saya mampu mengerjakan                   ulangan.
b. Saat saya belajar 10 rumus dan 10 rumus tersebut tidak diujikan dalam ulangan maka saya akan         merasa kecewa, kemudian saya merasa tidak percaya diri dalam mengerjakan ulangan. Pandangan       saya terhadap mata pelajaran tersebut menjadi negatif atau saya merasa bahwa saya tidak mampu        mengerjakan ulangan.
c. Berdasarkan dari contoh a dan b disarankan anak-anak dapat menilai diri sendiri lebih TELITI            dan HATI-HATI. Artinya: anak-anak mampu menyebut diri sendiri “Saya mampu pada pelajaran        matematika karena saya ….. sehingga saya perlu ……” begitu juga sebaliknya “Saya tidak                  mampu pada pelajaran matematika karena saya …… sehingga saya perlu ……”

5. Saat anak-anak dapat menilai kemampuan diri dengan tepat maka akan menumbuhkan semangat        belajar (motivasi belajar) untuk mencapai nilai atau hasil yang lebih baik. Sebagai contoh : Dulu        saya tidak bisa perkalian saat ini saya mampu melakukan perkalian dengan baik, cepat dan teliti.        Kemudian, saya menilai bahwa kemampuan perkalian saya membutuhkan waktu atau proses               belajar. Sehingga, sekarang saya mampu mengerjakan perkalian dengan membutuhkan waktu 45          menit.

KETRAMPILAN DI ABAD 21 YANG WAJIB DIMILIKI SISWA


Bertempat di Yayasan Salman Al Farisi Bandung, kami mengikuti Sosialisasi Pengembangan Kurikulum 2013 yang diisi oleh Bapak Wahono Widodo, Prodi Pendidikan Science MIPA UNESA.
Dalam kaitannya dengan pemberlakuan Kurikulum 2013 yang mengharuskan dunia pendidikan memperbaharui terus kurikulumnya agar tidak ketinggalan jaman. Konteks tidak ketinggalan jaman ini merujuk kepada kebutuhan dunia pendidikan akan kurikulum yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan abad 21.

Menurut Pak Wahono, abad 21 sangat memerlukan keterampilan terutama dalam hal-hal berikut :

1. Creativity and Innovation

Manusia yang akan sukses di abad 21 adalah orang-orang yang kreatif dan memiliki keberagaman ide. Sehingga, dalam dimensi kreatif ini, gurunya pun harus kreatif. Tidak lagi hanya mengharapkan kemampuan siswa pada level mendeskripsikan sesuatu, namun bagaimana siswa mampu mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.

2. Critical Thinking and Problem Solving

Yang dimaksud masalah di sini ada dua macam, masalah yang sifatnya akademis dan otentis. Masalah akademis tentu saja masalah yang terkait pada ranah kognisi yang mereka jalani. Masalah otentis lebih kepada masalah yang sering mereka jumpai sehari-hari di sekitar mereka. Siswa dituntut mampu menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, siswa juga memiliki kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah.

3. Communication

Di abad 21, siswa yang mampu bertahan adalah yang bisa berkomunikasi dengan berbagai cara, baik tertulis maupun verbal. Siswa dituntut untuk memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia. Siswa diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah dari gurunya. Siswa tidak boleh lagi anti ICT, mereka harus biasa dengan komunikasi yang bertekhnologi. Demikian juga gurunya.

4. Collaboration

Ternyata juga, hidup di abad 21 tidak tergantung lagi pada persaingan. Justru, orang-orang sukses di abad ini adalah orang-orang yang bisa bekerja sama atau berkolaborasi dengan berbagai kepentingan. Siswa harus mampu kemampuannya dalam kerjasama berkelompok dan kepemimpinan; beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab; bekerja secara produktif dengan yang lain; menempatkan empati pada tempatnya; menghormati perspektif berbeda. Siswa juga menjalankan tanggung jawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat; menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain; memaklumi kerancuan.

Keterampilan abad ke-21 yang siswa asah harus bersifat  interdisipliner, terintegrasi, berbasis proyek, hingga mengaplikasikan keterampilan terbaik untuk bertahan hidup. Tony Wagner dalam bukunya Global Achievement Gap menyatakan bahwa ada 7 keterampilan utama yang wajib siswa kuasai agar bertahan hidup dan beradaptasi dengan perubahan, yaitu:


  1. Terampil berpikir kritis dan memecahkan masalah.
  2. Kolaborasi berbasis jaringan dan memimpin dengan pengaruh.
  3. Mampu mengubah arah dan bergerak secara cepat dan efektif dan beradaptasi.
  4. Memiliki daya inisiatif dan berkewirausahaan
  5. Bicara dan memiliki kemampuan menulis secara efektif.
  6. Mengakses dan menganalisis informasi.
  7. Bersikap selalu ingin tahu dan berimajinasi

Untuk mengembangkan sejumlah keterampilan itu, maka sekolah perlu mengantisipasi berbagai langkah perubahan yang meliputi komponen utama yaitu penyempurnaan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pengembangan siswa, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru, dan melaksanakan pembelajaran yang terkontrol agar sekolah dapat memastikan bahwa target mutu yang diharapkannya terwujud (GP)

Motor Ini Ada ACnya Dan Pengemudinya Dijamin Tak akan Jatuh

Perusahaan desain kendaraan listrik, Lit Motors (LM) asal California, Amerika Serikat, sejak pertama berdiri pada 2010, punya imaji menciptakan kendaraan pintar dan ramah lingkungan. Mereka telah berhasil membuat C-1, kendaraan roda dua yang tidak bisa jatuh ke samping.




Menggabungkan motor listrik dengan alat bantu penyeimbang gravitasi, giroskop. Komponen bantuan tersebut digunakan untuk mengukur atau mempertahankan orientasi berdasarkan momentum sudut, seperti yang biasa digunakan pada pesawat terbang atau kapal laut.

Salah satu kelemahan mengendarai sepeda motor dengan konfigurasi dua roda segaris adalah beresiko jatuh bila pengendara kehilangan keseimbangan.

LM menjelaskan, C-1 merupakan “mobil roda dua”. Fasilitas yang ada di dalamnya pun seperti halnya mobil, Seperti adanya AC (Air conditioner) dan hebatnya lagi, Pengendara mengemudikan sepeda motor seperti mobil tanpa perlu khawatir terjatuh.

Seperti dilansir BBC, pendiri LM, Daniel Kim, mengatakan, pemilik bisa mendapatkan keuntungan dari efisiensi sepeda motor dan keamanan serta kenyamanan mobil.

Dalam sesi uji tabrak, C-1 bahkan tidak merebah ketika ditarik paksa oleh SUV.



Seluruh tenaga dihasilkan motor listrik yang sanggup menjelajah hingga 321 km. Dengan bobot keseluruhan sekitar 400 kg, akselerasi 0-100 kpj mampu ditempuh di bawah 6 detik.

Pengembangan




C-1 terus dikembangkan, kabar terakhir, purwarupa telah dibuat dan versi produksi bisa dipasarkan pada akhir 2014. Target yang dituju, pasar dengan populasi sepeda motor besar seperti India dan China.

Buat para peminat harus cepat melakukan pemesanan. Daftar antrean telah mencapai 370 orang untuk 10.000 unit pertama. Saat dipasarkan nanti harganya mencapai US$ 24.000.

Minggu, 21 Februari 2016

Modul Pembuatan Presentasi dengan Microsoft Power Point

Pembuatan Presentasi dapat membantu Guru dalam memudahkan penyampaian materi pembelajaran kepada siswa. Pembuatan Presentasi tidak hanya sebagai penunjang kegiatan pembelajaran, melainkan juga dapat membantu Guru dan Siswa dalam memudahkan dan memahami materi yang disajikan dalam bentuk presentasi . Salah satu aplikasi yang selalu digunakan dalam pembuatan presentasi adalah Microsoft Office Power Point. Power Point merupakan aplikasi pembuat presentasi yang terbilang mudah digunakan dan memiliki banyak fitur yang membantu pembuatan presentasi. 
Pada kesempatan kali ini, kami sajikan Modul Pembuatan Presentasi dengan Microsoft Power Point untuk membantu Bapak/Ibu Guru dalam memudahkan pembuatan Presentasi dengan Power Point. Adapun materi dasar yang disajikan dalam modul ini antara lain meliputi :
  1. Pengenalan Power Point
  2. Navigasi dan Menu Dasar dalam Microsoft Power Point
  3. Action Button dan Hyperlink
  4. Penggunaan Trigger dalam Microsoft Power Point
Modul Pembuatan Presentasi dengan Microsoft Power Point selengkapnya dapat Bapak/Ibu unduh pada link dibawah ini. 
Pengoperasian Power Point sangatlah penting terutama bagi Guru, karena power point merupakan aplikasi yang dapat digunakan dalam pembuatan media pembelajaran interaktif guna menyampaikan materi pembelajaran menjadi lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Semoga modul power point ini dapat bermanfaat, salam pendidikan.