Selasa, 17 November 2015

MEKANISME BARU PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) YANG DIGUNAKAN KEMENDIKBUD

Saat ini Pemerintah tengah melakukan pemetaan terhadap kompetensi guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik yang memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di tanah Air secara umum.

Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Uji Kompetensi Guru tengah diselenggarakan dan seluruh guru yang telah memenuhi persyaratan dan kriteria diwajibkan ikut serta guna mendapatkan potret kompetensi guru yang sebenarnya. Setelah melewati UKG, guru selanjutnya akan mendapatkan tes selanjutnya dari Kemendikud yaitu penilaian kinerja.



PKG atau penilaian kinerja guru secara kontinyu dari Uji Kompetensi Guru/UKG Tahun 2015 ini selesainya diteruskan dengan PKG, yang mana kita ketahui UKG mengukur dua kompetensi yaitu Pedagogik dan Profesional dan paket lainnya diantara 4 kompetensi guru adalah paket dua kompetensi dari PKG yaitu Kompetensi Kepribadian dan Sosial. 
(Baca Juga : TUNJANGAN PROFESI DIHAPUS, INI PERNYATAAN KERAS PB-PGRI)

Penilaian Kinerja Guru memang bukanlah barang atau cara baru dalam mengetahui kinerja dan kepribadian guru dari aspek terkait, dinilai tak komprehensif PKG yang selama ini


dilaksanakan Kemdikbud melalui Ditjen GTK nya akan merubah mekanisme baru PKG yang komprehensif (dikutup dari laman kemdiikbud.go.id "Kemendikbud Siapkan Mekanisme Penilaian Kinerja Guru yang Komprehensif")

Secara tegas Ditjen GTK Sumarna Surapranata menyampaikan perubahan pola atau mekanisme yang baru atau disebutkan komprehensif pada PKG kedepan dengan pola sebagai berikut:

Mekanisme atau Pola PKG Baru Dari Kemdikbud
Empat komponen penilai dalam PKG : 
a. Pengawas,
b. Kepala sekolah, 
c. Siswa,
d. Komite sekolah. 

"Untuk guru sekolah menengah kejuruan (SMK), ada penilaian dari dunia usaha dan industri," kata Pranata.
(Baca Juga : GURU BERKUALITAS RENDAH AKAN DIMAGANGKAN)

Dalam PKG, penilaian dari siswa termasuk komponen yang penting. "Kenapa siswa? Siswa itu bisa tahu bila selama satu semester gurunya hanya ngasih soal atau hanya mencatat padahal bukunya sudah ada. Siswa bisa menilai itu," ujarnya. Siswa yang setiap hari berinteraksi dengan gurunya tentu bisa objektif memberikan penilaian.
(Sumber : kkgjaro.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar