Tampilkan postingan dengan label Kisah Inspiratif. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah Inspiratif. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 Januari 2016

Animator Indonesia Ini Memiliki Prestasi Yang Tak Kalah Mendunia


Animasi menyajikan berbagai hal yang tidak kita ketahui, berbagai orang yang tidak menyukai animasi bisa berubah seketika ketika melihat bagaimana proses/pembuatan sebuah animasi. salah satunya yaitu animasi film, film animasi memperlihatkan bagaimana sebuah karakter yang didesain oleh seseorang dapat bergerak dengan halus dan terlihat nyata yang hanya diberi beberapa efek dan disertai juga dengan jalan cerita yang menarik, sedih, dan berkesan. Film animasi dijamin akan selalu dikenang oleh penggemarnya hingga beberapa tahun setelahnya.

Beberapa orang berangapan bahwa membuat suatu film animasi merupakan hal yang mudah, namun jika dilihat dengan seksama proses pembuatan animasi membutuhkan waktu yang cukup lama. Pengambilan cerita, pembuatan latar, desain tokoh, dan membuat storyborad agar film animasi tersebut terlihat menyatu.

Akan tetapi, apakah anda sudah tahu siapa saja sosok animator yang berada dibalik film animasi tersebut? Jika kamu mengira kepala-kepala brilian tersebut hanya berasal dari Amerika atau Jepang saja, kamu salah besar. Beberapa animator Indonesia ternyata juga turut berjasa dalam pembuatan film animasi terkenal. Siapa sajakah para animator tersebut berikut jawabannya :


Animator Indonesia Ini Memiliki Prestasi Yang Tak Kalah Mendunia

1. Rini Sugianto


Rini Sugianto adalah salah satu sosok animator Indonesia yang sudah berhasil menembus hingga level dunia. Bagaimana tidak, ia terlibat langsung dalam pembuatan beberapa film animasi seperti “The Adventures of Tintin” dan “The Avengers”. Tidak hanya itu saja, ia juga terlibat dalam pembuatan animasi film “The Hobbit: The Desolation of Smaug” dan “Teenage Mutant Ninja Turtle”. Sebagai animator, ia bertugas untuk menghidupkan karakter utama dalam film dengan jenis photorealistic. Tujuannya adalah agar karakter yang diciptakan bisa terlihat nyata. Rini mengatakan bahwa rencananya ia akan mengerjakan beberapa proyek film superhero lagi, namun untuk detailnya ia masih belum bisa menceritakannya.

2. Griselda Sastrawinata




Griselda adalah sosok yang hobi menggambar, dan siapa sangka ternyata hobinya itulah yang kini membuatnya mendunia. Wanita ini pindah ke AS sejak kelas 2 SMA dan menamatkan sekolahnya di sana sebelum kemudian melanjutkan di Art Center College of Design di Pasadena, AS. Saat ini, Griselda bekerja di salah satu studio film animasi besar yakni Dreamwork. Selain itu, ia juga berprofesi sebagai pengajar di almamater kampusnya untuk ilmu komunikasi visual. Selama ia bekerja di Dreamwork, ia ternyata ikut terlibat dalam pembuatan film animasi terkenal Shrek, Kungfu Panda, dan Monster Aliens Inc.

3. Andre Surya


Andre Surya mengenyam pendidikan jurusan Desain Komunikasi Visual di Universitas Tarumanegara, Jakarta. Ia kemudian berhasil bekerja di perusahaan Lucasfilm di Singapore yang juga merupakan perusahaan yang didirikan oleh George Lucas, sutradara film Star Wars. Ia ikut andil dalam pembuatan film Iron Man, Star Trek, Terminator Salvation, Transformers: Revenge of the Fallen, Iron Man 2, serta Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull. Setelah sukses 10 tahun berkecimpung dalam pembuatan animasi skala global, kini ia kembali ke Indonesia untuk mengembangkan perusahaannya sendiri, Enspire Studio.

4. Christiawan Lie



Christiawan Lie lulus dari ITB kemudian berhasil mendapatkan beasiswa full bright di jurusan Sequential Art atau komik di Savannah College of Art and Design. Ia selanjutnya berhasil ikut terlibat dalam pembuatan film animasi Transformers 3, GI Joe, Spiderman 4, Starwars dan Lord of the Rings. Ia juga memiliki kemampuan hebat dalam menggambar. Buktinya, karyanya kemudian dipilih dalam pembuatan GI Joe Sigma 6. Kini ia mendirikan Caravan Studio di Indonesia dengan tujuan untuk mengembangkan dunia animasi di Indonesia.

5. Marsha Chikita


Marsha Chikita adalah putri dari pasangan Ikang Fawzi dan Marissa Haque. Ia memulai karirnya sebagai seorang animator sejak magang di perusahaan Las’ Copaque Production. Karena kerja kerasnya dan kemampuanya, Kiki akhirnya diterima sebagai pegawai tetap di perusahaan tersebut. Ia juga terlibat langsung dalam pembuatan film animasi terkenal asal Malaysia, Upin Ipin. Kini, Marsha Chikita telah kembali di Indonesia untuk mendirikan perusahaan animasi khas Indonesia. Bersama lima orang rekannya, Marsha membuat perusahaan animasi independen bernama Monso House.

6. Michael Reynold Tagore


Jika kamu terkagum-kagum dengan detail mulus di film The Hobbit, The Avenger atau Iron Man 3, maka itu semua berkat tangan dingin Michael Reynold Tagore. Pria asal Surabaya ini menjadi salah satu orang yang dipercaya untuk membuat kostum-kostum Iron Man. Dalam pembuatan film animasi komputer Happy Feet 2, Reynold bekerja membuat tampilan salju dan background datarannya. Sedangkan untuk film The Hobbit, ia bertugas memperhalus gambar komputer agar baik penonton ataupun pembuatnya tidak bisa membedakan mana yang asli manusia dan mana yang manipulasi komputer. Nah, deretan nama-nama tersebut membuktikan bahwa orang Indonesia juga mampu berprestasi dan berkecimpung di dunia internasional. Makanya, kalau kamu ingin seperti mereka, terus berjuang dan berusaha keras, ya!

Mengenal Marsha Chikita Fawzi, Animator Muda di Balik Popularitas 'Upin Ipin'


Jakarta - Siapa yang tidak kenal Upin dan Ipin? Dua bocah kembar yang mencuri perhatian karena tingkah lakunya yang lucu dan menggemaskan. Siapa yang menyangka, di balik serial animasi yang disukai banyak anak kecil itu ada sentuhan tangan animator muda asal Indonesia. Ya, di antara sekian banyak animator yang terlibat langsung dalam proses pembuatan 'Upin Ipin', salah satunya adalah seorang wanita asal Indonesia, Marsha Chikita Fawzi.

Pada awalnya, wanita yang akrab disapa Chiki ini hanya bekerja paruh waktu di sebuah rumah produksi asal Malaysia demi memenuhi persyaratan nilai akademisnya. Berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan produksi animasi pernah dilakukan secara serabutan dengan tenggat waktu yang lumayan singkat.

"Waktu itu aku tugasnya buat desain interior, latar belakang adegan, dan properti lainnya. Pokoknya semua harus dikerjakan dengan detail," cerita putri pasangan musisi Ikang Fawzi dan Marissa Haque ini saat berbincang dengan Wolipop di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan, Jumat (9/1/2015).

Selama bekerja di rumah produksi tersebut, ia banyak belajar tentang seluk-beluk pembuatan animasi dengan mencoba berbagai macam jenis pekerjaan. Mulai dari memberikan cahaya pada gambar, mengatur komposisi gambar, menggerakkan gambar, hingga mempelajari karakteristik suatu tokoh.

Menurutnya, setiap tokoh mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Maka dari itu, wanita kelahiran 28 Januari 1989 ini selalu menyempatkan diri pergi ke taman bermain untuk mengobservasi tingkah laku anak kecil saat mereka berjalan, berlari, berbicara, tertawa dan berbagai macam ekspresi lainnya. Hal ini dilakukannya sebagai bahan referensi agar bisa menciptakan tokoh yang terkesan lebih hidup.

Tiga tahun lebih bekerja sebagai animator, berbagai pengalaman berkesan pernah dialaminya. "Dari kantor ke rumah jaraknya cukup jauh. Lagipula aku kerjanya sampai malam, jadi kadang nggak sempat pulang. Seringnya tidur di kolong meja kerja, mandinya di musholla. Begitu terus setiap hari, aku pikir I have no life," tambahnya.

Atas dasar inilah wanita yang pernah bercita-cita menjadi pelukis dan pemahat ini memutuskan untuk kembali ke Indonesia di tahun 2012. Dirinya tidak lantas kembali dengan tangan kosong, namun membawa berbagai macam ide segar untuk kemajuan animasi Indonesia dengan membentuk Monso House, perusahaan animasi independen yang dibuat bersama lima orang rekannya.

Perusahaan kecil yang sudah berdiri sejak dua tahun lalu ini cukup aktif dalam berkarya. Salah satu proyek besar yang akan digarap dalam waktu dekat ini adalah film animasi yang berjudul Goceks, mengisahkan anak-anak kecil yang bermain bola di jalanan. Meski baru sampai pada tahap pra produksi, namun segala persiapan sudah mulai dilakukan termasuk bekerjasama dengan penerbit buku ternama.

"Jujur aja menurut aku industri animasi Indonesia ini kurang banget eksistensinya. Jadi aku dan teman-teman yang lain berharap kita bisa membangkitkan kembali dunia animasi Indonesia melalui film yang kita buat dan menyampaikan pesan-pesan moral pada anak kecil," paparnya.

Selain itu, wanita lulusan Multimedia University Malaysia ini juga mempunyai pekerjaan sampingan yang memang sesuai dengan darah seni yang didapat dari sang ayah. Dirinya seringkali diminta untuk membuat mural, lukisan yang digambar di dinding. Pekerjaan ini biasa dilakukannya di akhir pekan agar tidak mengganggu waktu kerjanya.

"Mural ini biasanya aku kerjain sendirian, dari pagi sampai malam. Memang sih capek, tapi aku senang bikinnya. Bisa eksplorasi kreativitas dan ketemu orang-orang baru juga," ringkas wanita yang akan merilis album musik solonya Juli mendatang.

Tukang Ngarit Penemu Teknologi 4G LTE


Setelah era teknologi 3G, kini perkembangan dunia teknologi bergeser ke level yang lebih tinggi yaitu teknologi 4G LTE.  Mari kita mengenal apa itu 4G LTE.

4G adalah istilah bahasa Inggris, Fourth-Generation Technology yang di pakai untuk mengacu pada standar ke empat generasi telepon seluler. Sistem ini memakai jaringan pita ultra yang di pakai pada perlengkapan elektronik seperti ponsel dan laptop (USB modem).

3GPP LTE (Long Term Evolution) adalah standar komunikasi untuk mengakses data nirkabel yang berbasis GSM/EDGE dan UMTS/HSPA. Jaringan LTE tidak cocok dengan generasi 2G atau 3G, sehingga perlu di operasikan melalui jaringan spektrum nirkabel yang terpisah.

Untuk pemasaran nya, biasa kita menyebutnya sebagai 4G LTE yang berarti standar komunikasi nirkabel berbasis jaringan GSM/EDGE atau UMTS/HSPA yang di akses melalui perangkat ponsel atau alat mobile lainnya. Itulah sekilas tentang teknologi 4G LTE.

Tapi tahukah Anda,  penemu teknologi ini ternyata dulunya seorang tukang ngarit atau pencari rumput asli orang Indonesia. Penasaran? Mari mengenal lebih jauh tentang sosok si tukang ngarit penemu teknologi 4G LTE ini.

Mengenal Profesor Khoirul Anwar

Profesor Khoirul Anwar, dia lah sang penemu teknologi 4G LTE berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Usianya baru menginjak 37 tahun, namun gelar profesor sudah mampu di raihnya. Pria kelahiran Kediri anak dari  pasangan almarhum Sudjianto dan Siti Patmi ini termasuk warga berprestasi di Jepang.

Sejak kecil Khoirul memang sudah menyukai dunia sains. Buku tentang tokoh ilmuwan seperti Albert Einstein, Michael Faraday sampai tuntas di baca.

Pada tahun 1990 saat ayahnya meninggal dunia, cita-citanya yang tinggi sempat terhalang oleh masalah ekonomi keluarganya. Berkat tekad yang kuat akhirnya sang profesor muda ini mampu menyelasaikan program studinya.

Lulus dari Institut Teknologi Bandung Jurusan Teknik Elektro tahun 2000 melalui predikat cumlaude. Pada tahun 2000 mendapat beasiswa dari Panasonic untuk melanjutkan kuliah S2 dan S3 di Nara Institute of Science and Technology (NAIST). Lulus S2 pada tahun 2005 dan menyabet gelar doktor  pada tahun 2008.



Lahirnya Teknologi Komunikasi 4G LTE

Menurut pak profesor ini, sistem yang di rancangnya mampu menghemat energi hingga 5dB atau sekitar 100 kali lebih dari sebelumnya. Dengan mengurangi daya transmisi maka akan meningkatkan kecepatan data yang terkirim.

Awal terciptanya teknologi ini terinspirasi dari film kartun Dragon Ballz yang telah menjadi film kartun favoritnya sejak lama.

“Saat Goku (tokoh Dragon Ball) melesatkan Spirit Ball (jurus terdahsyat Goku), semua energi mahluk hidup terserap, sehingga tercipta power yang luar biasa” cerita Khoirul saat mengenang cerita Dragon Ball yang pernah di tonton nya.

Dari cerita itu, tercipta suatu konsep formula matematika untuk di teliti.

Spirit Ball di ibaratkan sebuah turbo equalizer yang menghimpun energi dari blok transmisi yang ter-delay untuk menghilangkan distorsi data akibat interferensi gelombang.

Metode jurus Dragon Ball ini terbukti ampuh untuk memecahkan masalah telekomunikasi nirkabel yang bisa diterapkan di segala sistem telekomunikasi seperti GSM dan CDMA.

Sistem ini juga sangat cocok di terapkan pada 4G LTE yang membutuhkan kinerja tinggi dengan kompleksitas yang rendah.

Kini hasil penemuan dari bekas tukang pencari rumput ini, berhasil menyabet gelar Best Paper kategori Young Science pada Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC) pada tahun 2010 di Taiwan.

Produk 4G tersebut kini telah ia patenkan, dan hasil royalti pertamanya  dia persembahkan untuk ibunya di Kediri.

Prof. Dr. Khoirul Anwar saat ini bekerja sebagai Dosen Peneliti di laboratorium Information Theory and Signal Processing, Japan Advance Institute of Science and Technology di Jepang.

Indonesia kini boleh berbangga. Salah satu penelitinya berhasil menorehkan namanya di kancah teknologi internasional.

Meski memiliki prestasi yang luar biasa di Jepang, Khoirul sangat rindu untuk kembali ke Indonesia suatu saat nanti. Sang profesor ingin membagi ilmunya kepada generasi muda bangsa ini.

Tokoh Penemu Android



Penemu Android adalah Andy Rubin, yang merupakan pendiri Android Inc. Ia dijuluki sebagai “Bapak Android” si Robot Hijau yang fenomenal. Dari minatnya inilah setelah lulus kuliah ia kemudian secara tidak sengaja bertemu dengan Bill Caswell yang merupakan karyawan Apple yang kemudian mengajaknya bergabung, di Apple ia kemudian mengembangkan program WebTV, yang merupakan kolaborasi antara layanan Televisi dengan internet. Setelah itu tak lama kemudian pindah ke Microsoft dikarenakan Microsoft yang telah mengakuisisi Program WebTV.

Pada Tahun 1999, Andy Rubin memutuskan untuk keluar dari Artemis Research ( yang artinya keluar juga dari Microsoft ), lalu Andy Rubin membuka sebuah toko di Palo Alto, California. Andy Rubin menyebut toko miliknya sebagai laboratorium, dan disitu dia memiliki ide untuk membangun perusahaan dengan nama Danger Inc, Andy Rubin mendapatkan kesuksesan dengan perusahaan Danger Inc, dengan sebuah perangkat yang diberi nama Sidekick yang pada mulanya perangkat ini diberi nama Danger HipTop. Namun kesuksesan itu tidak terlalu berlangsung lama dan kemudian pada tahun 2004 Andy Rubin memutuskan untuk meninggalkan Danger Inc, lalu pada tahun 2008 Danger Inc dibeli oleh Microsoft dengan harga yang sangat besar, menurut info Microsoft membeli Danger Inc senilai 500 Juta Dollar.


Awal mula penemuan Android oleh Andy Rubin

Ketika tahun 2002 pada saat Andy Rubin memberikan kuliah, Larry Page dan Sergei Brin, pendiri Google juga hadir dalam kuliah itu dan setelah kuliah yang diberikan Andy Rubin selesai, Larry Page menemui Andy Rubin untuk melihat lebih dekat perangkat sidekick tersebut. Akhirnya Andy Rubin mendapatkan ide sederhanya dan ia mendirikan Android Inc yang berfokus untik menyediakan platform mobile yang handal dan open source sehingga bisa mendorong invoasi lebih cepat demi keuntungan pelanggan. dan pada Juli 2005, Perusahaan Andorid Inc pun di beli oleh Raksasa Google dan Andy Rubin pun ikut bergabung ke Google.

Bersama Google, Android diberikan kekuatan yang ekstra dan hingga saat ini sistem operasi Android memiliki berbagai inovasi yang membuat Android menjadi sistem operasi yang berjaya mengalahkan Apple yang memiliki sistem operasi iOS. dan merupakan OS yang paling mendominasi dan paling banyak digunakan diberbagai perangkat smartphone di dunia. Android berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun. 

Tokoh Penemu Facebook


Penemu Facebook adalah Mark Zuckerberg yang merupakan seorang mahasiswa dari Universitas Harvard. Jumlah pengguna Facebook adalah yang terbesar di dunia. Pada akhir tahun 2013 tercatat sebesar 1.19 Milyar pengguna aktif.

Saat jadi mahasiswa di Kampus Harvard, Mark Zukerberg sempat membangun website facemash.com di tanggal 28 Oktober 2003. Dengan cara ilegal ia mengambil photo rekan sekelas di Harvard serta menghadirkannya di website kepunyaannya berdampingan dengan photo binatang. Mark Zukerberg sempat juga lakukan peretasan jaringan computer Harvard dengan mengambil data pribadi penghuni asrama di Harvard setelah itu di publish ke situsnya. Lantaran hal semacam ini kemudian website facemash mendadak populer. Kemudian, Zuckerberg dihukum lantaran sudah menembus keamanan jaringan milik Harvard, tidak mematuhi hak cipta, serta tidak mematuhi privacy individu, serta terancam di drop-out. Tetapi, pada akhirnya hukuman itu dibatalkan oleh pihak universitas.



Dengan timbulnya masalah ini Mark Zuckerberg kemudian menerima tawaran 3 orang mahasiswa di Harvard University yakni Cameron Winklevoss, Divya Narendra serta Tyler Winklevoss. Mereka kemudian membuat proyek yang mereka idamkan yaitu website sosial spesial untuk mahasiswa Harvard, tetapi dengan cara perlahan-lahan serta tak di ketahui oleh ketiga rekannya nyatanya Mark Zuckerberg tengah meningkatkan website pribadinya. Mark Zuckerberg kerap terkait intensif dengan Aaron J. Greenspan yang pada mulanya membangun website sosial dilingkungan Harvard, namun pada akhirnya oleh pihak universitas tutup situsnya lantaran pelanggaran privacy. Mark Zuckerberg juga berupaya meminta Aaron J. Greenspan untuk mendampinginya dalam merampungkan proyek pribadinya yang dirahasiakan tetapi Aaron J. Greenspan menampik untuk menolong Mark, lantaran menurut Aaron, Mark Zuckerberg dikira tak profesional serta tak meyakinkannya dalam seluruhnya bagian. 

Pada awal 2004, Mark Zuckerberg mulai membangun website yang betul-betul menjadi cikal bakal Facebook yang kita kenal saat ini, ia di inspirasi oleh suatu artikel di The Harvard Crimson. Mark mulai bekerja pada proyek barunya sesudah ia kembali ke kampus pada Januari, Lalu Mark Zuckerberg kemudian meluncurkan " The Facebook " website beta thefacebook. com pada 4 Februari 2004. The Facebook sebenarnya di luncurkan sebagai buku tahunan on-line untuk beberapa staf serta mahasiswa dari Harvard. Sebenarnya dia membangun website itu dikamarnya untuk suatu pekerjaan kuliah. Proyek situsnya di bangun di suatu asrama di Harvard. Dalam meningkatkan website ini Mark Zuckerberg, dibantu oleh rekan sekamarnya serta sesama kuliah di Kampus Harvard, rekannya yaitu Dustin Moskovitz, Eduardo Saverin, Chris Hughes serta Andrew McCollum. Dalam sehari, kian lebih dua belas ribu mahasiswa sudah mendaftar ke website Mark, pada akhir bulan pertama kian lebih 1/2 dari seluruhnya mahasiswa yang belajar di Harvard sudah mempunyai halaman sendiri di situsnya. 

Enam hari sesudah website The Facebook di luncurkan, Trio Harvard Connection, yaitu Cameron Winklevoss, Divya Narendra, serta Tyler Winklevoss menuduh Mark Zukerberg berniat lupa dalam menyelesaikain proyek yang dikerjakan oleh Zukerberg yakni membuat jejaring sosial bernama HarvardConnection.com, disaat Mark Zukerberg memakai inspirasi Trio Harvard Connection untuk membangun website The Facebook. Trio Harvard Connection mengeluh pada Harvard Crimson, serta menulis surat berita yang kemudian mengawali penyelidikan masalah ini. Trio Harvard Connection itu mengajukan tuntutan hukum pada Mark Zuckerberg ke pengadilan. Sepanjang 4 tahun di pengadilan pada akhirnya masalah ini diselesaikan dengan cara tertutup di mana The Facebook bersedia membayar sejumlah uang kepada Trio Harvard Connection dan memberikan sebagian sahamnya pada Trio Harvard Connection. 

Anggota pada website ini awalannya cuma beberapa mahasiswa Harvard College saja, tetapi pada Maret 2004, Facebook lalu memperluas diri ke Universitas-universitas yang lain. Pada Juni 2004, Facebook kemudian memindahkan perusahaannya ke Palo Alto, California. Perusahaan ini pertama kali mendapatkan investasi pada Juni dari pendiri pendamping PayPal, yakni Peter Thiel. Pada 2005 perusahaan ini menghapus kata "The" yang kemudian menjadi " Facebook " dimana telah membeli domain facebook.com dengan nilai $200.000. Mark Zuckerberg jadi pusat perhatian sesudah Mark menampik tawaran dari Yahoo untuk mengakuisisi Facebook sejumlah $ 1 miliar. Mark Zuckerberg lebih menentukan penawaran dari Microsoft dengan nilai kontrak $ 240 juta dolar. Microsoft berikan 1, 6% saham di Facebook yang pada akhirnya menambah penawarannya menjadi $ 15 milyar.

 Kemudian dari tahun ke tahun facebook terus menerus berkembang dan penggunanya semakin hari semakin banyak yang tersebar di seluruh dunia. Mark Zuckerberg yang merupakan pendiri atau penemu facebook kemudian menjadi seorang Milyarder muda dari jejaring sosial yang dimilikinya. Pada akhir tahun 2013 facebook memiliki pengguna aktif sebesar 1.19 Milyar dengan rata-rata pengguna akhir perharinya sekitar setengah milyar yang tersebar diseluruh dunia. Dibandig dengan jejaring sosial lain, facebook memiliki banyak keunggulan seperti fitur game, chat, video call, dan masih banyak lagi. Pendapatan facebook yang utama dari sektor periklanan. Mark Zuckerberg berhasil menjadi sosok seorang pemuda yang sukses berkat ketenaran Facebook

Tokoh Penemu Google



Penemu Google adalah Larry Page dan Sergey Brin. Sejarah penemuan Google berawal dari pertemuan dua orang tersebut, Larry Page yang merupakan seorang alumni dari Universitas Michigan dan juga Mahasiswa Ph.D di Universitas Stanford yang saat itu tengah menikmati kunjungan akhir pekannya yang kemudian bertemu dengan Sergey Brin yang kebetulan mengantar Larry Page keliling. Dalam pertemuannya kedua orang ini, Larry Page dan Sergey Brin sering terlibat dalam diskusi panjang dikarenakan mereka memiliki pandangan atau pendapat yang berbeda sehingga sering berdebat.

Namun, dari perbedaan itulah kemudian pemikiran keduanya justru menghasilkan suatu solusi atau pendekatan yang unik dalam menyelesaikan sebuah masalah yang menjadi tantangan terbesar dalam dunia internet.yakni, masalah bagaimana memperoleh kembali data dari set data masif. Kemudian Pada bulan Januari 1996, Larry page dan Sergey Brin mulai melakukan kolaborasi dalam mewujudkan impian mereka dengan pembuatan search engine yang diberi nama BackRub. Kemudian Setahun setelahnya kemudian pendekatan unik mereka tentang analisis jaringan mengangkat reputasi dari mesin pencari buatan mereka BackRub. Kabar mengenai teknik baru mesin pencari ini langsung menyebar ke penjuru kampus. Larry Page dan Sergey Brin terus menerus menyempurnakan teknologi Google sepanjang awal 1998. Keduanya kemudian juga mulai mencari investor untuk mendanai dan  mengembangkan kecanggihan teknologi yang kemudian di kenal sebagai Google.

Larry Page dan Sergey Brin kemudian mendapatkan kucuran dana dari teman kampus mereka, Andy Bechtolsheim, yang merupakan pendiri dari Sun Microsystems. ''Kami bertemu dengan Andy pada pagi buta, di serambi asrama mahasiswa fakultas Stanford, di Palo Alto,'' ujar Sergey. ''Kami memberikan demo secara singkat karena Andy tak memiliki waktu yang cukup lama. Lalu, dia hanya berkata, 'Mengapa tidak aku tulis cek untuk kalian?'' Sebuah cek senilai 100 ribu dolar AS diberikan oleh Andy Bechtolsheim. Sayangnya, cek itu tertulis atas nama perusahaan Google. Padahal saat itu perusahaan bernama Google belum didirikan oleh Sergey dan Larry.

Investasi dari Andy menjadi sebuah dilema. Larry dan Sergey tak mungkin menyairkan cek selama belum ada lembaga legal yang bernama perusahaan Google. Karena itu, dua pendiri Google ini kembali bekerja keras dalam mencari investasi. Mereka mencari pendana dari kalangan keluarga, teman, dan sejawat hingga akhirnya terkumpul dana sekitar 1juta dolar. Dan akhirnya, perusahaan Google pun dapat didirikan pada 7 Septembar 1998 dan dibuka secara resmi di Menlo Park, California.

Hingga saat ini Google menjadi perusahaan internet raksasa di dunia. Produknya semakin banyak. Mulai dari Search engine, Periklanan, Android (gadget) dan masih banyak produk lain. Larry Page dan Sergey Brin memegang 16 persen saham perusahaan. Larry Page dan Sergey Brin sebagai penemu Google menjadi Milyarder atas penemuan mereka. Pada laporan orang terkaya Amerika Serikat tahun 2007, Forbes melaporkan bahwa Sergey Brin dan Larry Page menempati urutan #5 dengan kekayaan $18,5 miliar masing-masing.

Tokoh Penemu WhatsApp adalah Tukang Sapu


Ketika tahun 1992, Jan Koum yang masih berusia 16 tahun tiba di Mountain View, Amerika Serikat. Didampingi oleh ibunya, Koum merupakan imigran yang memutuskan hijrah dari Kiev, Ukraina, dengan mimpi meraih kehidupan yang lebih baik.
Di AS, mereka mengalami masa-masa sulit. Keluarga Koum tinggal di apartemen kecil dengan dua kamar tidur hasil bantuan pemerintah. Mereka terpaksa bergantung pada jaminan sosial dan mengantre kupon makanan karena tak punya uang.


Foto: Duo pendiri WhatsApp Jan Koum (kiri) dan Brian Acton
Koum pun bekerja sebagai tukang sapu di sebuah toko untuk memenuhi kebutuhan hidup, sementara ibunya mengambil profesi baru sebagai baby sitter.

Ayah Koum tak ikut bermigrasi. Pria yang bekerja di sektor konstruksi ini memilih tinggal di Ukraina. Begitu terpisah, Koum mengaku tak bisa sering-sering menghubungi sang ayah karena mahalnya biaya telepon. "Jika saja ketika itu saya sudah bisa berkirim pesan instan ke ayah…" ujar Koum berandai-andai dalam wawancara dengan Wired.

Bersekolah

Saat masih tinggal di Ukraina, keluarga Koum hidup di sebuah desa di luar ibu kota Kiev. Dia pergi menuntut ilmu di sebuah sekolah yang keadaannya begitu memprihatinkan sampai-sampai tak punya kamar kecil.

"Bayangkan suhu di luar minus 20 derajat celsius, anak-anak harus berlari menyeberangi lapangan untuk ke kamar kecil… Saya baru punya komputer saat umur 19 tahun, tetapi pernah memiliki sempoa," kenang Koum. Sesampainya di rumah, Koum kecil terpaksa bergelap-gelap karena tak ada sambungan listrik ataupun air panas.

Begitu pindah ke Amerika dan mulai bersekolah di sana, keluarga Koum adalah satu-satunya di kelas yang tidak memiliki mobil. Jadilah Koum terpaksa bangun lebih pagi untuk mengejar bus. Sang ibu menjejali koper yang dibawa dari negeri asal dengan pulpen dan buku tulis cetakan Uni Soviet untuk menghemat biaya peralatan sekolah.

Datang dari negeri seberang, Koum ketika itu tak pandai berbahasa Inggris. Koum beberapa kali terlibat masalah karena "membalas anak lain yang mengganggu". Untung, dia terbantu dengan postur badan yang tinggi menjulang mencapai 188 cm. "Hidup di Ukraina tak mudah dan membuat saya tangguh secara fisik dan mental," katanya lagi.

Koum kemudian masuk kuliah, mempelajari ilmu komputer dan matematika, tetapi tidak sampai selesai. "Prestasi saya buruk, ditambah lagi dengan rasa bosan."

Maka, dia pun memutuskan drop out, lalu mulai bekerja sebagai pembungkus barang belanjaan di supermarket, setelah itu di toko elektronik, internet provider, hingga perusahaan audit. Sampai kemudian pada 1997 Koum bertemu dengan Brian Acton dari Yahoo. Enam bulan setelahnya, Koum mulai bekerja di Yahoo.

Mendirikan WhatsApp

Koum menjalin persahabatan dengan Acton, yang banyak membantu Koum ketika sempat hidup sebatang kara setelah ibunya meninggal pada tahun 2000. Sang ayah telah lebih dulu wafat pada 1997. "Dia (Acton) sering mengajak saya ke rumahnya," tutur Koum.

Menghabiskan sembilan tahun bekerja di Yahoo, termasuk Yahoo Shopping, Koum merasa tidak nyaman dengan banyaknya iklan yang harus diurus dan bertebaran di mana-mana.

"Selalu ada perdebatan untuk menempatkan lebih banyak lagi iklan dan logo di laman situs. Apa urusan pengguna dengan itu semua? Saya jadi tak nyaman. Iklan bukan satu-satunya solusi monetisasi untuk semua orang. Sebuah layanan harus benar-benar berupa layanan murni, pelanggan adalah pengguna," ujar Koum.

Acton rupanya merasakan hal serupa. Koum dan Acton kemudian memutuskan keluar dari Yahoo pada hari yang sama, yaitu 31 Oktober 2007. Koum ketika itu berusia 31 tahun dan telah mengumpulkan uang untuk memulai bisnisnya sendiri. Dia bertekad bahwa bisnisnya ini tak akan direcoki oleh iklan yang mengganggu.

Koum dan Acton pisah jalan, tetapi masih sering bertemu untuk mendiskusikan rencana bisnis. Keduanya sempat mencoba melamar di Facebook dan sama-sama ditolak.

Pada 2009, setelah membeli sebuah iPhone, Koum menyadari bahwa toko aplikasi App Store yang baru berumur tujuh bulan akan melahirkan industri baru yang berisi pengembang-pengembang aplikasi.

Koum mendapat ide untuk membuat aplikasi yang bisa menampilkan update status seseorang di daftar kontak ponsel, misalnya ketika hampir kehabisan baterai atau sedang sibuk.

Nama yang muncul di benak Koum adalah "WhatsApp" karena terdengar mirip dengan kalimat "what's up" yang biasa dipakai untuk menanyakan kabar.

Dia pun mewujudkan ide ini dengan dibantu oleh Alex Fishman, seorang teman asal Rusia yang dekat dengan komunitas Rusia di kota San Jose. Pada 24 Februari 2009, dia mendirikan perusahaan WhatsApp Inc di California.


Tumbuh besar

WhatsApp versi pertama benar-benar dipakai sekadar untuk update status di ponsel. Pemakainya kebanyakan hanya teman-teman Koum dari Rusia. "Lalu, pada suatu ketika, ia berubah fungsi jadi aplikasi pesan instan. Kami mulai memakainya untuk menanyakan kabar masing-masing dan menjawabnya," ucap Fishman, sebagaimana dikutip oleh Forbes.

Koum pun tersadar bahwa dia secara tak sengaja telah menciptakan layanan pengiriman pesan. "Bisa berkirim pesan ke orang di belahan dunia lain secara instan, dengan perangkat yang selalu Anda bawa, adalah hal yang luar biasa," kata Koum. 

Ketika itu, satu-satunya layanan messaging gratis lain yang tersedia adalah BlackBerry Messenger. Namun, aplikasi ini hanya bisa digunakan di ponsel BlackBerry. Google G-Talk dan Skype juga ada, tetapi WhatsApp menawarkan keunikan tersendiri di mana mekanisme login dilakukan melalui nomor ponsel pengguna. 

Koum merilis WhatsApp versi 2.0 dengan komponen messaging. Jumlah pengguna aktifnya langsung melonjak jadi 250.000 orang. Dia kemudian menemui Acton yang masih menganggur. Acton bargabung dengan WhatsApp dan membantu mencarikan modal dari teman-teman eks-Yahoo. 

Kendati sempat mengalami kesulitan keuangan, WhatsApp terus tumbuh dan mulai menghasilkan pendapatan dari biaya langganan yang ditarik dari pengguna. 

Kini, WhatsApp telah menjelma jadi layanan pesan instan terbesar dengan jumlah pengguna aktif per bulan mencapai 450 juta. Setiap hari, sebanyak 18 miliar pesan dikirim melalui jaringannya. Semua itu ditangani dengan jumlah karyawan hanya 50 orang.

Warisan Soviet

Pengalaman hidup Koum ternyata punya pengaruh besar dalam membentuk layanan WhatsApp. Pria ini menghabiskan masa kecil di Ukraina yang masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Di negeri tersebut, percakapan warga selalu dimata-matai oleh pemerintah. "Itulah tempat yang saya tinggalkan untuk menuju ke sini (AS), di mana ada demokrasi dan kebebasan berbicara," ujar Koum.

Sehubungan dengan kemungkinan penyadapan oleh NSA, Koum mengatakan bahwa privasi pengguna WhatsApp sangat dijaga. Berbeda dengan perusahaan-perusahaan semacam Facebook dan Yahoo, Koum mengatakan bahwa WhatsApp tak didorong oleh iklan. "Jadi, kami tak perlu mengumpulkan data pribadi pengguna," katanya.

Soal kebebasan dari iklan ini ternyata juga ada hubungannya dengan masa lalu Koum. 

"Tak ada yang lebih personal dari komunikasi yang Anda lakukan dengan teman dan keluarga, dan menginterupsi itu semua dengan iklan bukanlah solusi yang tepat," ujar Koum. "Lagi pula, saya tumbuh di sebuah dunia yang tidak mengenal iklan. Tak ada iklan di Uni Soviet yang komunis," imbuhnya
Sejak dulu, Koum dan Acton selalu konsisten menjaga layanan perusahaan itu agar tetap sederhana dan berfokus pada pengiriman pesan serta bebas iklan. 

Sikap ini tecermin dari secarik kertas di ruang kantor Koum, berisikan semboyan singkat yang ditulis oleh Acton: "Tanpa Iklan! Tanpa Permainan! Tanpa Gimmick!". Di sampingnya tergeletak sepasang walkie-talkie yang dipakai Koum untuk mencari tahu bagaimana caranya menyederhanakan pesan instan berbasis suara.

Kini, WhatsApp telah dibeli Facebook dengan nilai 19 miliar dollar AS (sekitar Rp 223 miliar). Kekayaan Koum yang memiliki 45 persen saham WhatsApp diperkirakan melonjak jadi 6,8 miliar dollar AS.  

Kendati demikian, dia tak melupakan masa lalu. Koum menandatangani perjanjian bernilai triliunan rupiah dengan Facebook itu di depan bekas kantor Dinas Sosial North County, Mountain View, tempat dia dulu mengantre kupon makanan bersama-sama warga kurang mampu lainnya.

sumber: kompas.com