Senin, 16 Januari 2023

Membenahi Kualitas Pendidikan Kita



Masriadi Sambo Dosen Ilmu Komunikasi, Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh, Sekretaris Lembaga Pusat Studi Sosial & Humaniora (LP2SH) Aceh | Opini

Sumber: https://mediaindonesia.com/opini/499935/membenahi-kualitas-pendidikan-kita

KUALITAS pendidikan Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Hal itu melihat pemeringkatan dari word population review 2021 yang menempatkan negeri ini pada peringkat ke-54 dari 78 negara yang masuk dalam pemeringkatan pendidikan dunia.

Sumber: https://mediaindonesia.com/opini/499935/membenahi-kualitas-pendidikan-kita

 KUALITAS pendidikan Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Hal itu melihat pemeringkatan dari /word population review/ 2021 yang menempatkan negeri ini pada peringkat ke-54 dari 78 negara yang masukdalam pemeringkatan pendidikan dunia.

Kita masih kalah ketimbang negara serumpun Asia Tenggara, yaitu Singapura di posisi 21, Malaysia 38, dan Thailand 46. Dari sisi regulasi dan pendanaan, Indonesia telah mengalokasikan 20% dana APBN/APBD untuk sektor pendidikan. Angka itu tentu sangat besar sesuai dengan amanah UU
Sistem Pendidikan Nasional.

Sayangnya, otonomi daerah seakan menganulir fungsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk sekolah. Satuan sekolah taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama berada di bawah pemerintah kabupaten/kota dan sekolah menengah atas berada di pemerintah provinsi
di seluruh Indonesia. Saat ini laporan badan statistik Indonesia menyebutkan tercatat 218.399 sekolah jenjang TK hingga SMA/SMK.

Dari sinilah sektor keruwetan administrasi kependidikan untuk peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah bermula. Program kementerian ditafsir bukan kewajiban yang harus dipatuhi pemerintah
kabupaten/kota/provinsi. Salah satu contohnya, syarat kepala sekolah haruslah mereka yang lulus sekolah penggerak sejak 2021. Namun, masih saja ada daerah di Tanah Air yang melantik kepala sekolah tanpa
mengindahkan aturan itu.

Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI memberi sanksi berupa daerah tersebut tidak diizinkan ikut dalam program serial guru penggerak. Namun, sanksi itu tentu bukan sesuatu yang harus ditakutkan pemerintah daerah karena tidak berdampak langsung pada keuangan daerah.

Dalam konteks itu, otonomi daerah menganulir kewenangan pusat soal pendidikan. Itu pula yang memicu kualitas guru dan kepala sekolah di Tanah Air tidak merata. Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim lewat kurikulum Merdeka Belajar dan program Sekolah Penggerak tampaknya ingin mengembalikan sistem pendidikan berada di tangan kementerian.

Namun, belum ada regulasi atau komitmen bersama lintas kementerian untuk mendukung langkah itu. Dengan begitu, kurikulum Merdeka Belajar dan Sekolah Penggerak masih belum merata di Tanah Air.

*Pendampingan guru *

Untuk mengurai benang kusut itu, diperlukan regulasi pendidikan menjadi sentral di bawah kementerian. Otonomi daerah berdampak pada sistem keuangan daerah dengan dana alokasi umum dari pemerintah pusat tetap harus dipertahankan. Hal itu mengingat setiap daerah memiliki karakter budaya dan watak yang berbeda.

Namun, tulisan ini menawarkan solusi diperlukan peraturan presiden untuk menjabarkan 20% dana pendidikan APBN/APBD. Sejauh ini, mayoritas dana pendidikan bersumber dari APBD digunakan untuk proyek fisik, seperti rehabilitasi gedung sekolah, kursi, meja, hingga pengadaan buku. Intinya, semua berbasis proyek. Menjadi rahasia umum dalam satu proyek selalu dibarengi dengan /success fee/ (baca-uang) untuk pejabat daerah. Sementara itu, program pendidikan dan pelatihan relatif minim untuk
tidak menyebutkannya tidak ada sama sekali.

Sejatinya dalam peraturan presiden itu disebut secara eksplisit berapa persen harus dialokasikan untuk pendampingan guru dan kepala sekolah, termasuk sekolah lanjutan guru dalam dan luar negeri. Niatan kurikulum merdeka untuk menghadirkan guru dan kepala sekolah yang fokus meningkatkan mutu murid dapat dicapai maksimal.

Di sisi lain, aturan presiden itu harus ditegaskan sanksi bagi daerah yang tidak patuh pada sistem pendidikan nasional berupa pengurangan dana alokasi umum untuk ditransfer dari pemerintah pusat ke daerah. Sanksi itu untuk memastikan seluruh kepala daerah patuh akan sistem pendidikan nasional.

Untuk memastikan daerah memasukkan kearifan lokal dalam muatan pelajaran sebaiknya diatur dalam bentuk satuan jam pelajaran sehingga otonomi daerah masih tetap terjaga.

Program Merdeka Belajar menitikberatkan kompetensi kepala sekolah dan guru untuk menggerakkan seluruh /stakeholder/ fokus pada peningkatan kualitas siswa (Karen Prilisia Cahyadi, 2022). Memotivasi siswa dengan penerapan kearifan lokal dan inovasi teknologi. Niatan itu sungguh mulia, tapi sulit dicapai jika tidak ada pendampingan pada kualitas guru dan kepala sekolah. Masih banyak kepala sekolah yang tidak paham akan teknologi.

Saya berdiskusi dengan kepala dinas pendidikan dan kebudayaan di sejumlah kabupaten/kota di Aceh. Hasil asesmen lapangan, 40% dari kepala sekolah tidak mampu mengoperasionalkan komputer dengan baik. Umumnya didominasi kepala sekolah yang telah berumur lanjut. Lalu, bagaimana berharap kurikulum Merdeka Belajar dan Sekolah Penggerak sukses di tangan sumber daya manusia jenis ini?

Karena itu pula, butuh pendampingan layaknya diterapkan dalam Sekolah Penggerak selama sembilan bulan. Dari sinilah kita mengatasi ketertinggalan kualitas pendidikan bangsa ini agar sejajar dengan bangsa lainnya, minimal dalam rumpun Asia Tenggara.

 Sumber: https://mediaindonesia.com/opini/499935/membenahi-kualitas-pendidikan-kita

Daftar Negara dengan Pendidikan Terbaik Tahun 2022, Ini Posisi Indonesia


Daftar Negara dengan Pendidikan Terbaik Tahun 2022, Ini Posisi Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Sekarang ini faktor keberhasilan suatu negara bukan hanya ditentukan oleh faktor ekonomi, hukum, dan pertahanan negara namun juga dari faktor pendidikan negara tersebut. Alasannya, karena pendidikan merupakan penggerak Sumber Daya manusia yang dapat memajukan semua faktor keberhasilan suatu negara.

"Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia," kata Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela

Sementara tingkat pendidikan bervariasi dari satu negara ke negara lain, ada korelasi yang jelas antara kualitas sistem pendidikan suatu negara dan status ekonomi secara umum dan kesejahteraan secara keseluruhan. Secara umum, negara-negara berkembang cenderung menawarkan kepada warganya kualitas

pendidikan yang lebih tinggi daripada negara-negara kurang berkembang, dan negara-negara berkembang sepenuhnya menawarkan kualitas pendidikan terbaik dari semuanya.

Pendidikan jelas merupakan kontributor vital bagi kesehatan negara secara keseluruhan.

Menurut Global Partnership for Education, pendidikan dianggap sebagai hak asasi manusia dan memainkan peran penting dalam pembangunan manusia, sosial, dan ekonomi. Pendidikan mempromosikan kesetaraan gender, menumbuhkan perdamaian, dan meningkatkan peluang seseorang untuk memiliki kesempatan hidup dan karir yang lebih banyak dan lebih baik.

Hasil pemeringkatan negara dengan pendidikan terbaik tahunan lalu dilakukan oleh US News and World Report, BAV Group, dan Wharton School of the University of Pennsylvania, kegiatan dan penilaian yang dilakukan adalah dengan mensurvei ribuan orang di 78 negara, kemudian memeringkat negara-negara tersebut berdasarkan tanggapan survei tersebut.

Negara mana yang terbaik dari segi pendidikan di dunia? Posisi berapa Indonesia?

Berikut ini daftarnya, dikutip dari worldpopulationreview.com, Sabtu (27/8/2022):

 

Penilaian yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan skor dari tiga atribut yang memiliki bobot yang sama yaitu sistem pendidikan publik yang dikembangkan dengan baik, seberapa banyak orang yang melakukan atau mempertimbangkan ingin melakukan pendidikan perkuliahan di universitas tersebut dan bagaimana negara itu menyediakan pendidikan berkualitas tinggi.

Berikut adalah Best Educational Systems - 2021 atau daftar negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik tahun 2021:

1. Amerika Serikat

2. Inggris

3. Jerman

4. Kanada

5. Perancis

6. Swiss

7. Jepang

8. Australia

9. Swedia

10.Belanda

Negara Indonesia sendiri mendapatkan peringkat 54 pada tahun 2021, yang berarti negara kita telah naik satu peringkat sebelumnya yaitu peringkat 55 pada tahun 2020.

Berikut daftar selengkapnya dengan posisi perolehan 2021:

  1. Amerika Serikat 1
  2. Britania Raya 2
  3. Jerman 3
  4. Kanada 4
  5. Prancis 5
  6. Swiss 6
  7. Jepang 7
  8. Australia 8
  9. Swedia 9
  10. Belanda 10
  11. Selandia Baru 11
  12. Denmark 11
  13. Norway 13
  14. Italia 14
  15. Finlandia 15
  16. Austria 16
  17. Spanyol 17
  18. Belgium 18
  19. Korea Selatan 19
  20. Irlandia 20
  21. Singapura 21
  22. China 22
  23. Rusia 23
  24. Israel 24
  25. Portugal 25
  26. Polandia 26
  27. Uni Emirat Arab 27
  28. Yunani 28
  29. Hungaria 30
  30. Turki 31
  31. India 31
  32. Afrika Selatan 33
  33. Argentina 34
  34. Arab Saudi 35
  35. Brasil 36
  36. Meksiko 37
  37. Malaysia 38 
  38. Mesir 39
  39. Ukraina 40
  40. Qatar 41
  41. Lithuania 42
  42. Kroasia 43
  43. Estonia 44
  44. Slowakia 45
  45. Thailand 46
  46. Rumania 47
  47. Chile 48
  48. Bulgaria 49
  49. Latvia 50
  50. Kolumbia 51
  51. Belarusia 52
  52. Slovenia 53
  53. Indonesia 54
  54. Filipina 55
  55. Uruguay 56
  56. Maroko 57
  57. Yordania 58
  58. Vietnam 59
  59. Panama 60
  60. Kosta Rika 61
  61. Oman 62
  62. Serbia 63
  63. Peru 64
  64. Azerbaijan 65
  65. Srilanka 66
  66. Tunisia 67
  67. Kenya 68
  68. Republik Dominika 69
  69. Libanon 70
  70. Kazakstan 71
  71. Uzbekistan 72
  72. Ekuador 73
  73. El Salvador 74
  74. Kamboja 75
  75. Myanmar 76
  76. Irak 77
  77. Guatemala 78

Sumber :  https://www.liputan6.com

 

Minggu, 15 Januari 2023

Dikenal dengan Pendidikan yang 'Kompetitif', Simak Jadwal Belajar Siswa di Korea Selatan yang Padat!

Korea Selatan adalah salah satu negara yang memiliki sistem pendidikan yang kompetitif. Setiap individu berlomba-lomba untuk masuk ke sekolah ternama, dan tak jarang pula banyak siswa-siswa yang menonjolkan kecerdasan mereka. Tidak hanya itu, rata-rata siswa di Korea selalu mengikuti kelas tambahan di luar jam sekolah. Mereka juga mengikuti ekstrakulikuler untuk meningkatkan keterampilan dan pengalaman. 
 
Jadwal sekolah umunya berlangsung dari Senin hingga Sabtu. Dan beauties tahu tidak, ternyata jam belajar di Korea bisa mencapai 16 jam perharinya, lho. Khususnya bagi siswa sekolah menengah atas, mereka akan belajar hingga malam hari. Apalagi bila sudah memasuki musim ujian dan penerimaan mahasiswa baru, jam belajar mereka akan semakin padat. Simak yuk, 3 waktu belajar yang berlaku bagi sekolah di Korea Selatan. 
 

Jadwal Belajar di Pagi Hari 
Siswa di Korea memulai jam belajar pada pukul 8 pagi. Jam belajar dimulai pukul 8 pagi/Foto: medium.com 
 
Sistem pendidikan yang kompetitif di Korea, mampu menciptakan siswa yang cerdas dan bekerja keras. Pendidikan yang kompetitif seakan sudah menjadi bagian dari budaya Korea. Mereka juga diberi kewajiban untuk membaca buku dan belajar mandiri. Sekolah dimulai pada pukul 8 pagi. Setiap pelajaran berlangsung selama 50 menit. Jadwal belajar diawali dengan kegiatan belajar mandiri sampai pukul 9 pagi. Lalu, siswa diberi waktu istirahat selama kurang lebih 20 menit. Waktu istirahat ini dimanfaatkan siswa untuk beragam aktivitas. Ada siswa yang melakukan konsultasi tentang pelajaran dengan gurunya, ada yang menggunakannya sebagai waktu makan, atau bermain dengan teman sekelas. 
 

Jam belajar kembali berlanjut dari hingga pukul 12 siang. Selama jam belajar berlangsung, guru akan silih berganti memasuki kelas sesuai mata pelajaran yang diampu. Di sela-sela jam belajar tersebut, siswa juga mendapat waktu istirahat selama 10 menit, di setiap pergantian mata pelajaran. Baca Juga : Dari Saeteo Sampai Bap-yak, Ini 6 Budaya Perkuliahan Korea yang Unik dan 'Tak Biasa' Kegiatan Belajar di Siang Hingga Sore Hari Pukul 12 siang, siswa mendapat waktu istirahat untuk makan siang selama hampir 1 jam. Waktu istirahat siang berlangsung hampir 1 jam/Foto: englishspectrum.com Pukul 12 siang adalah waktunya siswa untuk istirahat. Selama 50 hingga 60 menit, siswa akan mendapat waktu istirahat dan makan siang di kantin sekolah. 
 

Kegiatan belajar selanjutnya akan dimulai pada pukul 1 siang. Waktu belajar ini akan berlangsung hingga jam 3 atau 4 sore. Setelah itu, siswa akan melanjutkan kegiatan ekstrakurikuler atau jam belajar mandiri hingga pukul 5 sore. Aktivitas Setelah Jam Sekolah Setelah jam sekolah selesai, siswa di Korea akan melanjutkan belajar secara mandiri atau di lembaga les hingga jam 10 malam. Siswa melanjutkan jam belajar di sekolah atau tempat les hingga malam hari/Foto: koreabridge.net Beauties, biasanya kegiatan apa nih, yang biasa kamu lakukan sepulang sekolah? 
 
Kebanyakan siswa di Indonesia sepertinya langsung pulang ke rumah, ya. Ada juga sebagian siswa yang melanjutkan kelas tambahan atau private di lembaga les tertentu. Nah, kegiatan private ini sudah menjadi aktivitas setelah sekolah yang dilakukan siswa-siswa di Korea. Istilahnya adalah hagwon atau kegiatan mengikuti les tambahan di luar jam sekolah. Siswa di Korea bisa mengikuti hagwon hingga jam 10 atau 11 malam. Mereka juga sudah terbiasa belajar secara mandiri di perpustakaan.
 
Ternyata jadwal sekolah di Korea Selatan cukup padat, ya, Beauties. Umumnya jadwal tersebut berlaku bagi siswa sekolah menengah atas. Sedangkan, siswa di sekolah dasar dan menengah pertama, memiliki waktu belajar yang lebih pendek. Mereka akan selesai belajar di sore hari, sekitar pukul 4 sore. Bagaimana Beauties, tertarik untuk bersekolah di Korea?
 

Apa Saja Fakta Menarik dan Mengejutkan dari Sekolah di Korea?

 

Korea merupakan salah satu negara yang menjadi idola dari banyak orang, termasuk di Indonesia. Banyak dari kita yang mengidolakan korea karena menjadi tempat banyak artis populer baik dari K-POP maupun serial dramanya yang terbaik. Dari sini banyak orang yang suka kepo dengan kehidupan di Korea itu seperti apa.

Dari serial drama Korea atau video lainnya pasti banyak budaya dan hal – hal yang diketahui. Hal ini juga termasuk tentang bagaimana kehidupan sekolah di sana. Lantas, apakah sekolah di negeri Korea sama saja dengan di Indonesia, atau memang seindah drama yang biasa ditonton? 

Nyatanya ada beberapa fakta menarik dan mengejutkan mengenai sekolah di negeri ginseng tersebut. Ada yang menyenangkan ada juga yang membuat kita sedikit kaget, penasaran? Silahkan simak tulisan kami berikut ini

Apa saja fakta menarik dan mengejutkan soal sekolah di negeri Korea yang sudah dikumpulkan cermati.com? Silahkan simak poin berikut:

Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!

1. Lamanya Jam Belajar

lamanya jam belajar

Meski Indonesia tergolong lama jam belajarnya, nyatanya sekolah di Korea itu lebih lama lagi. Jam belajar sekolah di Korea tergolong lebih lama dari sekolah Indonesia. Sebagai gambaran siswa SD sampai SMP korea belajar biasanya dimulai dari jam 7 sampai 4 Sore, bahkan SMA dari jam 8 pagi hingga 10 malam!

Sistem fullday yang lama banget itu tentu sangat menguras tenaga, namun ada alasan dibalik itu. Pemerintah mematok aturan tersebut karena ingin siswanya bisa pintar dan bekerja keras untuk masuk ke Universitas yang ketat. Jadi memang lama dan gila banget ya!

2. Adanya Bimbel Sepulang Sekolah

Meskipun sekolah di sana sudah tergolong lama durasinya, namun nyatanya masih ada les atau bimbel yang juga dilakukan. Bimbel yang disebut dengan Hagwon biasanya dilakukan sepulang sekolah. Biasanya bimbel ini mempelajari kemampuan berbahasa Inggris dan pendidikan tinggi. Beda dengan Indonesia, Hagwon ini sifatnya wajib, apalagi untuk yang kelas akhir (12 atau 9). 

Meski jam sekolahnya sampai larut Hagwon tetap dilaksanakan, baik yang diadakan sekolah ataupun di luar sekolah. Jadi bisa dibayangkan ya, betapa kerasnya sekolah di korea ini.

3. Apa Mapel yang Diajarkan?

mata pelajaran

Sekolah di Korea hanya mengenal lima mata pelajaran (mapel) utama bertema eksak seperti Matematika dan Sains, sosial seperti mapel Studi Sosial, serta mapel Bahasa Inggris dan juga korea. Di Korea jarang diajar mapel soal keagamaan, hal ini mungkin yang membuat kasus bunuh diri di Korea angkanya termasuk tinggi.

Selain agama yang tidak diajarkan Olahraga juga tidak penting sehingga tak masuk jadi mapel. Hal ini membuat sekolah Korea jarang memiliki fasilitas olahraga yang memadai.

4. Sekolah 6 Hari Fullday

Sekolah di Korea masuk dari hari Senin hingga hari Sabtu. Mirip dengan yang di Indonesia sebenarnya, namun di Korea sekolah sampai sabtu juga tetap fullday sampai sore atau malam, beda dengan Indonesia yang hanya sampai tengah hari. Jadi bisa dibilang waktu mereka dihabiskan untuk sekolah setiap hari.

5. Peran Guru yang Sangat Dihormati

guru

Karena sistem pendidikan yang tergolong berat dan luar biasa, peran guru juga sangat penting di Korea. Hal ini membuat seorang guru sangat dihormati karena menjadi salah satu bagian penting di sistem pendidikan Korea.

Setiap siswa di Korea tentu patuh dengan ucapan gurunya, jadi hampir tidak ada kasus siswa seenaknya dengan guru di Korea seperti di Indonesia akhir – akhir ini.

6. Adanya Ujian Rotasi untuk Guru

Guru di Korea sekalipun memiliki sistem rotasi dan harus menjalani ujian untuk itu. Jika di Indonesia rotasi atau mutasi dilakukan dalam beberapa periode dan tanpa ujian, maka di Korea sedikit berbeda. Rotasi guru dilakukan 5 tahun sekali dan dilakukan dengan ujian, sehingga setiap waktu itu baik guru atau staf akan berganti.

7. Disiplin Tinggi dan Keras

disiplin

Selain keras dalam soal waktu dan materi pelajaran, nyatanya kedisiplinan di sekolah Korea tidak kalah kerasnya. Di Korea sistem disiplin sangatlah keras dan terkadang hukuman fisik tidak segan diberikan. Jika hukuman fisik di Indonesia bisa jadi masalah dan viral, maka di Korea hal tersebut adalah biasa.

Meski dikenal keras, hukuman fisik ini nyatanya tidak ditentang oleh para orangtua. Walaupun hukuman fisik sudah jarang diterapkan pada setiap sekolah, namun masih saja ada hal ini.

8. Orangtua yang juga sangat Disiplin dan Tegas Soal Sekolah

orang tua disiplin

Orang tua di Korea untuk urusan sekolah juga tergolong keras karena menuntun anaknya untuk terus belajar dan sekolah. Hal ini karena banyak pandangan masyarakat Korea yang menginginkan setiap anak menjadi dokter atau insinyur, mirip – mirip dengan Indonesia namun yang dilakukan orangtua di korea jauh lebih keras. 

Meski menjadi dokter ataupun insinyur membuat orang merasa wah, namun tak sedikit yang tak bisa menyanggupi tuntutan ini dan berujung pada bunuh diri.

9. Penggunaan English Name pada Nama Siswa

Selain fakta mengejutkan, ada juga fakta unik ini. Banyak dari siswa Korea memakai nama asing menggunakan bahasa Inggris. Tujuannya agar guru mereka, khususnya guru mapel Bahasa Inggris lebih memahami nama mereka.

Sekolah di Korea Ternyata Tidak Seindah di Drama Korea

Dari beberapa fakta mengejutkan tadi, tentu kita patut bersyukur karena sekolah di Indonesia sedikit lebih baik dari sana. Bagi yang suka nonton drama Korea, mungkin bayangan kalian tak seindah kenyataan di sini.

Sumber:  https://www.cermati.com

Perbedaan Jam Belajar Sekolah di Negara Lain

Letak geografis negara Singapura sangatlah dekat dengan Indonesia. Namun, sistem pendidikannya sama nggak ya dengan Indonesia? Singapura menetapkan waktu belajar secara umum adalah 6-7 jam per hari. Pelajaran dimulai pukul 08.30 hingga pukul 16.30. Siswa di Singapura juga belajar lagi di rumah untuk mengerjakan PR ataupun ikut pelajaran tambahan di luar sekolah. Hm, nggak jauh beda dengan Indonesia ya, Grameds.

Negara yang dikenal paling baik sistem pendidikannya ini ternyata hanya menetapkan waktu belajar di sekolah 4-5 jam dalam satu hari. Selain itu, siswa diberikan kesempatan istirahat 15-30 menit disela-sela pelajaran dengan tujuan otak bisa fokus secara optimal.

 Jam belajar sekolah di tiap negara tentu berbeda. Ada yang memiliki jumlah jam belajar paling lama dan paling sebentar. Jumlah jam belajar tersebut biasanya ditentukan berdasarkan kebutuhan dari sistem pendidikan yang telah ditetapkan oleh negara tersebut. Jam belajar di negara Indonesia sendiri rata-rata dimulai pukul 06.30 dan berakhir pukul 13.00 belum termasuk ekstrakurikuler atau belajar tambahan. Pelajar dengan jenjang lain juga memiliki jumlah jam belajar yang berbeda. Misalnya untuk jenjang sekolah dasar hanya lima jam, SMP enam jam, dan SMA tujuh hingga sembilan jam. Lalu bagaimana dengan negara lain? kita cari tahu yuk, Grameds!

Finlandia


Sedangkan untuk jenjang SMA siswa hanya datang pada jam pelajaran sesuai dengan kelas atau peminatan yang dipilih. Sistem ini berjalan baik karena didukung oleh masyarakat Finlandia yang mengutamakan pendidikan sebagai suatu kebutuhan. Temukan selengkapnya melalui buku Sistem Pendidikan Finalndia dibawah ini.

 

Jepang

Jam belajar sekolah di negara Jepang umumnya dimulai pukul 09.00 hingga pukul 16.00. Setiap satu jam belajar, siswa diberikan istirahat selama 15 menit untuk merelaksasi otak dan otot agar dapat menerima pelajaran selanjutnya.

Biasanya sepulang sekolah beberapa siswa mengikuti kelas tambahan atau les di luar sekolah, terutama siswa yang ingin mengikuti ujian masuk sekolah agar siap bersaing dengan siswa lainnya. Untuk lebih mengenal budaya Jepang, kamu juga bisa membaca buku Bahasa & Budaya Jepang Untuk Pemula Edisi Traveling.

China

China merupakan salah satu negara yang sangat bersaing dalam hal pendidikan. Orang tua bisa memasukan anak ke berbagai kursus agar banak bisa masuk ke sekolah atau universitas ternama di negaranya. Rata-rata jam belajar sekolah di China adalah 6-7 jam sehari dan setelah siswa pulang sekolah juga mengerjakan PR.

Bahkan di hari Sabtu pun anak-anak disana belajar tambahan seperti les bahasa Inggris maupun les lainnya. Sistem pendidikan seperti ini nggak cuma diterapkan di jenjang SMA lho, bahkan sejak usia 6 tahun ke atas atau sejak dimulainya usia sekolah mereka menerapkan aturan ini.

Kenali negara terbesar di Asia ini yang memiliki berbagai budaya dan warisan menarik lainnya melalui buku Why? Country – China.

Korea Selatan

Kamu pernah nonton drama Korea yang bertemakan sekolah? Kamu penasaran nggak sih kenapa ketika adegannya malam hari, mereka masih berseragam atau masih ada di sekolah? Ternyata, yang tergambar dalam drama Korea itu nggak jauh beda dengan kenyataannya, Grameds. Rata-rata siswa di Korea mulai belajar di sekolah pukul 08.00-22.00. Jam belajar tersebut termasuk dengan belajar tambahan atau kursus di lembaga luar sekolah. Bahkan di hari libur mereka harus ke perpustakaan untuk belajar lagi. Lho kok lama banget? iya Grameds, pendidikan di Korea sangat bersaing ketat. Mereka memiliki mindset “harus nomor 1”, itulah mengapa mereka sangat berusaha keras.Kebijakan pendidikan yang seperti ini dibentuk sedemikian rupa karena sudah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi negaranya, Grameds. Dari fakta di atas, bisa disimpulkan bahwa jam belajar di Indonesia nggak terlalu lama dan nggak terlalu sebentar juga. Jadi, kamu harus bersyukur dan belajar giat supaya nggak kalah dengan anak-anak dari negara maju tadi. Menurutmu, sekolah yang seperti apa yang sesuai dengan kamu, Grameds? Share pendapat kamu yuk!

 

Sumber :  https://www.gramedia.com

 

Fakta-Fakta Sistem Pendidikan di Korea Selatan


 


Kamu tertarik melanjutkan pendidikan di Korea Selatan? Atau kamu penggemar Korean Wave dan mau belajar di negara yang sama dengan idola kamu? Eits, sebelumnya kamu harus kenal dulu dengan sistem pendidikan di Korea Selatan!

Universitas di Korea Selatan terbagi menjadi universitas publik yang dikelola oleh pemerintah daerah serta universitas swasta oleh yayasan swasta. Sekarang ini, mahasiswa internasional yang berkuliah di Korea Selatan berjumlah sekitar 104.000 orang.

Bukan hanya itu, menurut edsys.in, Korea Selatan juga berada di peringkat 4 sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia.  

Dengan pencapaian tersebut, kira-kira apa yang membuat Negeri Ginseng ini berada di 5 besar negara dengan pendidikan terbaik di dunia? Simak fakta-fakta sistem pendidikan di Korea Selatan dari Myskill.id berikut ini!

1. Lama Pendidikan

Sistem Pendidikan Korea Selatan https://www.pexels.com/photo/159711/
Durasi pendidikan di Korsel

Sistem pendidikan di Korea Selatan menggunakan sistem 6-3-3-4, yaitu SD selama 6 tahun, SMP selama 3 tahun, SMA selama 3 tahun, dan S1 selama 4 tahun. Pendidikan di SD dan SMP wajib untuk semua penduduk Korea Selatan. Dalam setahun terdapat masa libur sekolah dua semester. Semester pertama mulai pada bulan Maret hingga Agustus dan semester kedua mulai pada bulan September hingga bulan Februari pada tahun berikutnya.

2. Jenjang Pendidikan Tinggi

Sistem Pendidikan Korea Selatan https://www.pexels.com/photo/207691/
Jenjang pendidikan tinggi di Korsel

Lembaga pendidikan tinggi di Korea Selatan terbagi menjadi sekolah vokasi (2-3 tahun), universitas (4 tahun), dan sekolah pascasarjana. Sekolah pascasarjana (S2 dan S3) pada umumnya disediakan oleh universitas yang juga menyediakan pendidikan S1, tetapi sekarang muncul sekolah-sekolah dengan jenjang pendidikan ini tanpa program S1.

3. Waktu Belajar 16 Jam Sehari

Sistem Pendidikan Korea Selatan https://www.pexels.com/photo/4778621/
16 jam hanya untuk bersekolah!

Kamu tahu enggak, konon pelajar di Korea Selatan menghabiskan setidaknya 16 jam sehari di sekolah. Mereka benar-benar menghabiskan segala waktunya untuk belajar di sekolah.

Belum lagi jika harus menambah waktu untuk kegiatan les belajar ataupun kegiatan nonakademik lainnya. Bisa-bisa mereka tidak berada di rumah dari sebelum matahari terbit hingga matahari sudah terbenam, loh!

4. Lima Mata Pelajaran Wajib

Sistem Pendidikan Korea Selatan  https://www.pexels.com/photo/4778611/
Mata pelajaran wajib untuk pelajar di Korea Selatan

Pendidikan wajib atau dasar di Korea Selatan memiliki lima subjek utama. Mata pelajaran tersebut adalah Bahasa Inggris, Bahasa Korea, Matematika, Sains, dan Studi Sosial.

Dari kelima mata pelajaran utama ini, para pelajar di Korea Selatan nantinya dapat memilih jurusan yang sesuai dengan bidang minat dan bakat mereka saat menuju jenjang yang lebih tinggi.

Baca juga: Yuk, Kenali SKY University! 3 Universitas Paling Bergengsi di Korea Selatan

5. Akses Internet Cepat

Sistem Pendidikan Korea Selatan https://www.pexels.com/photo/3775128/
Fasilitas internet yang super kencang!

Berbicara soal akses internet yang lancar, Korea Selatan adalah rajanya! Kecepatan internetnya dapat mencapai hingga 10 Gbps.

Negeri Ginseng ini juga sudah menggunakan teknologi 5G dari beberapa tahun yang lalu. Tak heran jika kecepatan internet di Korea Selatan ini terbilang sangat cepat dibandingkan dengan Indonesia tentunya, ya.

6. Guru sebagai Profesi yang Terhormat

Sistem Pendidikan Korea Selatan https://www.pexels.com/photo/1181534/
Guru, pahlawan tanpa tanda jasa

Menjadi seorang guru di Korea Selatan adalah sebuah kebanggaan. Para penduduk di sana menghormati dan menyegani profesi menjadi guru. Profesi ini juga sebuah pekerjaan yang dianggap sangat berjasa untuk negara, bahkan disebutkan sebagai profesi seseorang yang suci.

7. Sekolah Senin hingga Sabtu

Sistem Pendidikan Korea Selatan  https://www.pexels.com/photo/8199143/
Sekolah dari Senin hingga Sabtu, libur hanya Minggu!

Jika di Indonesia kegiatan belajar mengajar rata-rata berlangsung dari hari Senin hingga Jumat, di Korea Selatan sekolah atau kegiatan pendidikan berjalan dari hari Senin hingga Sabtu.

Hari libur untuk para pelajar hanya jatuh pada tanggal libur nasional dan libur semester saja. Pada hari Sabtu, para pelajar bukan hanya fokus belajar di sekolah, tapi juga di tempat bimbingan belajar atau les.

Terbayang ‘kan lelahnya?

Baca juga: Mengenal KGSP: Beasiswa untuk Belajar di Korea Selatan

8. Budaya Bimbingan Belajar

Sistem Pendidikan Korea Selatan https://www.pexels.com/photo/3771074/
Belajar di sekolah saja tidak cukup!

Mirip seperti di Indonesia, di Korea Selatan juga ada yang namanya bimbingan belajar (bimbel). Hampir semua pelajar di Korea Selatan pasti mengikuti bimbel atau les tambahan. Bukannya wajib, tapi sebagai pelajar di Korea Selatan, kamu bakal dianggap aneh kalau enggak ikut bimbel.

Setelah sekiranya bersekolah selama 16 jam sehari, para pelajar masih harus berhadapan dengan bimbingan belajar tambahan. Saking lelahnya dengan dunia pendidikan, tak heran banyak pelajar yang jatuh sakit karena kelelahan, bahkan mengalami stres.

9. Fasilitas Pendidikan yang Lengkap

Fasilitas pendidikan yang sangat memadai

Untuk masalah urusan fasilitas, sistem pendidikan di Korea Selatan adalah jagonya.

Sebagai negara pendidikan berkuliatas tinggi, hal ini menjadikan sekolah-sekolah di Korea Selatan memiliki fasilitas pendidikan yang lengkap. Semua sekolah yang terdapat di Korea Selatan selalu memiliki fasilitas seperti layar proyektor, komputer, dan internet.

Hal ini senada dengan biaya sekolahnya yang cukup merogoh kocek dalam-dalam hingga jutaan rupiah!

Nah, itu tadi penjelasan mengenai sistem pendidikan di Korea Selatan beserta beberapa fakta-fakta menariknya. Apakah kamu tertarik melanjutkan pendidikan di Negeri Ginseng ini? Kamu bisa jawab di kolom komentar di bawah, ya!

Berbicara soal pendidikan, MySkill.id mempunyai sebuah kelas untuk persiapan karier masa depan untuk kamu. Dalam kelas ini, akan tersedia banyak informasi mengenai persiapan dan pemilihan karier yang cocok untukmu di masa depan, buruan cek!

Sumber: https://blog.myskill.id


Sabtu, 14 Januari 2023

10 Negara dengan Gaji Guru Tertinggi di Dunia, RI Masuk?


 Jakarta* -

Ada 10 negara dengan *gaji guru* tertinggi di dunia, bagaimana jika dibandingkan dengan Indonesia? Jasa guru merupakan salah satu hal terpenting dalam sebuah negara demi mencerdaskan para penduduknya.

Gaji guru akan dipengaruhi dari beberapa faktor seperti pengalaman, lokasi, sekolah swasta ata pemerintah, tingkat pendidikan, kualifikasi tambahan, dan lain-lain.

Gaji guru di Indonesia sendiri setiap individunya memiliki berbeda-beda juga. Namun, mirisnya gaji guru honorer di Indonesia dinilai jauh dari kata layak.

Tetapi, tidak semua negara kurang menghargai guru mereka. Ada juga beberapa negara yang memberikan gaji yang tinggi untuk para guru di negaranya. Lalu, negara mana saja dengan gaji guru tertinggi di dunia?


      Negara dengan Gaji Guru Tertinggi

Dilansir dari laman naibuzz (2/3/2022) berikut adalah daftar negara dengan gaji guru tertinggi:

*1 Swiss*

Gaji rata-rata guru: US$ 110.000 per tahun atau setara Rp 1,57 miliar (kurs Rp14.300). Swiss adalah negara dengan gaji guru tertinggi di urutan pertama. Swis dinilai memiliki peringkat tinggi dalam kualitas pendidikan, khususnya dalam matematika tingkat lanjut.

*2 Luksemburg*

Gaji guru rata-rata: US$ 100.000 per tahun atau setara Rp 1,43 miliar Luksemburg memang dikenal memiliki kualitas pendidikan yang baik. Dilansir After School Africa (2/3/2022), bahwa setiap orang dengan usia 4-16 tahun dis ana harus bersekolah dan belajar berbicara dalam tiga bahasa yakni, Luksemburg, Jerman, dan Prancis. Adanya penekanan pada pendidikan disana, maka tidak heran kalau guru di sana mendapatkan gaji yang tinggi.

*3 Kanada*

Gaji rata-rata guru: US$ 74.000 per tahun atau setara Rp 1 miliar lebih. Di Kanada sekitar 5,4% dari PDB negara dihabiskan untuk biaya pendidikan, dengan menginvestasikan biaya untuk setiap pendidikan
tersier siswa (sekolah menengah, perguruan tinggi, dan tingkat lanjut). Guru dibayar dengan kayak disini, yakni dengan gaji guru rata-rata naik menjadi sekitar US$ 56.500 atau setara Rp 805 juta lebih setelah 15
tahun pengalaman.

*4 Jerman*

Gaji rata-rata guru: US$ 70.000 per tahun atau setara Rp 1 miliar. Jerman masuk dalam daftar negara dengan gaji tertinggi di dunia selanjutnya. Sistem pendidikan di Jerman terbilang kompetitif. Ada
sedikit atau tidak ada biaya kuliah yang dibebankan di sebagian besar sekolah di Jerman, akan ditentukan oleh tes siswa untuk membuktikan kualifikasi mereka.

*5 Australia*

*Gaji rata-rata guru*: US$ 70.000 per tahun atau setara Rp 1 miliar. Gaji guru Australia penuh waktu dan berpengalaman dibayar dengan gaji rata-rata AU$ 98.000 atau setara Rp 1 miliar lebih per tahun (kurs AU$ 10.441). Sedangkan, gaji awal bagi guru yang belum berpengalaman sekitar AU$ 60.000 atau setara Rp 624 juta.

*6 Belanda*

Gaji rata-rata guru: US$ 67.000 per tahun atau setara Rp 958 juta. Sistem pendidikan di Belanda jauh lebih berorientasi pada siswa, yakni dengan dengan tergantung pada kebutuhan, latar belakang, dan pilihan
karir setiap individu. Sistem pendidikan di belanda juga pernah menduduki peringkat 9 terbaik di dunia pada tahun 2008.

*7 Amerika Serikat*

Gaji rata-rata guru: US$ 60.000 per tahun atau setara Rp 858 juta Guru yang berlokasi di New York bisa mendapat gaji yang lebih tinggi yakni US$ 80.000 atau setara Rp 1,1 miliar per tahun. Sedangkan, yang
berlokasi di South Dakota berpenghasilan lebih rendah yaitu dengan gaji U$ 42.450 atau setara Rp 607 juta.

*8 Irlandia*

Gaji rata-rata guru: US$ 53.000 per tahun atau setara Rp 757 juta. Pendidikan di Irlandia sendiri mewajibkan siswanya mulai dari usia 6-16
tahun. Penyelenggaraan pendidikan dasar di setiap sekolah di Irlandia akan disesuaikan dengan otoritas agama yang dianut dan dibiayai oleh negara.

*9. Denmark*

Gaji rata-rata guru: US$ 52.500 per tahun atau setara Rp 750 juta. Setelah beberapa tahun pengalaman, seorang guru Denmark setiap tahun dapat memperoleh penghasilan gaji yang bisa lebih tinggi lagi dari gaji rata-rata di atas.

*10. Austria*

Gaji rata-rata guru: US$ 50.000 per tahun atau setara Rp 715 juta Kira-kira seorang guru di Austria memiliki gaji rata-rata US$ 50.000 per tahun. Seorang guru kerja berpengalaman Austria dapat menghasilkan gaji lebih tinggi pula, hingga di atas rata-rata per tahun.

Nah, itu tadi daftar negara negara dengan gaji guru tertinggi di dunia.
Semoga menambah pengetahuan detikers semua!

Sumber : https://finance.detik.com/