BANJARMASIN - Meskipun pembahasan
antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan DPR
alot, akhirnya implementasi kurikulum 2013 diresmikan hari ini (11/2).
Kemendikbud memanfaatkan perhelatan rembuk nasional (rembuknas), yang rencananya dibuka Wapres Boediono, sebagai puncak peresmian implementasi kurikulum 2013.
Perkembangan positif penerapan kurikulum 2013 itu disampaikan Mendikbud Mohammad Nuh sebelum bertolak dari Banjarmasin menuju Jakarta kemarin (10/2). Nuh menegaskan jika saat ini mereka tidak lagi membahas apakah kurikulum pengganti KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) itu jadi diterapkan atau tidak.
Alasannya penetapan kurikulum ini adalah wewenang pemerintah. Selain itu kurikulum 2013 ini penting dan mendesak untuk segera dijalankan karena menyesuaikan tuntutan kebutuhan pendidikan terbaru.
"Jadi dalam Rembuknas besok (hari ini, red) kami bersama seluruh kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten, dan kota, dibahas pematangan implementasi kurikulum 2013," ujar menteri asal Surabaya itu. Nuh mengatakan, Kemendikbud akan meminta masukan terhadap scenario penerapan kurikulum 2013 yang telah mereka tetapkan.
Seperti penerapan di tingkat SD hanya untuk kelas I dan IV serta mencakup 30 persen dari seluruh populasi SD di seluruh Indonesia saja. Sedagkan di jenjang SMP dan SMA/SMK kurikulum baru ini diterapkan secara keseluruhan. Dengan perkembangan ini, Nuh mengatakan komunikasi dengan instansi daerah sudah bukan lagi urusan apakah kurikulum 2013 ini diterapkan atau tidak.
Nuh juga mengatakan perkembangan pembahasan anggaran kurikulum 2013 dengan DPR yang belum tuntas. Mantan rektor ITS itu menuturkan, Kemendikbud sama sekali tidak cemas dengan kabar jika DPR menolak mencairkan anggaran kurikulum baru. "Coba sampean (anda, red) lihat, apakah saya tampak cemas" Tidak kan, berarti urusan anggaran sudah aman," katanya.
Mantan Menkominfo itu juga mengatakan, pihak-pihak utama yang terkait dengan kurikulum baru sudah kompak siap menjalankannya. Diantara yang paling utama adalah guru.
Dari sejumlah rangkai roadshow di penjuru Indonesia, Nuh memastikan para guru dan pemda siap menjalankan kurikulum baru ini. "Hampir semua guru setelah saya jelaskan tepuk tangan. Apakah itu tandanya mereka menolak?" ujarnya.
Sebaliknya jika ternyata masih ada guru di daerah yang belum tahu soal kurikulum baru ini, Nuh menganggapnya wajar. Sebab pelatihan untuk kurikulum baru ini saja belum dijalankan. Dia berani menjamin jika pelatihan ini dijalankan, para guru peserta latihan pasti paham tentang kurikulum ini.
Selain penetapan implementasi, dalam forum rembuknas ini akan diperkenalkan buku-buku pelajaran baru yang disesuaikan dengan kurikulum. Staf Khusus Bidang Komunikasi Media Mendikbud Sukemi menuturkan, buku-buku baru yang akan dipamerkan ini hanya masternya saja.
"Jika kita berikan sekarang, bisa dimanfaatkan oleh penerbit untuk mengeruk untung," tutur Sukemi. Dia mengatakan jika pemerintah menetapkan pemberlakukan kurikulum 2013 tidak boleh memberatkan orangtua siswa.
Untuk itu, pengadaan buku ditanggung pemerintah alias gratis. Jika master buku baru ini bocor ke tangan penerbit, dikhawatirkan ada praktek penjualan buku kepada siswa dengan modus pengadaan buku suplemen. Sukemi menuturkan jika buku yang ditetapkan pemerintah ini sudah cukup dan tidak perlu buku suplemen lagi. (wan)
Kemendikbud memanfaatkan perhelatan rembuk nasional (rembuknas), yang rencananya dibuka Wapres Boediono, sebagai puncak peresmian implementasi kurikulum 2013.
Perkembangan positif penerapan kurikulum 2013 itu disampaikan Mendikbud Mohammad Nuh sebelum bertolak dari Banjarmasin menuju Jakarta kemarin (10/2). Nuh menegaskan jika saat ini mereka tidak lagi membahas apakah kurikulum pengganti KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) itu jadi diterapkan atau tidak.
Alasannya penetapan kurikulum ini adalah wewenang pemerintah. Selain itu kurikulum 2013 ini penting dan mendesak untuk segera dijalankan karena menyesuaikan tuntutan kebutuhan pendidikan terbaru.
"Jadi dalam Rembuknas besok (hari ini, red) kami bersama seluruh kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten, dan kota, dibahas pematangan implementasi kurikulum 2013," ujar menteri asal Surabaya itu. Nuh mengatakan, Kemendikbud akan meminta masukan terhadap scenario penerapan kurikulum 2013 yang telah mereka tetapkan.
Seperti penerapan di tingkat SD hanya untuk kelas I dan IV serta mencakup 30 persen dari seluruh populasi SD di seluruh Indonesia saja. Sedagkan di jenjang SMP dan SMA/SMK kurikulum baru ini diterapkan secara keseluruhan. Dengan perkembangan ini, Nuh mengatakan komunikasi dengan instansi daerah sudah bukan lagi urusan apakah kurikulum 2013 ini diterapkan atau tidak.
Nuh juga mengatakan perkembangan pembahasan anggaran kurikulum 2013 dengan DPR yang belum tuntas. Mantan rektor ITS itu menuturkan, Kemendikbud sama sekali tidak cemas dengan kabar jika DPR menolak mencairkan anggaran kurikulum baru. "Coba sampean (anda, red) lihat, apakah saya tampak cemas" Tidak kan, berarti urusan anggaran sudah aman," katanya.
Mantan Menkominfo itu juga mengatakan, pihak-pihak utama yang terkait dengan kurikulum baru sudah kompak siap menjalankannya. Diantara yang paling utama adalah guru.
Dari sejumlah rangkai roadshow di penjuru Indonesia, Nuh memastikan para guru dan pemda siap menjalankan kurikulum baru ini. "Hampir semua guru setelah saya jelaskan tepuk tangan. Apakah itu tandanya mereka menolak?" ujarnya.
Sebaliknya jika ternyata masih ada guru di daerah yang belum tahu soal kurikulum baru ini, Nuh menganggapnya wajar. Sebab pelatihan untuk kurikulum baru ini saja belum dijalankan. Dia berani menjamin jika pelatihan ini dijalankan, para guru peserta latihan pasti paham tentang kurikulum ini.
Selain penetapan implementasi, dalam forum rembuknas ini akan diperkenalkan buku-buku pelajaran baru yang disesuaikan dengan kurikulum. Staf Khusus Bidang Komunikasi Media Mendikbud Sukemi menuturkan, buku-buku baru yang akan dipamerkan ini hanya masternya saja.
"Jika kita berikan sekarang, bisa dimanfaatkan oleh penerbit untuk mengeruk untung," tutur Sukemi. Dia mengatakan jika pemerintah menetapkan pemberlakukan kurikulum 2013 tidak boleh memberatkan orangtua siswa.
Untuk itu, pengadaan buku ditanggung pemerintah alias gratis. Jika master buku baru ini bocor ke tangan penerbit, dikhawatirkan ada praktek penjualan buku kepada siswa dengan modus pengadaan buku suplemen. Sukemi menuturkan jika buku yang ditetapkan pemerintah ini sudah cukup dan tidak perlu buku suplemen lagi. (wan)