Minggu, 16 November 2014

SURABAYA PENENTU UNAS ONLINE

SURABAYA - Surabaya bakal mencatat sejarah penting dalam pendidikan berbasis teknologi informasi atau e-learning. Di antara tiga kota yang ditunjuk Kemendikbud, yaitu Surabaya, Jogjakarta, dan Semarang, ternyata hanya Surabaya yang siap uji coba unas online. Kesiapan software menentukan. 
Menurut rencana, uji coba ujian nasional (unas) online berlangsung pekan depan. Modelnya adalah uji petik. Kabid Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dispendik Surabaya Sudarminto menjelaskan, semua infrastruktur untuk rencana uji petik itu terus disempurnakan. Baik hardwaresoftware, maupun server. Termasuk pesertanya.

"Software sudah diprogram selama tiga hari ini dan akan disempurnakan tim dari Jakarta. Tim IT (teknologi informasi, Red) Kemendikbud akan menguji cobanya minggu depan," kata mantan kepala SMAN 16 tersebut.

Bagaimana pelaksanaan uji coba itu? Sudarminto menyebut uji petik bakal melibatkan sekitar 16 ribu siswa SMK se-Surabaya. Baik negeri maupun swasta. Pelaksanaannya secara bergilir atau sif.

Uji coba perangkat hari-hari ini akan menentukan pelaksanaan uji petik. Hasilnya dipantau langsung tim Kemendikbud. "Subrayon mana saja yang perangkatnya masih bermasalah akan kami list dan laporkan," ujarnya.

Seharusnya, lanjut Sudarminto, Kemendikbud tidak hanya bergantung pada kesiapan Kota Surabaya. Pemerintah pusat juga justru harus mendukung penuh kesiapan perangkat agar uji petik nanti sukses. Sebab, hasil uji petik itu sangat menentukan rencana pelaksanaan unas online pada April 2015.

Sudarminto menyatakan yakin unas online kali pertama, khususnya di Surabaya, bakal berhasil. "Karena secara budaya, kami sudah siap. Tiap tahun sudah menggelar tryout online," imbuhnya.

Ditanya soal kemungkinan gangguan, Sudarminto menyebut salah satunya ialah gangguan listrik. Kalau sampai listrik padam, pihaknya tidak bisa mengandalkan genset. Sebab, server unas onlineterpusat di Kemendikbud Jakarta.

Anggota Dewan Pendidikan Surabaya Zulfery Yusal Koto mengingatkan, kesiapan jaringan merupakan hal yang sangat krusial. Mengapa? "Unas online tidak sama dengan SNM PTN maupun PPDB," ujarnya.

Dalam unas online, semua siswa peserta ujian akan mengakses secara serentak. Prosesnya berbeda dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB) dan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN). Keduanya tidak serentak. "Kami di dewan pendidikan akan memantau sampai ke lokasi ujian," kata Zulfery.

Persiapan perangkat, tambah dia, tidak mungkin dilakukan secara satu per satu unit komputer. Misalnya, meng-install komputer satu per satu di sekolah-sekolah. Cara itu sangat lemah.

Pertama, itu tidak efektif karena ada ribuan komputer yang harus di-install. Kedua, dibutuhkan waktu dan biaya yang banyak. Ketiga, rawan terjadi gangguan saat pelaksanaan. "Jadi, harus ada jaminan perangkat untuk unas online ini sudah siap," jelas lelaki yang juga ahli IT itu. (kit/c6/roz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar