BAB I
PENDHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dua dasawarsa terakhir ini,
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mengalami perkembangan yang amat
pesat dan secara fundamental telah membawa perubahan yang signifikan dalam
percepatan dan inovasi penyelenggaraan pendidikan di berbagai negara.
Bahkan terdapat tekanan TIK yang
sangat besar terhadap sistem pendidikan secara global karena: (i) teknologi
yang berkembang menyediakan kesempatan yang sangat besar untuk mengembangkan
manajemen pendidikan dan proses pembelajaran di sekolah, (ii) hasil belajar
siswa yang spesifik dapat diidentifikasi dengan pemanfaatan teknologi baru
tersebut, dan (iii) TIK memiliki potensi yang sangat besar untuk
mentransformasikan seluruh aspek di dalam pendidikan di sekolah dan
memanfaatkannya untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Sejumlah negara telah
mengintegrasikan TIK dalam perencanaan dan penyelenggaraan pendidikan
nasionalnya. Singapura, misalnya, telah menerapkan teknologi informasi
interaktif pada sistem persekolahan dengan rasio satu komputer dua siswa.
Sistem jaringan dibangun untuk menghubungkan pendidikan, dunia internasional,
dunia industry berteknologi tinggi, dan dunia kerja. Ringkasnya, beberapa
negara telah mengubah kultur pembelajaran dengan mengintegrasikan teknologi
digital ke dalam kegiatan belajar dan bekerja di sekolah.
Peralihan kultur yang dimaksud di
atas hanya bisa terjadi kalau komunitas pendidikan memiliki komitmen yang kuat
untuk memanfaatkan TIK. Kelompok komunitas tersebut adalah para praktisi
pendidikan baik yang berkaitan dengan manajemen maupun proses belajar mengajar
pada semua tingkatan dan unit pendidikan, yang terdiri atas guru, dosen,
instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf administrasi, dan pejabat dalam
lingkungan departemen pendidikan. Yang tak kalah pentingnya adalah para subjek
pendidikan dari semua jenjang yang terdiri atas siswa dan mahasiswa. Dalam
konteks ini, pemanfaatan TIK harus direalisasikan untuk (a) pengelolaan
pendidikan melalui otomasi system informasi manajemen dan akademik berbasis
TIK, dan (b) sistem pengelolaan pembelajaran baik sebagai materi kurikulum,
suplemen dan pengayaan maupun sebagai media dalam proses pembelajaran yang
interaktif serta sumber-sumber belajar mandiri yang inovatif dan menarik. Dengan
kata lain, pendayagunaan TIK dalam manajemen pendidikan dan proses pembelajaran
bertujuan untuk menfasilitasi penyelenggara dan peserta pendidikan guna
mendorong peningkatan kualitas pendidikan.
Komitmen tersebut perlu dipertahankan
untuk menjaga kesinambungan pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan. Rekdale
(2001) mengemukakan bahwa pada program di masa lalu untuk menyediakan teknologi
ke sekolah kebanyakan mencapai sedikit sukses dalam jangka waktu yang cukup
lama dan jarang sekali menunjukkan perkembangan.
Persyaratan mengenai laboratorium
bahasa adalah contoh yang umum. Biasanya ada enam masalah utama, yaitu ; (i)
Anggaran untuk perawatan fasilitas awal tidak tersedia; (ii) Pelatihan biasanya
terlalu spesifik dan tidak berhubungan dengan kebutuhan di lapangan atau
perubahan sikap, (iii) Tidak tersedianya karyawan untuk perawatan rutin dan
pengembangannya, (iv) Tidak tersedianya teknisi ahli atau terlalu mahal, (v)
Materi yang sesuai untuk mengajar tidak tersedia, dan (vi) Lemahnya kondisi
kerja guru di lapangan mendorong bahwa mereka tidak dapat membagi waktu untuk
mengembangkan materi mengajar secara kreatif. Di sisi lain, sejumlah hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran memiliki dampak
positif terhadap performansi dan prestasi belajar siswa (Graus, 1999;
Stepp-Greany, 2000; Stepp-Greany, 2002; and Choi and Nesi, 1999).
Hal di atas menunjukkan bahwa
pemanfaatan TIK di bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian yang serius
dari berbagai pihak terkait, termasuk mengatasi masalah-masalah yang sering
terjadi. Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional
tahun 2005-2009, untuk dapat memberikan pelayanan prima, salah satu yang perlu
dilakukan adalah pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang
dilakukan melalui pendayagunaan ICT di bidang pendidikan yang mencakup peran
ICT sebagai substansi pendidikan, alat bantu pembelajaran, fasilitas
pendidikan, standar kompetensi, penunjang administrasi pendidikan, alat bantu
manajemen satuan pendidikan, dan infrastruktur pendidikan.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) pada saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan diterapkan
dalam berbagai bidang kegiatan. Robertson mengatakan TIK digunakan dalam hampir
semua aspek kehidupan dan pengaruhnya diperkirakan akan membawa dampak yang
lebih besar terhadap dunia akan datang (Isjoni et al., 2008 : 76). Penerapan
TIK terutama adalah memberikan kecepatan memperoleh dan mengolah informasi
sehingga mampu membantu menetapkan keputusan yang lebih cepat dan tepat
(Mustafa, 2007 : 2). Perkembangan TIK juga menyebabkan membanjirnya beragam
informasi dengan akses yang sangat mudah. Beragam informasi tersebut jika
dikelola dengan benar maka akan sangat membantu mengambil keputusan dalam
berbagai aspek kehidupan. Hasil pengolahan informasi tersebut dapat dibuat
untuk menimbulkan hal yang bermanfaat, merugikan atau bahkan berbahaya untuk
pemakainya maupun penciptanya (Mustafa, 2007 : 2).
Penerapan TIK yang tepat akan mampu
menimbulkan manfaat dalam kegiatan usaha dan industri menuntut kepada calon
tenaga kerja harus memiliki kemampuan dibidang TIK. John Naisbitt mengatakan
Negara yang unggul dalam teknologi informasi, maka Negara tersebut akan unggul
pula dalam mendominasi dunia (Isjoni, et al., 2008 : 9).
SMPN 1 Kedokanbunder telah menerapkan
pembelajaran berbasis TIK sejak tahun 2006 dengan diberlakukannya Kurikulum KTSP
tahun 2006. Didalam kurikulum KTSP Tahun 2006 terdapat mata pelajaran Komputer
yang masuk didalam Kelompok Mata Pelajaran dan diberikan kepada semua kelas
dari kelas 7, 8 dan 9.
Penerapan TIK di sekolah selain dalam mata pelajaran
TIK, juga menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran (..,
2007). Penerapan didalam kegiatan pembelajaran ini diantaranya adalah sebagai
media pembelajaran, penayangan materi pemelajaran, sarana menyimpan materi
pembelajaran, dan sarana mendapatkan sumber pemelajaran. Selain itu penerapan
TIK dalam pembelajaran di sekolah juga memiliki tujuan sebagai sarana
kolaborasi pembelajaran dengan sister school, maka penerapan dan pemanfaatan
TIK dalam proses pembelajaran menjadi program sekolah yang wajib.
1.2 Dasar / Landasan Hukum
a)
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
b)
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
c)
Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan,
d)
Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah,
e)
Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan,
f)
Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru,
g)
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Pemenuhan Beban Kerja
Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan.
h)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 68 Tahun 2014
Tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Guru Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan
Infomasi (KKPI) dalam Implementasi Kurikulum 2013
1.3 Tujuan
Buku Program Pengelolaan Kegiatan Sekolah dan
Proses Pembelajaran Berbasis IT ini disusun dengan tujuan untuk
memberikan acuan bagi guru TIK, Staf
Administrasi Sekolah serta guru lainya dalam merancang program pembelajaran berbasis teknologi informasi bagi peserta didik, sesama guru mata dan
tenaga kependidikan di sekolah untuk memanfatkan TIK sebagai sumber dan/atau
sarana belajar di sekolah.
1.4 Visi, Misi Sekolah
Visi :
SMPN 1 Kedokanbunder yaitu : “SEMAR “, Terciptanya Sekolah
yang Sehat, Mandiri dan Religius”
Misi :
1. Menciptakan lingkungan yang bersih,
aman dan asri
2. Meningkatkan efektivitas kemandirian
belajar siswa secara optimal
3. Membina akhlak mulia dan budi pekerti
luhur
Strategi :
1. Menata dan memelihara kebersihan dan
keindahan sekolah
2. a. Menerapkan kemandirian belajar
siswa secara efektif
b. menggalakan kegiatan ekstrakurikuler
3. a. Membiasakan siswa
mengaji 15 menit sebelum belajar
b. menggiatakan kegiatan rohis sebagai bekal bimbingan siswa
Target :
1. tercipta lingkungan sekolah yang aman
dan nyaman
2. a. Prestasi siswa meningkat ditandai
dengan meningkatnya nilai ujian
b. Memberi bekal ketrampilan kepada
siswa
3.a. Siswa akan terbiasa
untuk membaca Al-Qur’an
b. Siswa akan terbiasa untuk selalu
berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Islami
1.5 Ruang Lingkup
Dalam rangka menyikapi pernyataan
mendikbud Anies Baswedan bahwa Ujian Nasional Tahun 2015/2016 akan dilaksanakan
secara daring / online, oleh karena itu SMPN 1 Kedokanbunder menyiapkan diri
sejak dini melakukan pelatihan CBT ( Computer Based Test) bagi para siswa kelas
IX dengan memanfaatkan situs-situs yang menyelenggarakan pelatihan Ujian Online
/ CBT seperti : http://www.quipperschool.com, http://www.atun-kemdikbud.go.id, dan http://www.puspendik.org . Dengan ruang lingkup sebagai
berikut :
Peserta :
Siswa kelas IX ± 300 siswa
Tempat :
Lab. TIK dan Lab. Bahasa SMPN 1 Kedokanbunder
Pelaksanaan :
Senin sampai dengan Jum’at selama 8 bulan
( Sept 2015
s.d. Maret 2016 )
Waktu :
12.30 – 13.30, kecuali Jum’at : 14.00 – 15.00
Jenis kegiatan :
Pelatihan CBT ( Computer Based Test )
Tim CBT :
1. Asep Moh. Nurudin, S.Pd
2. Sandika, S.Pd.I
3. Maryam, S.Pd
4. Nuridah, S.Pd
5. Dwi Nurharyanto, S.Pd
6. Mamat, Amd. Perpus