Tampilkan postingan dengan label Saint. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Saint. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 23 Mei 2015

Jahe, Salah Satu Minuman Ahli Surga Yang Disebut Al-Quran



TUMBUHAN jahe (Zingiber officinale), merupakan tanaman rimpang populer yang dikenal sebagai rempah-rempah dan bahan obat.

Tumbuhan berasa pedas karena disebabkan senyawa keton bernama zingeron ini suka dibuat minuman ini rakyat Indonesia.

Jahe adalah tanaman herba semusim,  dengan tinggi 40-50 cm.  Tumbuhan ini banyak digunakan sebagai bumbu dapur maupun obat-obatan. Hampir sebagian besar di belahan bumi cukup akrab dengan tumbuhan ini. Saking akrabnya, jahe memiliki banyak nama di pelbagai daerah.

Di Indonesia misalnya, berbagai daerah mempunyai sebutan macam-macam bagi jahe. Di Aceh jahe disebut “halia”, di Batak Karo disebut “bahing”. Orang Sumatera Barat menyebutnya “sipadeh”  dan di Jawa disebutan “jae” atau “jahe”.

Tumbuhan yang mengandung 1-4 persen minyak atsiri dan oleoresin ini sesungguhnya memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi tubuh, kesehatan dan obat-obatan.

Secara umum, jahe bermanfaat  sebagai minuman, bumbu masak dan obat. Sebab jahe telah terbukti memiliki efek antimikrob (membunuh bakteri), antifungal (melawan jamur), antioksidan, antiimflamasi (melwan peradangan), dan imunomodulator (meningkatkan kekebalan), analgesic (menghilangkan rasa nyeri), dan memiliki efek perlindungan terhadap saluran pencernaan.

Secara klinik, efek nyata dari jahe adalah untuk menghilangkan gejala mual pada perempuan hamil. Efek lainnya mencegah mual setelah operasi, mencegah mabuk karena perjalanan, dan sakit karena osteoartitis (radang sendi).

Di antara manfaat jahe diantaranya;

Menurunkan tekanan darah (hipertensi). Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah.
Membantu pencernaan dan mencegah mual. Karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak.
Mencegah tersumbatnya pembuluh darah. Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung.
Jahe mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
Pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan migren.
Jahe bermanfaat meningkatkan gairah seksual. Judy Dutton dari majalah Redbook menjelaskan, jauh –baik dibuat minuman atau dikunyah—bisa meningkatkan gairah seks.
Sebab rempah ini mempercepat metabolisme tubuh sehingga tubuh mendapatkan energi seksual yang baru.

Sementara seksolog klinis, Ava Cadell, PhD, mengatakan, tumbuhan akar ini dapat meningkatkan aliran darah ke alat genital pria dan wanita.



Jahe (Zingiber officinale)

Tanaman Surga

Namun yang lebih menarik, jahe adalah tumbuhan/tanaman yang namanya disebut-sebut Al-Quran dan juga digunakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam sebagai pengobatan.

Dari Abu Sa’id Al Khudri dia menceritakan: “Raja Romawi pernah menghadiahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam satu karung jahe. Beliau memberikan kepada setiap orang satu potong untuk dimakan dan aku juga mendapatkan satu potong untuk kumakan.” (HR: Abu Nuaim).

Sementara Allah Subhanahu Wata’ala memujinya dalam salah satu surat yang bunyinya sebagai berikut;

وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلًا

“Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.“ (QS: Al Insan (76 ) : 17 )

Para ulama  berpendapat bahwa yang dimaksud di dalam ayat ini adalah minuman surga yang di campur zanjabil (jahe).
Dalam Tafsir Nurul Qur’an oleh Sayyid Kalam Faqih, beliau mengutip dari perkataan Ibnu Abbas bahwa: “Kenikmatan – kenikmatan yang telah disebutkan Allah dalam al Qur’an adalah yang namanya kita kenal. Misalnya, Dia menyebutkan “minuman segar di campur zanjabil”, zanjabil adalah nama untuk jahe, yaitu tanaman akar – akaran yang aromanya sangat disukai oleh orang Arab (Faqih, 2006 : 52).

Fenomena ini menunjukkan bahwa alam dan tumbuhan diciptakan Allah Subhanahu Wata’ala ini tidaklah sia-sia. Sbagaimana dalam Al – Qur’an Surat Al-anbiya’ ayat 16: “Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada diantara keduanya dengan main-main.” Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.*

Selasa, 04 Desember 2012

Demi Sains, Yohanes Surya Bikin Novel

JAKARTA, KOMPAS.com - Tinggalkan stigma bahwa sains itu sulit dan menakutkan. Melalui novel berjudul 'Tofi: Perburuan Bintang Sirius', Fisikawan Yohanes Surya mencoba membuktikan bahwa sains, terutama fisika, mudah dipahami bahkan oleh orang awam sekalipun.

Novel perdananya yang diluncurkan di The Cone, fX Plaza, Jakarta, Rabu (28/11/2012), ini ditulisnya bersama dua novelis, Ellen Conny dan Sylvia Lim. Dengan sentuhan sastra dari kedua penulis perempuan ini, Yohanes Surya yakin novel ini akan membuat siapapun yang membacanya bisa bersahabat dengan sains.

"Saya berharap dengan lahirnya novel ini, anak-anak lebih suka sains, menyadari bahwa fisika itu tidak sulit. Menyenangkan karena ada di lingkungan kita sehari-hari dan dari berbagai hal dalam hidup. Melalui novel ini belajar agar cinta dengan fisika," katanya di sela peluncuran novelnya.

Yohanes Surya membangun ketokohan dalam novel ini berdasarkan konsep fisika, misalnya Miranda dan Jupiter yang diambil dari unsur-unsur tata surya. Sifat keduanya pun disesuaikan dengan sifat kedua benda langit ini sebenarnya. Hanya nama Tofi, tokoh utamanya, yang unik. Nama ini diambil dari singkatan dan sebutan sehari-hari bagi Tim Olimpiade Fisika.

Novel ini bertutur tentang persaingan antara Tofi dan Jupiter di sekolah. Namun, di balik itu, sebuah konspirasi misterius tentang perburuan bintang Sirius membayangi mereka. Sirius disebutkan sebagai proyek rahasisa sebuah sindikat mafia ilmuwan internasional yang berisi enkripsi senjata pemusnah nano yang sanggup merusak DNA sang target.

Ellen Conny, salah satu novelis yang terlibat dalam proyek novel ini mengaku tak mudah untuk menyelesaikan novel ber-genre baru ini dengan tiga orang penulis. Proses edit dan revisi dilakukan berulang kali bersama-sama. Namun, Conny mengatakan, novel ini akhirnya rampung juga karena sejak awal, mereka bertiga memiliki tujuan yang sama.

"Kita disatukan oleh tujuan, jadi tidak sulit. Tujuannya adalah mempopulerkan sains. Itu saja arah kita," katanya.

Yohanes Surya sendiri menganggap bahwa novel ini menjadi salah satu cara untuk meraih tujuan Surya Institute, yaitu Indonesia Jaya. Dengan terus bersemangat mempopulerkan sains kepada generasi muda, Yohanes Surya berharap muncul puluhan ribu ilmuwan-ilmuwan dari kota dan kampung.

Dijamin menyenangkan


Yohanes Surya dan tim menulis novel ini selama tiga tahun. Selain proses revisi yang panjang, penulisan selama itu juga menghasilkan kisah yang cukup panjang. Novel ini lalu diterbitkan dalam dua buku, bagian pertama dan kedua, oleh Kandel. Meski demikian, pria berusia 49 tahun itu menjamin bahwa para pembacanya, terutama anak dan remaja, tidak akan bosan.

"Kalimatnya sederhana, enggak menyulitkan untuk pembacanya mengerti. Revisinya saja berulang supaya mudah dimengerti," ungkap Yohanes Surya.

Penulis Sirikit Syah mengatakan bahwa ilmuwan umumnya tak pandai merangkai kata karena sifat yang kaku, kurang berbunga dan nyaris tanpa mood. Yohanes Surya adalah salah satu ilmuwan yang membantahnya meski kemudian mengakui keterbatasannya pula untuk bertutur secara populer dengan menggandeng para novelis. Sirikit pun melihat karya yang dihasilkan akhirnya sangat menarik.

"Seru sekali membaca novel ini. Bisa bayangkan cerita yang scientific diolah dalam bingkai sastra dengan bahasa gaul anak muda? Ini kisah petualangan yang belum pernah ada. Surya ternyata memiliki satu potensi lain yang mengejutkan, sastra!" tuturnya.

Mempopulerkan sains, terutama fisika, dengan penyampaian yang lebih mudah memang menjadi tujuan pendiri Surya Institute ini. Namun, Yohanes Surya mengaku tak akan meninggalkan prinsip-prinsip yang benar tentang sains dan fisika yang disajikan dalam novel ini.

"Novel ini fiksi tapi kita punya konsep fisika yang benar. Banyak novel dengan konsep fisika yang ngaco. Novel ini, anak aman membacanya. Teknologi yang ada diceritakan dengan benar, artinya (teknologi itu) memang bisa dikembangkan di masa depan. Sepatu loncat yang bisa membuat orang loncat setinggi tiga meter, misalnya, itu akan ada. Sekarang memang belum keluar tapi pasti ada," katanya.

Yohanes Surya yakin, melalui jalan ini, sains bisa diterima semua kalangan, terutama anak dan remaja meski banyak istilah sains yang dipakai, baik sebagai nama tokoh atau nama benda.

"Ada istilah-istilah sains agar anak-anak lebih senang belajar dan mencari tahu. Mereka kemudian tertarik membaca lembar sains di koran dan majalah. Dengan demikian, anak lebih dekat pada sains," tandasnya.

Indonesia Berpeluang Jadi Pusat Fisika Teori Internasional

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia berpeluang menjadi markas Pusat Fisika Teori International (International Center for Theoretical Physics/ ICTP) di kawasan Asia Timur.

"International Atomic Energy Agency (IAEA) dan ICTP menilai Indonesia layak. Ini sesuatu yang membanggakan," kata Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Djarot Wisnubroto, di sela lokakarya bertema "Entrepreneurship Physicists and Engineers from Far Eastern Developing Countries" di Jakarta, Senin (3/12/2012).

Menurut Djarot, penilaian kelayakan tersebut dilakukan berdasarkan keberadaan infrastruktur keilmuan, seperti laboratorium serta kemampuan sumber daya manusia.

"Dorongan ini disampaikan melalui Batan karena kami telah memiliki hubungan kerja sama erat dengan IAEA dan cukup sering menggelar kegiatan regional di bidang ketenaganukliran," katanya.

Menurut dia, rencana untuk menjadi markas Pusat Fisika Teori Internasional tersebut sudah mendapat dukungan dari Kementerian Riset dan Teknologi, universitas, dan lembaga-lembaga penelitian.

Djarot mengatakan, posisi Indonesia di bidang ilmu fisika akan makin diperhitungkan bila menjadi markas Pusat Fisika Teori Internasional di tingkat regional.

Menurut Deputi Bidang Penelitian Dasar dan Terapan Batan, Anhar Riza Antariksawan, pembentukan ICTP Regional Asia Timur di Indonesia akan sangat menguntungkan, termasuk di antaranya meningkatkan interaksi ilmuwan dalam negeri dengan ilmuwan internasional.

"Indonesia akan menjadi magnet bagi ilmuwan mancanegara karena banyak kegiatan yang digelar," tambahnya.

ICTP merupakan lembaga keilmuwan nirlaba yang dibentuk tahun1964 di Trieste, Italia, atas prakarsa Dr Abdus Salam, pemenang Nobel bidang Fisika dari Pakistan, serta kemudian mendapat dukungan dari fisikawan dunia dan Pemerintah Italia.

Perkembangan sains dan teknologi yang pesat berdampak pada peningkatan kegiatan ICTP sehingga organisasi itu kemudian membangun ICTP Regional Amerika Selatan di Sao Paulo, Brasil, yang memulai kegiatannya pada 2012.