Selasa, 01 Maret 2016

Keterampilan Abad 21 dalam Interaksi Global



Perjalanan pesawat yang mengangkut penumpang dari satu negara ke negara lain pada saat ini tidak hanya ditumpangi oleh orang-orang terdidik dengan baik dan bepengalaman berulang-ulang sehingga menguasi teknik melakukan perjalanan secara mudah.


 
Banyak orang Indonesia kini menempuh perjalanan jauh melintasi berbagai negara tanpa bekal yang cukup dari sekolah. Kesadaran hidup dalam konteks global senyatanya diperlukan tidak hanya oleh orang-orang terdidik pada pendidikan tinggi, namun orang-orang yang pendidikannya rendah bahkan sangat rendah, sangat memerlukan keterampilan praktis abad 21.
Beberapa hal penting yang sering terlihat saat mengantri hendak masuk ruang tunggu, terlihat beberapa penumpang kurang mengerti fungsi pasport. Kasus yang menggelitik, terdapat satu penumpang yang paspornya sudah masuk pesawat karena dibawa oleh anggota keluarganya, sementara orang yang berkepetingan masih mengantri di pintu imigrasi. Karuan saja pesawat harus menunggu beberapa waktu  untuk menyelesaikan urusan penumpang.
Beberapa fakta lain yang penting menjadi catatan, di luar pelaksanaan ibadah, yaitu jelas sekali penumpang belum terbekali sekolah dengan keterampilan yang dipersiapkan untuk melintasi perjalan antar negara, seperti:
  • Mengantri saat memasuki pintu imigrasi.
  • Mengenali tiket dan nomor tempat duduk di pesawat.
  • Mengunakan sabuk pengaman saat duduk di pesawat.
  • Mengantri untuk menggunakan toilet di pesawat.
  • Membersihkan kotoran di toilet pesawat.
Keterampilan lain yang menjadi perhatian setelah berada di negeri Saudi, di antaranya:
  • Bersabar dalam antrian saat menggunakan lift.
  • Menggunakan lift sehingga dapat mencapai lantai tempatnya menginap.
  • Mengenali, memetakan, dan mengenali jalan dari hotel ke masjid sehingga dapat mudah kembali setelah selesai beribadah,
Banyaknya orang yang tersesat seusai beribadah menunjukkan tahap pengenalan letak hotel dengan masjid kurang terperhatikan dengan baik. Hal ini tidak hanya dialami oleh orang-orang yang berpendidikan rendah, namun bisa dialami oleh orang-orang berpendidikan tinggi juga. Pengalaman ini menyangkut latihan pengenalan lingkungan baru yang harus didukung dengan kecerdasan spasial.
Kecerdasan spasial adalah jenis kecerdasan yang ketiga menurut Goleman yaitu  mencakup berpikir dalam gambar atau peta serta kemampuan untuk menyerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Orang dengan tingkat kecerdasan spasial yang tinggi memiliki kepekaan kuat terhadap posisi dirinya dalam peta lingkungan hidup, Peta seperti ini lebih kuat lagi jika diintegrasikan dalam peta google.
Keterampilan hidup dalam lingkungan baru dan dapat beradaptasi dalam budaya setempat merupakan keterampilan penting yang harus siswa kuasai Keterampilan ini perlu didukungan dengan kesadaran global dan penerapan nilai-nilai kemanusiaan secara universal.
Bagaimana mengasah keterampilan abad_21 di sekolah
Seperti halnya pelatihan pilot, pada saat ini tidak dimulai dengan menggunakan pesawat yang sesungguhnya. latihan dapat dibantu dengan perangkat lunak komputer. Oleh karena itu latihan siswa juga dapat dilakukan dengan cara yang sama. Demikian juga dengan penggunaan toilet di pesawat dapat ditayangkan dengan cara memutar video (https://www.youtube.com/watch?v=1ygJDBJu32I). Jika tidak memungkinkan keterampilan dapat dilakukan dalam bentuk yang lebih  sederhana yang disesuaikan dengan kondisi yang ada di setiap sekolah. Sekolah dapat menggantikannya dengan gambar peraga.
Gambar Toilet Pesawat
New Picture (29)Gambar seperti ini hendaknya siswa kenal sejak pendidikan dasar dan dapat diperagakan pula cara menggunakannya. Jika guru berkesulitan mengajarkannya, maka video penggunaan toilet pesawat dapat membantu siapa pun mengetahui dan menguasi cara menggunakannya.

Contoh praktis ini merupakan bentuk nyata keterampilan abad 21 yang harus siswa kuasai. Karena itu pula seharusnya pendidikan di Indonesia semakin memperhatikan dan mengasah keterampilan seperti itu sebagai bagian dari keterampilan dasar yang diperlukan dalam konteks kehidupan global di samping keterampilan vokasional yang menjadi modal utama dalam bidang pekerjaan pilihannya.
Terdapat alasan lain, hal sederhana ini hendaknya menjadi bagian pengetahuan dan keterampilan tambahan yang perlu siswa kuasai, di antaranya dapat diperhatikan data jumlah tenaga kerja Indonesia yang ditempatkan di negara pengguna pada tahun 2015 sebanyak 253.084 orang.
New Picture (6)Di samping itu, data sebaran asal tenaga kerja dari seluruh provinsi dapat menjadi dasar berpikir yang bolak balik.  Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusatenggara Barat merupakan provinsi pengirim tenaga kerja terbanyak di Indonesia. Hal itu menjadi alasan, mengapa membangun keterampilan abad-21 amat diperlukan di ketiga provinsi itu. Sebaliknya dengan semakin kuat kompetensi abad-21 dikuasai oleh seluruh siswa dari berbagai provinsi lain, akan semakin memperbesar peluang setiap warga negara berebut kesempatan kerja di seluruh penjuru dunia.
Disadari bahwa peningkatan kompetensi dalam bentuk keterampilan abad 21 memerlukan dukungan kebijakan pendidikan tingkat pusat untuk menggerakan seluruh sekolah meningkatkan kesadaran akan pentingnya keterampilan warga negara dalam mengarungi kehidupan yang mendunia. Selanjutnya secara teknis keterampilan itu mesti bagian yang perlu dibangun dalam struktur kurikulum yang dapat dituangkan dalam kebijakan tiap sekolah.
Demikian pemikiran ini ditulis sebagai dasar pertimbangan dalam mengembangkan kebijakan pendidikan secara nasioal maupun kebijakan khusus pada tingkat sekolah yang dapat mendukung meningkatnya keterampilan warga negera dalam berinteraksi secara global.

Penulis : Rahmat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar