Minggu, 15 Juni 2014

Materi Diklat Implementasi Kurikulum 2013


Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 telah selesai dilaksanakan, pemahaman masing-masing instruktur nasional, guru inti,kepala sekolah dan guru sasaran tidak semuanya sama. Beberapa persepsi yang berbeda mengalir di sekolah masing-masing. Kondisi ini sedikit banyak menimbulkan beberapa pertanyaan yang tidak bertepi dan dapat menjadi resistansi berkelanjutan terhadap implementasi Kurikulum 2013. Dalam kesempatan ini saya mencoba membuat resume atas beberapa pertanyaan yang berkembang selama ini, dimana saya mulai dengan memberikan gambaran konsep inti Kurikulum 2013 diantaranya :
  • Bahwa Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi
  • Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”.
  • Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
  • Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
  • Dimana hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, (Observing) menanya (Questioning), menalar (Associating) , mencoba (Experimenting) membentuk jejaring (Networking) untuk semua mata pelajaran.
Dengan demikian Implementasi Kurikulum 2013 disekolah SMA/SMK yang benar-benar murni menggunakan Kurikulum 2013 hanya 3 Mata Pelajaran yaitu Matematika, Sejarah Indonesia dan Bahasa Indonesia. Selain ke 3 Mata Pelajaran tersebut sekolah MASIH TETAP menggunakan KTSP namun dengan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) dan Integrasi Ke-3 Ranah..
Jadi yang perlu serius digarap oleh sekolah sekarang ini baik yang menjadi sekolah sasaran atau tidak, adalah mengubah paradigm guru untuk mengadopsi model pembelajaran menuju kearah penguatan sikap, ketrapilan dan pengetahuan yang terintegrasi dengan Scientific Approach terhadap mata pelajaran masing.-masing dengan mulai melakukan perubahan pada Silabus dan RPP yang ada di KTSP serta mengimplementasikan dalam pembelajaran di kelas.
Khusus untuk SMK, salah satu acuan baku yang bisa dipakai pegangan dalam Implementasi Kurikulum 2013 adalah Permendikbud 70/2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MA Kejuruan. Pada Permen ini tertuang mata pelajaran dari Kelompok A, B dan C (C1). Masalah mulai timbul, karena beberapa sekolah sudah harus menyusul Jadwal Pelajaran 1 Tahun, sedangkan Kelomok C2 dan C3 belum ada tertulis matapelajaran apa yang harus diajarkan. Untuk diketahui Kelompok C (Peminatan) berisi C1 (Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian), C2 (Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian) dan C3 (Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian). Khusus Kelompok C2 dan C3 akan ditetapkan oleh Direjn Pendidikan Menengah.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menjadi solusi dalam menyikapi belum keluarnya ketetapan untuk C2 dan C3, dari hasil diklat Implementasi Kurikulum 2013, beberapa inovasi diberikan oleh narasumber diantaranya, pertama sepanjang C2 dan C3 belum ditetapkan maka sekolah dapat mengisinya dengan menggunakan matapelajaran produktif dari KTSP, dan yang kedua adalah memberikan draft struktur yang memang belum ditetapkan untuk dapat digunakan sebagai acuan penyusunan. Kedua solusi itu bagus untuk mempercepat penyusunan jadwal namun mubasir dan melelahkan (terutama perdebatan yang timbul saat penyusunan di tingkat sekolah). Contohnya untuk solusi kedua, dimana dinamikan yang timbul dari penentuan C2, sekarang ini telah ada penambahan mata pelajaran Simulasi Digital 3 jam/minggu untuk klas X, sehingga draft yang ada juga tidak bisa digunakan secara pasti sebelum ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan Menengah.
Alternatif yang terbaik adalah menuggu ketetapan yang akan dikeluarkan, karena proses penyusunan sampai dengan silabus telah dilaksanakan di P4TK dan sekarang ini tinggal finalisasi di Direktorat PSMK. Sedangkan untuk menyiasati penyusunan jadwal, maka C3 tidak perlu dibuat dulu, karena matapelajaran ini akan diajarkan Kelas XI, sedangkan C2 dari 48 Jam yang diamanatkan, 30 jam telah ada ditetapkan mapelnya sesuai dengan Pemendikbud 70/2013, tinggal 18 jam yang belum, dimana dengan menggunakan sistem blok 18 jam ini mungkin bisa diletakan di semester genap (semester 2). Untuk materi selain 3 mapel (bahasa indonesia, sejarah indonesia dan metematika), materinya belum disusun dan ditetapkan oleh kemendikbud, maka materi masih menggunakan KTSP dengan perubahan paradigma pada model pembelajarannya yaitu Integrasi 3 ranah dan Scientific Approach.
Berikut Power Point Untuk Pendalaman Immplentasi Kurikulum 2013
No. Kelompok Mata Pelajaran Materi Unduh
1. Umum Umum Perubahan Mindeset ( Rhenald Kasali) Unduh
2. Umum Umum Perubahan Minset Unduh
3. Umum Umum Rasional Kurikulum 2013 Unduh
4. Umum Umum  Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Unduh
5. Umum Umum SKL KI-KD Unduh
6. Umum Umum Strategi Implementasi Kurikulum Unduh
7. Umum Umum Konsep Pendekatan Scientific Unduh
8. Umum Umum Project Base Learning Unduh
9. Umum Umum Problem Base Learning Unduh
10. Umum Umum Discovery Learning Unduh
11. Umum Umum Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasi Unduh
12. Umum Umum Anaslisi Buku Guru dan Siswa Mapel Unduh
13. Umum Umum Analisis Buku Guru dan Siswa Tematik Unduh
14. Umum Umum Rambu Rambu Penyusunan RPP Unduh
15. Umum Umum Rambu-Rambu Penyusunan RPP Tematik Unduh
16. Umum Umum Panduan Tugas Telah RPP Unduh
17. Umum Umum Panduan Tugas Analisis Rancangan Penilaian Unduh
18. Umum Umum Strategi Pengamatan Tayangan Video Unduh
19. Umum Umum Praktik Pembelajaran malalui peer Teaching Unduh
20. SD Tematik Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu Unduh
21. SD Tematik Implementasi Tematik Terpadu Unduh
22. SD Tematik Contoh Implmentasi Pendekatan Scientific Unduh
23. SD Tematik Analisis Buku Guru dan Siswa Tematik Unduh
24. SD Tematik Rambu-Rambu Penyusunan RPP Tematik Unduh
25. SMP Bahasa Indonesia Contoh Pendekatan Scientific Bahasa Indonesia Unduh
26. SMP Bahasa Indonesia Contoh Penilaian Autentik Bahasa Indonesia Unduh
27. SMP Bahasa Indonesia Konsep Pendekatan Scientific Unduh
28. SMP Bahasa Inggris Konsep Pendekatan Scientific Unduh
29. SMP Bahasa Inggris Konsep Penerapan Scientific Unduh
30. SMP Bahasa Inggris Konsep Penilaian Autentik Unduh
31. SMP Bahasa Inggris Contoh Penerapan Unduh
32. SMP IPA Konsep Pembelajaran IPA Terpadu Unduh
33. SMP IPA Peneapan Pendekatan Scientific Unduh
34. SMP IPA Conoth Penerapan Penilaian Autentik Unduh
35. SMP IPS Konsep IPS Terpadu Unduh
36. SMP IPS Contoh Pendekatan Scientific Unduh
37. SMP IPS Contoh Penilaian Autentik Unduh
38. SMP Penjasorkes Contoh Pendekatan Scientific Unduh
39. SMP Penjasorkes Contoh Penilaian Terpadu Unduh
40. SMP PPKN Contoh Penilaian Autentik Unduh
41. SMP PPKN Contoh Pendekatan Scientific Unduh
42. SMP Prakarya Contoh Penilaian Autentik Unduh
43. SMP Prakarya Contoh Pendekatan Scientific Unduh
44. SMP Seni Budaya Contoh Penilaian Autentik Unduh
45. SMP Seni Budaya Contoh Pendekatan Scientific Unduh
46. SMA Bahasa Indonesia Contoh Penilaian Autentik Unduh
47. SMA Bahasa Indonesia Contoh Pendekatan Scientific Unduh
48. SMA Matematika Contoh Penilaian Autentik Unduh
49. SMA Matematika Contoh Pendekatan Scientific Unduh
50. SMA Sejarah Contoh Penilaian Autentik Unduh
51. SMA Sejarah Contoh Pendekatan Scientific Unduh
Sumber : I Gusti Made Ardana (PPPPTK BMTI Bandung – http://widyaprima.psmk.net/)   dari  http://ibnufajar75.wordpress.com
Sumber : http://simpelpas.wordpress.com

MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 GURU MAPEL PRAKARYA SMP


Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru sebagai pelaksana kurikulum di satuan pendidikan pada tahun 2014 dilakukan melalui pelatihan bagi pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru kelas I, II, IV dan V SD, guru kelas VII dan VIII SMP serta guru Kelas X dan XI. Sehubungan dengan hal itu, Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP) telah menyiapkan modul pelatihan untuk digunakan para instruktur pelatihan implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran di SMP . Berikut ini Modul dan bahan tayang pada kegiatan  tersebut dapat diunduh melalui link berikut:
1. Materi pelatihan 1 :  Modul Konsep Kurikulum 2013;
    Bahan Tayang       :  1.1_Rasional_Kurikulum_2013.pptx    
                                         1.2_Elemen_Perubahan_Kurikulum.pptx
                                         1.3_SKL_KI_KD .pptx
                                         1.4_Strategi_Implementasi_Kurikulum .pptx
                                         1.5_Konsep_Pendekatan_Scientific .pptx
                                         1.6_Konsep_Penilaian_Autentik_pada_Proses_dan_Hasil.pptx
atau dapat di unduh pada link ini : Bahan_Tayang_materi_konsep_Kurikulum_2013  
 
2. Materi pelatihan 2 : Modul Analisis Buku,
    Bahan Tayang        : Analisis_Buku_Guru_dan_Siswa
 
3. Materi Pelatihan 3 : Modul Perancangan Pembelajaran dan Penilaian
     Bahan Tayang       :  3.1  Konsep_Pendekatan_Scientific.
                                          3.2  Discovery_Learning.pptx
                                          3.3  Problem_Based_Learning.pptx
                                          3.4  Project_Based_Learning.pptx
                                          3.5  Penilaian_Umum.pptx
                                          3.6  Penilaian dan Model Rapor.pptx
 
4. Materi Pelatihan 4 : Modul Praktik Pembelajaran Terbimbing
     Bahan Tayang       : 4.1 Strategi_Pengamatan_tayangan_Video.pptx
                                         4.2 Rambu-Rambu_Penyusunan__RPP.pptx
                                         4.3 Panduan_Tugas_Telaah_RPP.pptx 
                                         4.4  Panduan_Tugas_Analisis_Rancangan_Penilaian.pptx
                                         4.5  Panduan_pelaksanaan_Peer_Teaching.pptx  
5. Materi Pendukumg : Pedoman Penilaian Kurikulum 2013
                                         5.1  PENILAIAN_KOMPETENSI_PENGETAHUAN
                                         5.2  PENILAIAN_KOMPETENSI_KETRAMPILAN
                                         5.3  PENILAIAN_KOMPETENSI_SIKAP
 
Sumber : http://yusufwi5.wordpress.comhttp://yusufwi5.wordpress.com

Kamis, 12 Juni 2014

KURIKULUM 2013 SMK


Contoh RPP Kurikulum 2013: (Sumber Awan Sundiawan)
  1. Bahasa dan Sastra Indonesia
  2. Bahasa Inggris
  3. PAI dan Budipekerti
  4. PPKn
  5. Matematika Sejarah
  6. Penjasorkes
  7. Seni Budaya
  8. Kimia
  9. Fisika
  10. Biologi
  11. Ekonomi
  12. Sosiologi
  13. Geografi
  14. Bahasa Jepang
  15. Antropologi
  16. Prakarya
Aplikasi Analisa Butir Soal :
Video Pembelajaran Kurikulum 2013 ( Sumber : Video Kemdikbud )
PAUD

  1. Video Pembelajaran Kurikulum 2013 untuk Siswa
  2. Video Pembelajaran Kurikulum 2013 untuk Orang Tua
SD
  1. Video Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013
  2. Video Pembelajaran IPA Kurikulum 2013
  3. Video Pembelajaran IPS Kurikulum 2013
  4. Video Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013
SMP
  1. Video Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013
  2. Video Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013
  3. Video Pembelajaran Biologi Kurikulum 2013
  4. Video Pembelajaran Ekonomi Kurikulum 2013
  5. Video Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013
  6. Video Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013
  7. Video Pembelajaran IPA Kurikulum 2013
  8. Video Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013
  9. Video Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013
  10. Video Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013
SMA
  1. Video Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013
  2. Video Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013
  3. Video Pembelajaran Bologi Kurikulum 2013
  4. Video Pembelajaran Ekonomi Kurikulum 2013
  5. Video Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013
  6. Video Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013
  7. Video Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013
  8. Video Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013
  9. Video Pembelajaran Sosiologi Kurikulum 2013
SMK
  1. Video Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013
  2. Video Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013
  3. Video Pembelajaran Broadcasting Kurikulum 2013
  4. Video Pembelajaran Teknologi Informasi Kurikulum 2013
  5. Video Pembelajaran Kewirausahaan Kurikulum 2013
  6. Video Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013
  7. Video Pembelajaran Otomotif Kurikulum 2013
  8. Video Pembelajaran Penerbangan Kurikulum 2013
  9. Video Pembelajaran Pertanian Kurikulum 2013
  10. Video Pembelajaran Peternakan Kurikulum 2013
  11. Video Pembelajaran Tata Boga Kurikulum 2013 
sumber: http://nenyjos.blogspot.com

Jumat, 06 Juni 2014

PP Nomor 34 Tahun 2014 Tentang Kenaikan Gaji Pokok PNS 2014



WartaSolo.com - Untuk meningkatkan daya guna serta meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negri Sipil (PNS). Di tahun 2014 ini Pemerintah telah menaikkan gaji pokok PNS. Kenaikan gaji pokok PNS ini telah diatur dalam peraturan pemerintah (PP) Nomor 34 tahun 2014 yang mengatur tentang gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) tahun 2014.
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 34 tahun 2014 ini gaji pokok PNS golongan terndah yakni Ia menerima gaji pokok sebesar Rp. 1.402.400. Untuk golongan IIa mendapat gaji poko minimal Rp. 1.816.900. Golongan IIIa dengan masa kerja terendah mendapatkan gaji pokok sbeesar Rp. 2.317.600. Sedangkan untuk golongan IVa dengan masa kerja terendah naik menjadi Rp. 2.735.300.
Dengan diterbitkannya peraturan pemerintah yang baru diharapkan para Pegawai Negeri Sipil dapat lebih meningkatkan kinerjanya serta meningkatkan kompetensi serta profesionalismenya. Peraturan Pemerintah (PP) No. 34 tahun 2014 yang mengatur perubahan gaji pokok PNS kini sudah ada tabel daftar gaji pokok baru PNS tahun 2014 berdasarkan golongan dan juga masa kerjanya. Nah dibawah ini merupakan tabel gajinya yang bisa anda lihat.
PP nomor 34 tahun 2014
Kenaikan gaji pokok pns 2014

http://www.wartasolo.com

KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015


Sebentar lagi tahun ajaran 2013/2014 akan berlalu dan selanjutnya akan memasuki tahun ajaran baru yaitu 2014/2015, untuk mempersiapkan pasti dibutuhkan perencanaan
Kalender Pendidikan Tahun Ajaran 2014-2015Berikut kami persembahkan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran Tahun 2014/2015 Provinsi Jawa Timur jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan yang sederajat. 
Hari efektif sekolah, hari efektif fakultatif dan hari libur sekolah/madrasah, Tahun Pelajaran 2014/2015. bisa anda download dengan klik link dibawah ini :
  1. Download Kalender Pendidikan 2014/2015 (Pdf)
  2. Download Hari Efektif Fakultatif 2014/2015 (Pdf)
  3. Download Kalender Pendidikan dan Hari Efektif (Excel)
Semoga Kalender Pendidikan Tahun Ajaran 2014-2015 yang Cak Madi bagikan bisa bermanfaat buat yang membutuhkan.
sumber:
http://cak-madi.blogspot.com/2014/05/kalender-pendidikan-tahun-ajaran-2014.html

Minggu, 25 Mei 2014

Supervisi Diri untuk Pertumbuhan Profesionalisme Guru



Supervisi Diri untuk Pertumbuhan Profesionalisme Guru

Dalam konteks pendidikan, istilah supervisi pada umumnya lebih  diartikan sebagai kegiatan pengawasan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah terhadap guru dalam upaya membantu meningkatkan profesionalisme guru. Selanjutnya, muncul pula istilah peer supervision (supervisi sejawat) yaitu kegiatan supervisi yang dilakukan bersama rekan sejawat,  saling bekerjasama guna  meningkatkan kompetensi dan kinerjanya.

Kedua bentuk supervisi  di atas bertumpu pada pengawasan seseorang oleh orang lain, baik oleh atasan maupun teman sejawat. Dalam kasus-kasus tertentu pengawasan oleh orang lain seperti ini mungkin dapat menimbulkan ketidaknyamanan psikologis. Misalnya, merasa menjadi tertekan dan risi,  seolah-olah  kehidupan kerjanya diambil alih dan dikendalikan  oleh orang lain.

Belakangan ini muncul istilah Supervisi Diri (Self Supervision), yaitu salah satu model supervisi yang memungkinkan pihak yang disupervisi (supervisee) memiliki independensi dalam bekerja, dapat mengelola diri  dan bertanggung atas pertumbuhan profesionalismenya sendiri.

Merujuk pada tulisan yang dipublikasikan www.exforsys.com, saya akan memberikan gambaran ringkas tentang  Supervisi Diri, khususnya dalam konteks pengembangan profesi guru.

Supervisi diri dapat diartikan sebagai kemampuan seorang  guru untuk memahami kemampuan diri, mengatur diri dan mengevaluasi dirinya sendiri dalam rangka beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan situasi lingkungan kerjanya, sehingga pada gilirannya  dia dapat bekerja secara efektif, efisien dan produktif.

Supervisi diri harus dapat memandu seseorang dalam mengelola berbagai kegiatan dan pekerjaannya. Beberapa contoh hasil dari praktik supervisi diri yang dilakukan guru:

Guru dapat melakukan tugas tanpa terus-menerus harus diingatkan oleh atasan
Guru membuat program dan rencana kerja tertulis secara benar dan tepat.
Guru mampu mencurahkan segenap pikirannya dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan tanpa gagal  dan tepat waktu.
Guru membuat  laporan tugas yang telah diselesaikannya secara tertulis
Supervisi diri memiliki aspek penting yaitu kemampuan merefleksi atas tugas-tugas yang dilakukannya, didalamnya terdiri dari 2 (dua) komponen penting,  yaitu: (1) observasi diri (self-observation) dan (2) penilaian diri (self-assessment).

Observasi diri yaitu senantiasa memperhatikan dan waspada atas apa yang Anda lakukan saat ini, di dalamnya mencakup pikiran, perasaan dan tindakan Anda sebagai guru. Sedangkan penilaian diri adalah mengevaluasi kinerja sendiri, mengukur proses dan hasil kegiatan dan tugas-tugas yang dilakukan, termasuk di dalamnya mempertanyakan kembali dampak dan efektivitas dari supervisi diri yang sedang dikembangkannya.

Supervisi diri bukan berarti menjadikan Anda sebagai boss yang dapat bertindak semena-mena atas diri Anda sendiri (apalagi terhadap orang lain), terkait dengan pekerjaan, tetapi lebih mengarah dan menekankan pada pembentukan kesadaran dan tanggung jawab atas tugas-tugas keseharian Anda sebagai guru.

Terdapat tiga kemungkinan hasil supervisi diri: (1) hasil yang obyektif, menggambarkan keadaan dan ukuran nyata; (2) hasil yang under-estimate, menggambarkan keadaan dan ukuran di bawah kondisi nyata,  dan (3) hasil yang  over-estimate, menggambarkan keadaan dan ukuran di atas kondisi nyata.   Tentu, yang terbaik adalah supervisi yang dapat menggambarkan keadaan dan ukuran nyata dan sedapat mungkin menghindari terjadinya under-estimate atau over-estimate.

Beberapa pendekatan dan teknik yang dapat digunakan dalam supervisi diri:

Mengkondisikan pikiran secara tepat dan memadai. Bila Anda ingin belajar bagaimana mengatur kehidupan dan tindakan Anda sendiri,  Anda harus memiliki pola pikir yang tepat. Ini berarti bahwa Anda harus yakin  pada pikiran dan hati nurani Anda sendiri  bahwa Anda bisa menjadi seseorang yang mampu bekerja secara mandiri. Salah satu cara untuk mengkondisikan pikiran adalah dengan berusaha menempatkan diri Anda pada posisi sebagai orang lain. Misalnya sebagai atasan Anda,  melalui cara ini, Anda bisa membayangkan dan memikirkan apa sebenarnya yang diharapkan dan dikehendaki atasan terhadap Anda dalam bekerja. Bagi guru, hal penting adalah berusaha memposisikan diri sebagai siswa yang merupakan  user Anda, sehingga Anda bisa menemukan apa yang dibutuhkan dan dikehendaki siswa  terhadap Anda sebagai gurunya.
Membuat Checklist Keterampilan. Menyusun dan mengisi checklist atau instrumen pengumpul data akan sangat berguna untuk mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan diri Anda, khususnya tentang keterampilan Anda dalam melaksanakan tugas-tugas keseharian Anda. Misalnya, ketika Anda hendak melihat  sejauhmana keterampilan menerapkan pendekatan saintifik dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan menggunakan Checklist atau instrumen lainnya yang sesuai, maka Anda  akan dapat menemukan kelemahan-kelemahan spesifik yang masih perlu ditingkatkan.  Idealnya,  Checklist (instrumen) didesain dan dikonstruksi sendiri sehingga bisa menentukan hal-hal spesifik apa yang ingin diungkap dan ditingkatkan. Tetapi jika Anda belum mampu mengkonstruksi sendiri,  Anda bisa memanfaatkan Checklist  (instrumen) buatan orang lain, misalnya menggunakan instrumen yang biasa digunakan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah dalam melakukan supervisi kelas.  Anda juga  bisa mencari sendiri di Internet melalui bantuan Google untuk menemukan instrumen yang bisa digunakan untuk kepentingan kegiatan supervisi diri Anda.
Membuat daftar tugas (to do list). Mencatat agenda rangkaian aktivitas Anda yang isinya memuat jawaban dari pertanyaan apa yang harus  saya lakukan pada hari ini? Ini adalah proses pengambilan keputusan yang tidak hanya berkaitan dengan pelaksanaan tugas sehari-hari yang bersifat rutin tetapi di dalamnya terkandung proses perbaikan, mengacu pada data yang diperoleh berdasarkan hasil kegiatan instrumentasi (Checklist).
Teknik  Bercermin (mirroring technique). Anda mungkin punya idola atau mengagumi seseorang, baik tokoh dunia, tokoh nasional  atau bahkan orang-orang  di sekitar Anda, seperti: orang tua, teman sejawat, atau atasan Anda yang dianggap sukses. Anda bisa bercermin dan belajar dari mereka  tentang bagaimana cara dan gaya mereka dalam menghadapi hidup dan tantangan hidup, termasuk  dalam bekerja. Tidak ada salahnya jika Anda meniru mereka dan menjadikan mereka sebagai inspirasi bagi Anda dalam bekerja. Kendati demikian, dalam proses selanjutnya, Anda perlu  mengembangkan cara dan gaya Anda sendiri yang paling sesuai dan Anda merasa nyaman melakukannya.
Selamat mencoba dan semoga sukses!

===============

Sumber:

Diambil dan diolah dari: www.exforsys.com
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/12/31/supervisi-diri/

Visi dan Misi Calon Presiden-Wakil Presiden tentang Pendidikan



Visi dan Misi Calon Presiden-Wakil Presiden tentang Pendidikan

Pemilu Presiden Tahun 2014 sudah dipastikan hanya akan diikuti oleh 2 (dua) pasangan saja, Jokowi-Jusuf Kalla dan Prabowo–Hatta Rajasa. Kedua pasangan inipun telah mendaftarkan diri dan menyerahkan dokumen visi dan misinya ke Komisi Pemilihan Umum, sebagai salah satu persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh setiap Calon Presiden-Wakil Presiden.

Tentu saja, visi dan misi ini masih sebatas gagasan yang terdokumentasikan tentang apa yang akan mereka lakukan terhadap kelangsungan bangsa dan negeri ini ke depan, manakala terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada periode mendatang (2014 – 2019).

Visi dan misi kedua pasangan ini pada dasarnya berisi sejumlah komitmen yang akan dilakukan. Sebagai insan pendidikan, tentu saja kita merasa berkepentingan dan perlu mencermati tentang apa dan bagaimana komitmen dari kedua pasangan Calon Presiden dan Wakil terhadap pendidikan.

Merujuk pada dokumen visi dan misi yang ditawarkan oleh kedua pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden, berikut ini disajikan cuplikan komitmen masing-masing pasangan terhadap pendidikan:

==============================
>>> Komitmen Jokowi-Jusuf Kalla terhadap pendidikan <<<

==============================


==============================
>>> Komitmen Prabowo-Hatta Rajasa terhadap pendidikan <<<

==============================


========================================
Silahkan dicermati dan info selengkapnya tentang visi dan misi dari kedua pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden dapat diunduh melalui tautan ini:

Visi-Misi  Joko Widodo – Jusuf Kalla

Visi dan Misi Prabowo-Hatta Rajasa

Sumber: http://www.kpu.go.id/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com

Selasa, 20 Mei 2014

Download Instrumen Supervisi Pembelajaran Kurikulum 2013

Guru Pembaharu” adalah salah satu blog yang sering saya kunjungi. Di sana  kita akan menjumpai berbagai informasi tentang pendidikan yang aktual. Dalam tulisan terbarunya [21-10-2013], blog yang dikelola oleh rekan sejawat saya ini menyajikan tulisan tentang Supervisi Pembelajaran Kurikulum 2013, lengkap dilampiri dengan file Model Instrumen Supervisi Pembelajaran Kurikulum 2013 dalam format MS-Office Excell, yang memudahkan kita untuk mengolah hasilnya.
Instrumen Supervisi Pembelajaran Kurikulum 2013 ini tampak telah meramu dimensi  dan aspek  pembelajaran yang dikehendaki dalam Kurikulum 2013, didesain untuk mengungkap data tentang keterampilan guru dalam mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang sejalan dengan prinsip–prinisip pembelajaran sebagaimana diisyaratkan dalam Permendikbud No. 65/2013 tentang Standar Proses
Instrumen ini bisa dimanfaatkan para pengawas sekolah atau kepala sekolah di tempat tugasnya masing-masing, dalam upaya mendorong dan membantu guru untuk mengembangkan proses pembelajarannya melalui kegiatan Supervisi Akademik.
Begitu juga,  guru–guru yang terbiasa (atau ingin membiasakan) merefleksi praktik pembelajarannya sendiri atau berkolaborasi dalam kegiatan peer supervision (Cooperative Professional Development) dapat memanfaatkan instrumen ini untuk mengukur dan melihat seberapa baik praktik pembelajaran yang telah dilakukannya, dikaitkan dengan implementasi Kurikulum 2013.
Anda ingin mengunduh file tersebut? Silahkan klik tautan dari sumber aslinya di bawah ini:

Pendekatan Saintifik/Ilmiah dalam Proses Pembelajaran

Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik/ilmiah. Upaya penerapan Pendekatan saintifik/ilmiah dalam proses pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013, yang tentunya menarik untuk dipelajari dan dielaborasi lebih lanjut.
Melalui tulisan ini, saya akan sedikit bercerita tentang pendekatan saintifik/ilmiah dalam proses pembelajaran sebagaimana yang telah saya pahami selama ini. Menurut hemat saya, upaya penerapan pendekatan saintifik/ilmiah dalam proses pembelajaran bukan hal yang aneh dan mengada-ada tetapi memang itulah yang seharusnya terjadi dalam proses pembelajaran, karena sesungguhnya pembelajaran itu sendiri adalah sebuah proses ilmiah (keilmuan).
Banyak para ahli yang meyakini bahwa melalui pendekatan saintifik/ilmiah, selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Artinya, dalam proses pembelajaran, siswa dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan diajak untuk beropini apalagi fitnah dalam melihat suatu fenomena. Mereka dilatih untuk mampu berfikir logis, runut dan sistematis, dengan menggunakan kapasistas berfikir tingkat tinggi (High Order Thingking/HOT). Combie White (1997) dalam bukunya yang berjudul “Curriculum Innovation; A Celebration of Classroom Practice” telah mengingatkan kita tentang pentingnya membelajarkan para siswa tentang fakta-fakta. “Tidak ada yang lebih penting, selain  fakta“,  demikian ungkapnya.
Penerapan pendekatan saintifik/ilmiah dalam pembelajaran menuntut adanya perubahan setting dan bentuk pembelajaran tersendiri yang berbeda dengan pembelajaran konvensional. Beberapa metode pembelajaran yang dipandang sejalan dengan prinsip-prinsip pendekatan saintifik/ilmiah, antara lain metode: (1) Problem Based Learning; (2) Project Based Learning; (3) Inkuiri/Inkuiri Sosial; dan (4) Group Investigation. Metode-metode ini berusaha membelajarkan siswa untuk mengenal masalah, merumuskan masalah, mencari solusi  atau menguji  jawaban sementara atas suatu masalah/pertanyaan dengan melakukan penyelidikan (menemukan fakta-fakta melalui penginderaan), pada akhirnya dapat menarik kesimpulan dan menyajikannya secara lisan maupun tulisan.
Pendekatan Saintifik-Ilmiah
Pendekatan Saintifik-Ilmiah
Apakah pendekatan saintifik/ilmiah dengan langkah-langkah seperti dikemukakan di atas bisa diterapkan di semua jenjang pendidikan? Jawabannya tentu akan menjadi perdebatan keilmuan, tetapi saya memegang satu teori yang sudah kita kenal yaitu Teori Perkembangan Kognitif dari Piaget yang  mengatakan bahwa mulai usia 11 tahun hingga dewasa (tahap formal-operasional), seorang individu telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif yaitu: (1) Kapasitas menggunakan hipotesis; kemampuan berfikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang dia respons; dan (2) Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak; kemampuan untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak secara luas dan mendalam.
Dengan demikian, tampaknya pendekatan saintifik/ilmiah dalam pembelajaran sangat mungkin untuk diberikan mulai pada usia tahapan ini. Tentu saja, harus dilakukan secara bertahap, dimulai dari penggunaan hipotesis dan berfikir abstrak yang sederhana, kemudian seiring dengan perkembangan kemampuan berfikirnya dapat ditingkatkan dengan menggunakan hipotesis dan berfikir abstrak yang lebih kompleks.
Sementara itu, Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri  bahwa pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Komponen-komponen tersebut seyogyanya  dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran,  tetapi bukanlah sebuah siklus pembelajaran. Untuk lebih jelasnya tentang pendekatan ilmiah versi Kemendikbud ini Anda bisa melihatnya melalui file yang bisa Anda unduh di bawah ini:
File ini saya peroleh dari kegiatan Pelatihan Kurikulum 2013 bagi Pengawas SMA Provinsi Jawa Barat yang diselenggarakan oleh P4TK-MIPA, bertempat  di Hotel  Lembang Asri, Bandung Barat, 8 – 14 Juli 2013.
=======
Refleksi:
Apa pendapat Anda tentang kemungkinan Penerapan Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran di kelas Anda?
sumber: http://akhmadsudrajat.wordpress.com

Mengaktifkan Prior Knowledge melalui Teknik K-W-L

A. Apa Prior Knowledge itu?
Dalam konteks pembelajaran, prior knowledge dapat diartikan sebagai kemampuan awal  (entering behavior) yang dimiliki seorang peserta didik  yang bisa dijadikan sebagai titik tolak untuk melihat seberapa besar perubahan perilaku yang terjadi setelah seseorang mengikuti proses pembelajaran. Kujawa & Huske (1995) merumuskan pengertian Prior Knowledgesebagai: “combination of the learner’s preexisting attitudesexperiences, and knowledge.Rumusan ini menunjukkan bahwa Prior Knowledge tidak hanya berkaitan dengan aspek pengetahuan saja, tetapi juga menyangkut sikap dan pengalaman yang telah dimiliki seorang pembelajar.
  • Sikap mencakup:  keyakinan diri,  kesadaran akan minat dan kekuatan yang dimiliki, motivasi dan hasrat belajar.
  • Pengalaman meliputi: berbagai aktivitas yang dilakukan sehari-hari, berbagai peristiwa dalam kehidupan, dan berbagai pengalaman yang terjadi di keluarga maupun komunitas.
  • Pengetahuan meliputi: tentang proses dan konten belajar, termasuk didalamnya adalah pengetahuan tentang tujuan belajar dan tujuan pribadinya.
Dalam pandangan Konstruktivisme, Prior Knowledge memiliki peran penting dan strategis dalam proses belajar siswa. Widodo, (2004) menyebutkan salah satu unsur penting dalam lingkungan pembelajaran konstruktivisme adalah memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa. Kegiatan pembelajaran ditujukan untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan. Siswa didorong untuk mengkonstruksi pengetahuan baru dengan memanfaatkan pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Oleh karena itu, pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan awal siswa dan memanfaatkan teknik-teknik untuk mendorong agar terjadi perubahan konsepsi pada diri siswa. Sementara itu, Harsonomenyebutkan Prior Knowledge merupakan modal utama dalam proses diskusi kelompok.Seorang guru perlu mengerti tentang pentingnya Prior Knowledge dalam proses belajar dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengingat kembali tentang apa saja yang mereka pahami atau ketahui.

B. Bagaimana menilai dan mengaktifkan Prior Knowledge melalui teknik KWL?
Secara konvensional, upaya guru untuk melacak dan mengaktifkan prior knowledge biasanya dilakukan melalui teknik  dan kegiatan, seperti:
  • pre test dengan memberikan sejumlah soal terkait dengan kompetensi yang harus dicapai siswa, yang dilaksanakan pada saat sebelum pembelajaran dimulai.
  • apersepsi untuk membantu siswa memperoleh tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada, yang dilakukan pada tahap awal pelaksanaan pembelajaran.
Teknik lain yang bisa digunakan adalah teknik K-W-L, yang merupakan akronim dari Know, Want dan Learn.  Teknik  K-W-L yaitu suatu teknik pengantar yang menyediakan struktur dalam bentuk tabel untuk membantu siswa mengingat apa yang diketahui, mencatat apa yang ingin diketahui, dan mencatat aktivitas belajar apa yang akan dilakukannya. Teknik K-W-L membantu siswa mengorganisasikan pikiran mereka tentang suatu topik. Melalui teknik K-W-L ini, selain membelajarkan siswa dalam mengembangkan kemampuan kognitifnya, juga membelajarkan siswa dalam mengembangkan kemampuan metakognitifnya, yaitu kemampuan untuk mengontrol proses belajar dan memonitor kemajuan dalam belajarnya
C. Langkah-langkah Teknik K-W-L
Secara standar, langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengaktifkan Prior Knowledgemelalui Teknik K-W-L,  dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Buatlah 3 kolom dalam satu lembar kertas. Kolom kiri (K=know) adalah tempat bagi peserta didik untuk menuliskan tentang apa saja yang telah mereka ketahui tentang topik yang sedang mereka hadapi. Kolom tengah (W=want) adalah tempat bagi peserta didik untuk menulis beberapa gagasan tentang apa yang mereka ingin ketahui/pelajari sehubungan dengan topik tadi. Guru boleh merangsang peserta didik dengan mengajukan pertanyaan ringan yang relevan dengan topik. Kolom kanan (L=learn) adalah tempat bagi peserta didik untuk menulis rencana aktivitas belajar mereka sesuai dengan topik yang mereka pelajari.  Pada akhir sessionmaka peserta didik diminta untuk membuat refleksi tentang apa saja yang telah mereka peroleh dalam konteks knowledge dan skills”. (Harsono)
Sementara itu, Hill, et. al. (1998) telah memodifikasi tabel K-W-L dengan menyertakan kolom keempat di akhir, yaitu W untuk “Wanderings.” sehingga formatnya menjadi K-W-L-W.  KolomWandering ini  diisi siswa untuk mengajukan pertanyaan baru terkait dengan hasil penelitian yang telah mereka lakukan. Hill, et. al.  menyarankan bahwa kolom pertama diisi terlebih dahulu secara individual dan kemudian pengetahuan dan pertanyaan dari seluruh kelas dikumpulkan untuk dimasukkan pada kolom kedua. Selama pelajaran berlangsung, siswa mengisi kolom berikutnya ketika  mereka menemukan informasi baru. Spidol atau pensil warna yang berbeda dapat digunakan untuk visualisasi  pembelajaran baru.
Di lain pihak, Margaret Mooney menyarankan menambahkan kolom kelima, H untuk “How” sehingga formatnya menjadi K-W-H-L-W. Kolom H  diisi siswa tentang bagaimana cara dia untuk menemukan informasi yang dibutuhkan.
Berikut ini disajikan model tabel  yang bisa digunakan untuk mengaktifkan prior knowledge:
Topik: ……………………………………………………….
Nama:………………………………
Kelas:………………………………
Tanggal:……………………………….
Mata Pelajaran:…………………………..
K (Know)
W  (Want)
(How)
L (Learn)
W (Wander)
Apa yang telah diketahui
Apa yang ingin diketahui
Bagaimana cara menemukan informasi
Aktivitas belajar yang akan dilakukan
Pertanyaan penelitian berikutnya












Catatan:  Dalam praktiknya terdapat tiga model format yang bisa Anda pilih: (1) Model K-W-L (standar); (2) K-W–H–L;  dan (3)  K-W-H-L-W, silahkan Anda buat format yang paling cocok! Selamat mencoba dan semoga sukses!