Tiga belas kelemahan maupun kesalahan yang sering ditemui oleh guru dalam pembelajaran di kelas antara lain adalah:
(1) Dalam mengajar guru belum menyiapkan atau membuat sendiri perangkat pembelajarannya yang disebut dengan RPP. Sebelum
mengajar sebaiknya seorang guru telah mempersiapkan bahan ajarnya dan
merupakan hasil karyanya sendiri, sehingga ia tahu apa yang akan
diberikan kepada siswa.
(2) Seringkali dalam mengajar guru tidak membawa media atau alat pembelajaran di kelas.
Solusinya persiapkan media yang berhubungan dengan materi pembelajaran,
biasanya dilakukan pada awal tahun ajaran baru. Media dapat diambil
dari bahan-bahan bekas atau yang ada di sekitar lingkungan sekolah, atau
rumah siswa.
(3) Guru jarang membawa siswa ke dunia nyata anak-anak. Hanya
menjelaskan dan menjabarkan teori. Solusinya sering-seringlah membawa
siswa melihat langsung objek pembelajaran yang sedang dipelajari agar
dapat merasakan kejadian-kejadian penting, hal-hal penting dalam
kehidupan mereka. Sehingga mereka selalu belajar dari lingkungan sekitar
mereka.
(4) Guru jarang menggunakan metode mengajar yang menyenangkan.
Solusinya kuasailah berbagai macam metode-metode dalam mengajar seperti :
Contextual Teaching Learning, Quantum Teaching, Inquiry, project based
learning dan lain-lain.
(5) Guru Jarang memadukan proses pembelajaran dengan pelajaran lain, apalagi yang menggunakan kurikulum 2006 (KTSP). Solusinya adalah gunakan metode pembelajaran yang
menggunakan keterpaduan dan asah kemampuan untuk menghubung-hubungkan
pelajaran dengan pelajaran lain. Sehingga manfaatnya dapat menambah
wawasan dan ilmu anak secara optimal.
(6) Dalam mengajar guru jarang menanamkan unsur-unsur nilai,
norma, etika kepada para siswa. Solusinya cobalah menggunakan pola
pembelajaran holistik, yakni menerapkan pembelajaran secara menyeluruh
dan terpadu kepada peserta didik dengan memasukkan unsur-unsur nilai
spiritual dan emosional anak sehingga anak tumbuh menjadi manusia yang
terampil, terdidik dan berkarakter.
(7) Guru kurang memperhatikan kemampuan awal siswa. Solusinya
Guru sebaiknya mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kemampuannya,
misalnya; posisi tempat duduk disesuaikan sedemikian rupa agar siswa
nyaman. Pembagian kelompok kerja bagi siswa, lebih mengarah kepada
pengembangan potensi siswa. Siswa yang terampil duduk di sebelah siswa
yang pasif. Atau siswa yang suka bercerita diletakkan di sebelah siswa
yang pendiam.
(8) Penggunaan sarana dan prasarana yang kurang tepat. Misalnya
meja, kursi yang berat diberikan kepada siswa SD. Hal ini mempersulit
guru dalam menerapkan metode belajar yang baik. Solusinya guru harus
kreatif menyiasati hal ini, membawa siswa keluar ruangan agar siswa
tidak jenuh berada di dalam kelas.
(9) Guru tidak menetapkan rules yang jelas dalam proses pembelajaran.
Sehingga suasana kelas menjadi kurang kondusif. Solusinya segera
tentukan suatu rules dalam mengajar akan lebih dapat mengarahkan siswa,
sehingga siswa ikut belajar untuk disiplin, komitmen dan bertanggung
jawab terhadap proses pembejaran di kelas.
(10) Guru tidak melakukan evaluasi. Setiap proses selalu harus
diberi evaluasi, agar guru dapat mengetahui sejauh mana siswa mampu
menyerap materi, nilai-nilai maupun norma-norma sehingga siswa tidak
hanya pandai tetapi juga berkarakter. Susun jadwal kapan evaluasi akan
dilakukan, sehingga proses pencapaian siswa dapat terukur dengan jelas.
(11) Guru jarang membaca buku dan referensi-referensi lain. Menyusun jadwal rutin berapa buku yang harus dibaca dalam 1 hari, 1 minggu untuk menambah wawasan adalah solusi yang tepat.
(12) Guru jarang melakukan penelitian dan menulis sebuah artikel atau karya tulis lainnya.
Solusinya guru harus lebih banyak mengamati, menganalisa dan mengamati
kejadian-kejadian di sekitarnya serta rajin mencari solusi dari setiap
permasalahan yang ada & belajar untuk menuangkannya dalam suatu
hasil karya tulis.
(13) Guru jarang berkomunikasi dengan siswa secara lebih dekat.
Berkunjung ke rumah siswa yang sedang membutuhkan perhatian terutama
kepada siswa yang bermasalah di sekolah, barangkali perlu diterapkan
sehingga terjalin komunikasi terbuka antara guru dengan siswanya,
sehingga guru bisa memahami karakteristik siswa dan siswapun mau terbuka
kepada gurunya.
Sumber : http://www.sekolahdasar.net/