Rabu, 12 April 2017

7 Tips menjadi Kepala Sekolah Inspiratif

1. Berakhlak Mulia : Menurut saya ini adalah syarat utama untuk menjadi kepala sekolah inspiratif, karena akhlak merupakan wujud nyata seseorang dalam menjalani hidupnya. Akhlak mulia ini tentu ditunjukan dengan keteladan yang benar-benar real, seperti menjaga Sholat lima waktunya, menyediakan waktu membaca Al-Qur’an, melaksanakan ibadah yang lainnya, berkata dengan bahasa penuh hikmah dan juga selalu menjaga kehormatan dirinya.

2. Cerdas :Syarat yang kedua untuk menjadi kepala sekolah inspiratif adalah menjadi sosok yang cerdas, Cerdas bukan berarti lulus dengan predikat Cumlaude, tapi kepala sekolah yang cerdas adalah mampu memanage sekolahnya dan masyarakat sekolah secara baik. Kepala Sekolah yang cerdas mampu mengeluarkan solusi-solusi terbaik dalam menghadapi berbagai permasalahan yang di hadapi sekolahnya. Kecerdasan ini tentu harus di kuatkan dengan kemauan dirinya untuk berdiskusi dengan orang lain yang sudah pengalaman serta raji-rajinlah membaca, baik membaca buku maupun membaca artikel di internet.

3. Memiliki Pandangan Kedepan : Jangan jadi kepala sekolah kalau anda hanya punya kemampuan melanjutkan program yang ada, menjadi kepala sekolah Inspiratif harus memilki pandangan jauh kedepan, bagaimana membangun sekolah ini menghasilkan lulusan berkualitas. Oleh sebab itu kepala sekolah Inspiratif, harus memilki cara pandang yang luas dan terbuka dalam menghadapi berbagai perkembangan zaman. Sangat penting memilki cara pandang kedepan, karena sekolah harus terus begerak menjadi sekolah pilihan masyarat. Tetu untuk mewujudkan itu semua kepala sekolah pun harus berani dan mampu mengubah persepsi guru-gurunya agar mau maju dan tidak takut dengan perubahan yang akan terjadi.

4. Memilki jiwa Kreatif : Menjadi kepala sekolah inspiratif tidak akan terwujud apabila sang kepala sekolah tidak punya kreativitas dalam mengelola sekolahnya. Kepala Sekolah yang kreatif adalah kepala sekolah yang mampu membangun citra atau Brand sekolah di mata masyarakat dikenal dengan kualitas keunggulannya. Kreativitas tentu lahir dari orang-orang yang memilki semangat juang yang tinggi untuk melahirkan karya-karya baru, tanpa harus menjadi bebek atau menjadi pelanjut kepala sekolah sebelumnya.

5. Tegas dan Disiplin : Ciri seorang Leader adalah memilki ketegasan dalam bersikap dan memiliki displin yang tinggi dalam memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Sekolah tanpa pemimpin yang tegas hanya akan melahirkan guru-guru dan siswa yang apa adanya, belajar semaunya datang juga semaunya. Ketegasan dan kedisplinan seorang kepala sekolah inspiratif mutlak diperlukan.

6. Humanis : Kita tida mungkin mampu menjadi kepala sekolah Inspiratif, tanpa mampu memanusiakan guru sebagai sahabat dan rekan terbaik kita, guru bukanlah bawahan kepala sekolah tapi guru adalah rekan dalam mendidik. Begitupun siswa adalah sahabat terbaik bagi kepala sekolah, jadi muliakan bereka dengan sikap humanis kita.

7. Memilki Integritas : sebuah bahasa yang sedang populis di negeri kita, saya pikir bukan hanya para pemimpin negara atau pimpinan partai politik atau anggota dewan yang harus punya integritas, tapi kepala sekolah juga harus memilki integritas. Kepala sekolah inspiratif adalah kepala sekolah yang mampu menjadikan keteladan Nabi Muhammad SAW, dengan sifat yang muliah yaitu Sidik, Tabligh, Amanah, dan Fatonah.

5 Tips Menjadi Guru Terbaik Dengan Hasil Karya Yang Bermanfaat


1. Bermimpilah untuk menjadi guru tidak biasa, apa maksudnya? jika kita sudah menguatkan diri untuk menjadi guru, maka bertekadlah dalam hati “saya tidak ingin menjadi guru biasa-biasa saja seperti kebanyakan guru pada umumnya”. karena ada lebih dari 3 juta guru di Indonesia, tapi hanya berapa persen guru yang hari-harinya terus melakukan kreativitas. Nah kita harus menjadi bagian dari guru yang di atas kemampuan rata-rata.

2. Belajarlah untuk mewujudkan mimpi tersebut dari guru-guru hebat disekitar kita. Sebelum kita bertekad mewujudkan mimpi kita untuk menjadi guru yang tidak biasa, langkah awal yang harus kita lakukan adalah banyak-banyak belajar dari guru-guru inspiratif di lingkungan sekitar kita, belajar dari guru-guru yang sudah mendapatkan berbagai penghargaan atas karya-karyanya, lihatlah apa sebenarnya yang sudah dilakukan guru tersebut sehingga bisa mendapatkan berbagai penghargaan.

3. Wujudkan mimpi lewat ide kreatif yang sederhana namun bermanfaat. Sekarang saatnya mewujudkan mimpi-mimpi kita untuk jadi guru luar biasa. buatlah ide kreatif yang sederhana di lingkungan sekolah yang nilai manfaatnya bisa dirasakan oleh warga sekolah. Misalkan kita melakukan gerakan “Masuk Lorong Pungut Sampah” atau “Satu langkah Satu Sampah” maksudnya adalah jika kita jalan di lorong-lorong atau halaman sekolah jika menemukan sampah pungutlah dengan tangan kita sendiri tidak usah menyuruh siswa. Lakukan kegiatan ini dengan konsisten selama setahun, saya yakin kita akan menjadi sosok inspiratif minimal bagi siswa-siswa kita.

4. Libatkan diri dalam membangun Ide Kreatif untuk sekolah. Beranilah dengan mengungkapkan gagasan dan ide kreatif kita kepada atasan kita misalkan yayasan atau kepala sekolah. Contohnya adalah gerakan “Diskusi Buku Mingguan” , nah tentu yang harus memulai adalah dari kita sendiri yaitu dengan cara merutinkan membaca buku setiap hari, meminjamkan buku kepada rekan sejawat, menceritakan hikmah-hikmah buku yang kita baca kepada siswa. Jika budaya ini sudah kita lakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan gerakan yang lebih besar yaitu dengan cara melakukan kajian-kajian terhadap buku yang bisa memberikan nilai manfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

5. Sabarlah dan teruslah berkarya. Menjadi guru beda atau di atas rata-rata dengan berbagai ide dan gagasan kreatifnya tidaklah semudah dengan apa yang saya tuliskan ini. Karena selalu saja ada orang yang tidak suka dengan apa yang kita lakukan, oleh sebab itu tetaplah besar dan teruslah melakukan kebaikan-kebaikan sederhana yang bernilai manfaat.

10 Ciri Sekolah Unggul


Tulisan ini terisnpirasi saat saya berbincang-berbincang dengan Pak Andi Budiman Jaya, beliau adalah seorang Trainer sekaligus kepala sekolah di Sekolahnya Manusia ( SMA School Of Human) sekolah tersebut adalah milik Pak.Munif Chatib penulis buku Best Seller “Sekolahnya Manusia”.
Berikut ini ciri-ciri sekolah unggul dalam pandangan saya sebagai guru :

1. Masuk Sekolah Tanpa Seleksi :
Sekolah unggul adalah sekolah yang pada tahap Inputnya (saat masuk) tidak melakukan seleksi dalam hal berkaitan dengan nilai atau kemampuan tertentu. Misalkan harus bisa baca, berhitung, menulis, nilainya harus tinggi dan berbagai persyaratan akademik lainnya adapun kalau ada tidak dijadikan sayarat lulus atau tidaknya siswa tersebut.
Sekolah unggul dalam tahap inputnya hanya melakukan pementaan tentang kemampuan peserta didik tersebut. Contohnya yang kami lakukan di Sekolah Akhlak, kami melakukan Tes Kemampuan Peserta Didik untuk mengetahui kemampuan membaca Latin, Arab (Iqro atau Al-Qur’an), menulis, dikte, berhitung dan tes kemandirian. Tes tersebut nanti akan kami jadikan sebagai acuan untuk membagi kelas berimbang, yaitu kelas yang isinya terdiri dari berbagai kemampuan peserta didik.

2. Menerima Semua Siswa Dengan Berbagai Karakter:
Sekolah unggul adalah sekolah yang bisa memanusiakan manusia, menerima segala keterbatasan yang dimiliki oleh calon siswa baru. Di Sekolah Akhlak kami lakukan hal itu, kami menerima siswa Autis, siswa Slow Learner , Fast learner dan siswa-siswa dengan ke unikan lainnya.
Bagi kami anak-anak istiniewa tersebut harus mendapatkan tempat terbaik, tempat yang bisa mengembangkan segala potensi yang dimilikinya serta tempat yang bisa memahami segala kekurangan yang dimilikinya.
Sekolah seperti ini biasanya juga disebut dengan Sekolah Inklusi, yaitu sekolah yang memiliki keberagaman kemampuan siswa atau kita juga mengenal tentang Sekolah Multiple Intelligence.
Oleh sebab itu kita harus punya keyakinan bahwa sekolah unggul adalah sekolah yang bisa mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Alhamdulillah saya bersyukur kini sudah mulai banyak sekolah-sekolah yang mau melakukan ini.

3. Sekolah Yang Mendahulukan Nilai-Nilai Akhlak:
Sekolah yang bisa disebut dengan sekolah unggul bukanlah sekolah yang elit, sekolah yang biayanya mahal, sekolah yang gedungnya mentereng dan lain sebagainya. Sekolah yang unggul adalah sekolah yang mengutamakan nilai-nilai akhlak dalam budaya sehari-harinya, sekolah yang dalam tujuannya akhirnya adalah menjadikan pribadi-pribadi yang berakhlak.
Sekolah yang memiliki nilai-nilai akhlak pada gurunya, siswa-siswa dan masyarakat sekolahnya merupakan sekolah dambaan bagi para orang tua yang menginginkan masa depan anaknya menjadi cerah. Sekolah ini dalam istilah lain juga bisa disebut dengan sekolah berkarakter. Nah, hal ini saya coba wujudkan dengan menggagas berdirinya Sekolah Akhlak, alhamdulillah apa yang kami lakukan mulai terlihat hasilnya.

4. Sekolah Yang Memiliki Agenda Rutin Untuk Pelatihan Gurunya :
Salah satu penentu sekolah unggul adalah adanya guru-guru yang berkualitas dan guru-guru tersebut tidak mungkin ada tanpa di dukung oleh sebuah sistem dan manajemen sekolah unggul. oleh sebab itu kepala sekolah dan pengelola lembaga pendidikan (Yayasan) harus saling bersinergi untuk membangunnya.
Sekolah Unggul adalah sekolah yang memiliki agenda rutin dalam kegiatan pengembangan diri guru-gurunya. Idealnya minimal ada 8 kali pelatihan yang dilasankan oleh sekolah atau lembaga dalam setahun.
Pelatihan tersebut contohnya adalah tentang Ice Breaking, Manajemen Kelas, Lesson Plan, Seminar Parenting,  Administrasi Mengajar,  Character Buliding, Komunikasi Efektif, Public Speaking, Strategi Mengajar, Pelatihan Menulis, Pelatihan Media Pembelajaran dan lain sebagainya.
Bagaimana jika tidak memiliki biaya?
saya sendiri pada point empat ini belum bisa melakukannya secara maksimal, namun saya mencari solusi terbaik agar para guru terus bisa di upgrade kemampuannya dengan cara melakukan kajian buku bulanan, resensi buku dan kegiatan breafing pagi. Saya jelaskan lebih rinci pada point delapan.

5. Sekolah Yang Mampu Mensejahterkan Gurunya :
Bagaimanapun kesejahteraan adalah hal penting bagi sekolah unggul, fenomenanya banyak kita lihat disebuah lembaga pendidikan guru keluar masuk. Hal ini salah satu sebabnya di akibatkan karena kurangnya sekolah atau lembaga memperhatikan kesejahteraan gurunya.
Sudah sepatutnya sekolah atau sebuah lembaga memberikan ketenangan pada guru, agar mereka bisa mengajar dengan maksimal. Kesejahteraan guru tentu akan berdampak pada peningkatan kualitas sekolah tersebut, akan banyak guru yang memiliki komitmen yang tinggi dalam mewujudkan visi dan misi sekolah.

Oleh sebab itu sudah sepatutnya ini menjadi perhatian besar bagi para pengelola lembaga pendidikan. Jika sekolah tersebut secara kualitas belum bagus, gurunya belum sejahtera, alangkah baiknya fokus pada satu sekolah dulu dengan tidak membuka cabang-cabang lainnya.

6. Sekolah Yang Memiliki Hubungan Baik Antara Orang Tua Murid, Guru Dan Pihak Pengelola:
Sekolah dan orang tua harus bisa saling bersinergi, karena bagaimanpun tidak akan ada sebuah program yang bisa berhasil, jika apa yang dilakukan di sekolah dengan yang di rumah berbeda.
Contoh kami di sekolah akhlak melaksankan kegiatan seminar parenting, kajian 3 bulan sekali dan kami membuat kesepakatan seperti ini bersama orang tua. Pada saat di rumah orang tua wajib membuat jadwal tentang program yang mendukung visi dan misi sekolah yaitu pada pukul 05.00 (setelah subuh) menyetel murotal Juz 30, Pukul 17.18.00 (sebelum magrib) menyetel murotal Juz 30 dan pada pukul 18.00-20.00 tidak boleh menyalakan TV di rumah.
Apa yang kami lakukan demi mewujudkan impian bersama yaitu untuk menjadikan anak-anak hafal Juz 30 dan 29 selama sekolah di Sekolah Akhlak. Alhamdulillah program ini cukup berhasil Insya Allah anak-anak kelas 3 di Sekolah Akhlak sudah hafal Juz 30.
Inilah pentingnya bersinergi antara orang tua, guru, karywan dan pengelola lembaga pendidikan.

7. Sekolah Yang Memiliki Budaya Unggul (Kebiasan-Kebiasan Baik) :
Kebiasan-kebiasan baik (Habits) wajib dimiliki oleh sekolah unggul, karena ini akan menjadi brand sekolah tersebut. kebiasan-kebiasan baik ini tercermin dalam budaya sekolah. Contohnya di Sekolah Akhlak kami membiasakan anak-anak agar memanggil adek kelasnya dengan adik dan sebaliknya memanggil kakak kelas dengan panggilan kakak, membiasakan saat berjalan menemukan sampah langsung di pungut, membiasakan untuk mengingatkan teman-temannya yang melanggar budaya sekolah dan lain sebagainya.
Budaya sekolah akan menjadi bekal penting bagi masa depan anak-anak, karena kelak mereka akan membiasakan hal-hal yang baik, semoga kita bisa melakukannya.

8. Sekolah Yang Menjadikan Membaca Dan Menulis Adalah Agenda Wajib Bagi Guru-Gurunya :
Bagi saya sebagai guru, buku sudah sepatunnya dijadikan sahabat terbaik, karena bagaimanapun guru harus terus mengasah kemampuan dirinya. Jika kesempatan untuk mengikuti pelatihan sangat jarang maka solusinya adalah dengan cara membaca buku-buku inspiratif yang berbuhungan dengan profesi kita.
Oleh sebab itu hal ini harus di dukung oleh pihak sekolah atau lembaga pemiliki sekolah dengan cara menyediakan perpustakaan khusu bagi guru, yaitu dengan menghadirkan buku-buku populer. Selanjutnya kepala sekolah membuat kebijakan, bahwa setiap guru wajib meresensi buku minimal 1 buku dalam sebulan, kemudian hasil resensi tersebut di kaji dalam rapat bulanan.

9. Sekolah yang mementingkan kebersihan dan kesehatan sekolah (Sekolah Hijau)
Tempat yang paling nyaman untuk belajar adalah tempat yang bersih dan sehat. Sekolah unggul biasanya secara fisik bisa sangat terlihat, walaupun gedungnya tidak mentereng, bertingkat-tingkat dan tidak ber AC, tapi sekolah tersebut terlihat asri, nyaman, hijau dan bersih.
Jika sekolah tersebut sudah terlihat seperti ini, bisa dipastikan anak-anak yang sekolah tersebut adalah anak-anak yang berakhlak, karena dia mampu menjaga hubungan baik dengan alam.  Siapaun siswa atau guru yang berada di tempat tersebut akan merasakan kenyamanan yang luar biasa.

10. Sekolah Yang Mau Berbagi Kesuksesan Dengan Sekolah Lainnya :
Sekolah unggul bukanlah sekolah unggul dengan kesendiriannya, tapi sekolah unggul adalah sekolah yang bisa menjadikan sekolah lain bisa menjadi unggul juga. Oleh sebab itu ciri dari sekolah unggul yang kesepuluh ini sangat penting untuk dimiliki, yaitu sekolah yang siap berbagi ilmu dengan siapapun yang mau menimba ilmu.
Saya merasa bangga, kini banyak sekolah unggul yang “tidak pelit” ilmu, untuk membagikan kesuksesannya dengan sekolah-sekolah lain. Bahkan banyak sekolah unggul yang mengadakan pelatihan-pelatihan secara gratis untuk sekolah lain demi mewujudkan mimpi bersama yaitu mewujudkan generasi berakhlak dan berilmu.
Sahabat, sungguh saya bukan seorang ahli, begitupun dengan Sekolah Akhlak, belumlah menjadi sekolah yang ideal, tapi paling tidak artikel sederhana ini mengingatkan kita bersama bahwa sekolah uggul tidak melulu dilihat dari nilai angka-angka yang tinggi. Semoga bermanfaat, terimakasih sudah menyempatkan membacanya.

6 Cara Membuat Brand sekolah lebih kreatif menurut Namin AB Ibnu Solihin

Saya bersama siswa Sekolah Akhlak, pada sesi ujian Komperhensif Hafalan Juz 30
Motivator Pendidikan Kreatif-Sahabat sudah sekolah anda memiliki Brand yang dikenal banyak orang, lalu apa yang orang kenal dengan sekolah anda, hal apa yang paling mengingatkan orang jika bicara tentang sekolah anda atau jangan-jangan sekolah anda biasa-biasa saja tak perlu punya brand dan biarkan saja berjalan apa adanya secra konvensional.
Kalau begitu begini saja, bagi yang ingin biasa-biasa saja ya silakan, saya ingin mengajak sahabat yang memiliki keinginan untuk membangun Brand sekolah yang lebih kreatif agar sekolah menjadi lebih banyak dikenal oleh mayasyarakat. Tentu bukan hanya dikenal tapi saya berharap sekolah yang kita bangun adalah sekolah yang memiliki kemaslahata untuk umat, sehingga keberadaanya menjadi dibutuhkan oleh masyarakat.
Berikut ini menurut pandangan saya, membuat Brand sekolah lebih kreatif :

1. Masalah dan Kebutuhan dan jadilah sekolah solusi
Sebelum menentukan Brand Sekolah langkah pertama yang kita lakukan adalah melakukan Analisis SWOT, saya yakin sahabat sudah sangat paham dengan hal ini. lihatlah apa masalah yang sangat urgen didalam masyarakat saat ini, baik di sekolah, pemerintahan, keluarga atau di lingkungan tempat tinggal kita. Contohnya adalah dalam Pemerintahan banyaknya kasus korupsi, perbuatan amoral para pejabat dan lain sebagainya, di sekolah, keluarga dan masyarakat contohnya banyak aksi tawuran, seks bebas, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), lemahnya keteladan orang tua dan lain sebagainya, inilah yang kemudian melahirkan Sekolah Akhlak. Sekolah yang akan kita buat juga harus dibutuhkan oleh banyak masyarakat serta harus mampu menjadi solusi pada maslah-masalah yang ada sehingga sekolah bukan hanya sekedar ada tapi keberadaanya bisa menjadi solusi cerdas.

2. Tentukan kualitas lulusan yang ingin dihasilkan :
Hal ini sangat penting karena berkaitan dengan proses aktivitas di dalam kegiatan belajar, budaya sekolah dan Brand sekolah itu sendiri. Contoh kualitas lulusan yang ingin di capai Sekolah Akhlak hanya berfokus kepada 4 hal yaitu : Berakhlak Mulia, Rajin Sholat, Penghafal Qur’an dan Berwawasan Global. Contoh lain mungkin sekolah yang anda buat ingin menghasilkan lulusan yang menghasilkan pemimpin yang berwawasan global, lulusan yang menguasai bahasa dan lain sebagainya.

3. Buat Nama Brand yang menarik dan mudah di ingat usahakan dengan dua kata :
Setelah sahabat menentukan kuaitas lulusan yang di inginkan, langkah selanjutnya adalah membuat Brand Sekolah, gunakanlah kalimat yang populer tapi belum banyak digunakan oleh sekolah lain serta mencerminkan kualitas lulusan yang di nginkan serta sesuai denga budaya sekolah dalam kehidupan sehari-hari. contoh Brand Sekolah sebagai berikut : Sekolah Kreatif (sudah banyak yang pake), creative school (sudah banyak yang pake juga) Sekolah Akhlak (Ini Brand sekolah saya, coba anda ketik di google), Sekolah Alam (Memiliki jaringan luas) Sekolah Tangguh, Sekolah Cerdas, Sekolah Hebat, Sekolah Inspiratif, Sekolah Unggulan,Sekolah Hijau dan lain-lain kalimat yang populis atau mungkin kalimat yang unik, silakan saja dibuat.

4. Membuat Tim Perancang Implementasi Brand Sekolah kedalam Program :
Setelah menentukan point di atas langkah berikutnya adalah membuat Tim Perancang Implementasi dari Brand Sekolah yang bisa direalisasikan dalam bentuk program nyata. Contohnya adalah membuat budaya sekolah yang memiliki kesamaan atau kesesuai dengan Brand sekolah. Contohnya jika anda membuat Brand Sekolah Hijau, maka budaya yang bisa dilaukan setiap hari adalah dengan membiasakan siswa secara bergiliran untuk melakukan perawatan terhadap tanaman yang ada di sekolah. atau jika sekolah anda punya Brand Sekolah Penghafal Al-Qur’an, maka setiap harinya sekolah tersebut harus melakuan pembinaan hafalan qur’an seperti dengan menyetel murotal Qur’an setiap pagi, siswa setoran hafalan setiap pagi dan lain sebagainya.

5. Kepala Sekolah dan Tim Pendidik yang lain jadilah teladan utama dalam merealisasikan Brand Sekolah :
Saya sangat yakin sebuah Brand Sekolah hanya akan bisa berhasil dilaksankan jika ada keteladan dari pihak-pihak terkait dalam lingkungan sekolah terutama kepala sekolah dan guru. Contoh jika sekolah anda Brandnya adalah Sekolah Kreatif, maka yang pertama harus memilki kreativitas dalam segala hal adalah kepala sekoalhnya, misalnya melakukan pembelajaran kreatif, membuat kegiatan kreatif, membuat bahan ajar kreatif dan sebagainya.

6. Kampanyekan lewat Media Sosial (Blog, Twitter, FB dan lain sebagainya)
Cara kreatif yang bisa dilakukan untuk mengkampanyekan Brand Sekolah adalah lewat Media Sosial, karena medsos kini merupakan media yang bisa di akses oleh seluruh manusia, caranya adalah dengan membuat tulisan, poster, video, kegiatan dan lain sebagainya.
Gimana kira-kira menurut sahabat kira-kira bisa dilakukan tidak? saya yakin bisa, jika ingin berkomunikasi untuk membicarakan Brand Sekolah jagan ragu untuk menghubungi saya. Terimakasih semoga bermanfaat.

Selasa, 11 April 2017

Pengertian Konsep Belajar Tuntas

Pengertian Konsep Belajar Tuntas adalah suatu sistem belajar yang menginginkan sebagian besar peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran secara tuntas. Konsep Belajar Tuntas sebagai cara belajar mengajar sangat menguntungkan bagi siswa karena setiap siswa dapat dikembangkan secara optimal.

Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati mengemukakan bahwabelajar tuntas adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok sehingga apa yang dipelajari siswa dapat tercapai semua”.



Menurut Suryosubroto, belajar tuntas adalah suatu filsafat yang mengatakan bahwa dengan sistem pengajaran yang tepat semua siswa dapat belajar dengan hasil yang baik dari hampir seluruh materi pelajaran yang diajarkan di sekolah.

Kunandar dalam bukunya  guru propesional implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)  dan persiapan menghadapi sertifikasi guru mengatakan bahwa  ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal  ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.  Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus-menerus untuk mencapai ketuntasan ideal.

Konsep Belajar Tuntas

Pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dalam KTSP adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan siswa menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran kemampuan siswa dalam penelitian ini disesuaikan dengan pelaksanaan belajar tuntas, yaitu adanya program perbaikan/program remedial, yakni jika siswa belum mencapai ketuntasan yang ditetapkan, maka siswa diberi program perbaikan sampai mencapai ketuntasan.

Ciri pertama penilaian pendidikan yaitu penilaian dilakukan secara tidak langsung, misalnya dengan mengukur kepandaian dengan ukuran kemampuan menyelesaikan soal-soal, yaitu dilakukannya evaluasi. Alat yang digunakan dalam evaluasi ada 2 macam, yaitu tes dan non tes. Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi yang fungsinya untuk mengukur hasil belajar siswa dan mengukur keberhasilan program pengajaran. Sedangkan teknik bentuk non tes untuk menilai sikap, minat, dan kepandaian siswa, melalui teknik wawancara, angket dan observasi. Dari uraian tadi dapat diketahui bahwa kemampuan dapat diukur melalui tes, tes juga dimaksudkan untuk mengukur ketuntasan belajar siswa.    
Referensi
  • Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993),
  • Suryosubroto B,  Proses belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997),
  • Kunandar, Guru propesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
  • (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru,  (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), Ed. 1

Minggu, 09 April 2017

SURAT DIRJEN GTK NOMOR 09709/B-B4/GT/2017 TENTANG JADWAL UKG ULANG TAHUN 2017 DAN SERTIFIKASI GURU TAHUN 2017

Berikut isi lengkap Surat Edaran Dirjen GTK Nomor 09709/B-B4/GT/2017 Tentang  Sertifikasi Guru Tahun 2017....
SURAT DIRJEN GTK NOMOR 09709/B-B4/GT/2017 TENTANG JADWAL UKG ULANG TAHUN 2017 DAN SERTIFIKASI GURU TAHUN 2017
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) telah menerbitkan Surat Dirjen GTK Nomor 09709/B-B4/GT/2017 Tentang  Sertifikasi Guru Tahun 2017. Dalam surat edaran Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) perihal Sertifikasi Guru Tahun 2017 tersebut disampaikan bahwa Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah memulai rangkaian kegiatan sertifikasi guru tahun 2017.  Ada dua kegiatan yang akan segera dilaksanakan yakni Uji Kompetensi Guru (UKG) Ulang 1 dan pelaksanaan penetapan peserta sertifikasi guru (sergur) tahun 2017. 
Berikut Lampiran Surat Dirjen GTK Nomor 09709/B-B4/GT/2017 tentang Jadwal UKG Ulang 1 Tahun 2017 dan Jadwal Tahapan Pelaksanaan Sertifikasi Guru Tahun 2017.
SURAT DIRJEN GTK NOMOR 09709/B-B4/GT/2017 TENTANG JADWAL UKG ULANG TAHUN 2017 DAN SERTIFIKASI GURU TAHUN 2017
Demikian informasi yang dapat beritapgri.com berikan, yang kami lansir dari ainamulyana semoga ada manfaatnya untuk kita semua.................

Selasa, 04 April 2017

PENGERTIAN,KONSEP DASAR, DAN MANFAAT PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER SERTA HAL PENTING TERKAIT PPK YANG WAJIB GURU PAHAMI

A. Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah Program pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati , olah karsa, olah pikir, dan olah raga dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah , keluarga ,dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

B. Urgensi Penguatan Pendidikan Karakter
Urgensi PPK ada 3:
1. pembangunan SDM merupakan pondasi pembangunan bangsa.
2.  Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan siswa guna mewujudkan keunggulan bersaing Generasi Emas 2045:
Kualitas Karakter
Literasi Dasar
Kompetensi 4C. Yang dimaksud kompetensi 4 C yaitu Critical Thinking an Problem Solving (berpikir kritis dan menyelesaikan masalah), Creativity (kreativitas), Communication Skills (kemampuan berkomunikasi), dan Ability to Work Collaboratively (kemampuan untuk bekerja sama)
3. Kecenderungan kondisi degradasi moralitas, etika, dan budi pekerti.

C. Latar Belakang PPK
1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Nlaha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
2. Agenda Nawacita No. 8 
Penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian dari revolusi mental.
3. Trisakti 
Mewujudkan Generasi yang Berkepribadian dalam Kebudayaan.
4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 
"Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran"
5. Mempersiapkan Generasi Emas 2045 yang bertaqwa, nasionalis, tangguh, mandiri, dan memiliki keunggulan bersaing secara global. 

6. Arahan Khusus Presiden kepada Mendikbud untuk memperkuat pendidikan karakter. 
D. Tantangan dan Urgensi PPK
1. Harmonisasi pengembangan potensi siswa yang belum optimal antara olah hati (etik), olah pikir (literasi), olah rasa (estetik), dan olah raga (kinestetik)
2. Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia
3. Belum optimalnya sinergi tanggungjawab terhadap pendidikan karakter anak antara sekolah, orang tua dan masyarakat
4. Tantangan globalisasi Pengaruh negatif teknologi informasi dan komunikasi terhadap gaya h dup remaja, serta pudamya nilai-nilai religiusitas dan kearifan lokal bangsa
5. Terbatasnya pendampingan orang tua mengakibatkan krisis identitas dan disorientasi tujuan hidup anak
6. Keterbatasan sarana belajar dan infrastruktur Prasana dan sarana sekolah, sarana transportasi, jarak antara rumah siswa ke sekolah (jalur sungai, hutan), sehingga PPK diimplementasikan bertahap.

E. Prinsip Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi PPK
1. Sepuluh (10) Prinsip Pengembangan PPK:
-Nilai-Nilai Moral Universal 
-Pendekatan Sinkronisasi 
-Pendekatan Integral Prinsip
-Terukur dan Objektif Prinsip
-Pelibatan Publik Prinsip 
-Kearifan lokal Prinsip 
-Keterampilan Abad 21 
-Revolusi Mental Prinsip 
-Adil dan inklusif Prinsip 
-Evaluasi Program 
F. Manfaat dan Implikasi Program PPK

1. Enam (6) Manfaat Program PPK:
Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan daya saing siswa dengan kompetensi abad 21, yaitu: berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi.
2. Aspek Penguatan:
Revitalisasi manajemen berbasis sekolah melalui Broad Based Education (BBE) 
Sinkronisasi intra kurikuler, ko kurikuler, ekstra kurikuler, dan non kurikuler, serta sekolah terintegrasi dengan kegiatan komunitas seni budaya, bahasa dan sastra, olahraga, sains, serta keagamaan 
Deregulasi penguatan kapasitas dan kewajiban Kepala  Sekolah/Guru 
Penyiapan prasarana/sarana belajar (misal: pengadaan buku, konsumsi, peralatan kesenian, alat peraga, dll) melalui pembentukan jejaring kolaborasi pelibatan publik.