Tampilkan postingan dengan label Kisah Teladan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah Teladan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 21 April 2017

Kisah Sultan Murad dan Seorang Wali Aneh

Kisah Sultan Murad menemukan mayat seorang wali yang semasa hidupnya gemar membeli minuman keras dan mendatangi pelacur. Simak kisah nyata yang menarik dan penuh misteri ini…


Diriwayatkan pada suatu malam Sultan Murad IV merasa gundah yang tak diketahui sebabnya. Sultan Murad mengundang sipir (kepala penjaga) lalu menceritkan misteri kegundahannya.
Kemudian Sultan Murod berkata, “Yuk keluar, jalan-jalan ke perkampungan untuk melihat keadaan penduduk!”

Acara kunjungan ke kampung, atau blusukan sebenarnya bukan hal baru bagi Sultan Murad. Mereka pun berjalan hingga tibalah di penghujung desa. Ada seorang pria tergeletak di atas tanah! Setelah diperiksa Sultan, ternyata pria itu sudah tewas.

Tapi sungguh aneh, orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya tidak memperdulikannya. Layaknya  melihat bangkai hewan saja.
Sultan memanggil orang-orang yang lewat, mereka tidak tahu bahwa yang memanggil adalah Sultan Murad, kemudian bertanya:

“Kenapa ada orang meninggal di sini tapi tak seorang pun membawanya? Siapa dia? Di mana keluarganya?”
Jawab meraka, “Ini orang zindiq, suka minum khamr, dan sering berbuat zina.”
Kata Sultan, “Tapi bukankah dia umat Nabi Muhammad ? Ayo bawa mayat ini ke rumah keluarganya!”

Saat sampai di rumah, istrinya menangis melihat mayat suaminya. Para pengantar pun satu per satu meninggalkannya, terkecuali Sultan dan seorang pengawalnya. Tapi istri sang mayat tidak tahu bahwa itu adalah sultan.

Dalam tangisan istrinya itu, dia berseru “Semoga Allah merahmatimu, wahai wali Allah. Aku bersaksi bahwa engkau sungguh wali Allah.”
Sultan Murad sangat heran mendengar ucapan wanita itu, dan berkata, “ Bagaimana engkau tahu bahwa suamimu itu adalah wali Allah, padahal kata orang-orang tadi suamimu adalah pemabuk dan pezina”

Wanita itu menjawab, “Aku sudah duga hal itu. Memang suamiku tiap malam pergi ke kedai minuman keras lantas membelinya sebanyak mungkin, lalu membawanya ke rumah.  Sampai di rumah, seluruh minuman (khamr) itu dibuang ke ke toilet. Kata suami saya, “Semoga saya bisa meringankan keburukan khamr dari kaum Muslimin.”
Suami saya juga selalu pergi ke wanita pelacur dan memberinya uang, sambil berkata, “Malam ini kau kubayar dan jangan melayani tamu hingga pagi!”

Suamiku bilang ke saya, “Alhamdulillah, semoga dengan itu aku bisa meringankan keburukannya (pelacuran) dari pemuda-pemuda muslim malam ini.”
Orang-orang menyaksikan dan mengetahui bahwa suamiku membeli khamr (minuman keras), dan masuk ke rumah pelacur. Orang-oran pun membicarakan keburukan suamiku.

Suatu hari saya pernah ngomong ke suami saya, “Jika engkau mati, bisa jadi tidak ada orang yang mau mengurus mayatmu.”
Suami saya dengan bibir tersenyum menjawab, “ Jangan khawatir sayangku… pemimpin kaum muslimin-lah yang akan menshalatkanku beserta para ulama dan pembesar-pembesar negeri lainnya.”

Setelah mendengar penuturan istri almarhum, sultan pun sangat tersentuh, terharu dan menangis sambil berkata, “Suamimu benar! Demi Allah aku adalah Sultan Murad Ar-Rabi. Besok kami akan memandikan suamimu, melaksanakan shalat jenazah dan menguburkannya.”
Diriwayatkan bahwa selain Sultan Murad, para ulama, syekh dan para penduduk kota hadir mengurus jenazahnya.

Maha Suci Allah, seringkali kita menilai orang dengan hanya melihat penampilan, kulit luarnya dan dari omongan orang (media) yang belum tentu benar.
Maka mulai hari ini, mari buang jauh-jauh prasangku buruk dan jangan menyebar keburukan orang lain. Berbuat baiklah semampu kita… Allah Maha Tahu.

Hikmah Kisah Menarik Guru-Murid

Hikmah Kisah 1
 
Sekalipun kita sebagai seorang guru, ustadz, pembimbing, pelatih, pembina, orang tua, senior dll… kita tidak boleh merasa lebih pintar, dan menyombongkan diri di hadapan murid, santri, yunior dll. Dalam kisah ini ternyata sang Guru dibuat KO oleh muridnya sendiri.

Hikmah Kisah 2

Sekalipun kita sudah mahir, jago, pinter, senior, juara, hebat dll… kita juga harus terus dan terus belajar. Dalam kisah nyata ini, sang juara yang hebat ternyata masih memiliki semangat belajar yang tinggi. Buktinya, ia mau pergi jauh untuk belajar.
Kedua hikmah tersebut, adalah hikmah dari kisah hikmah menarik ini:

Kisah Menarik Raden Saleh, Pelukis Aliran Naturalisme Kelas Wahid.
 
Raden Saleh adalah salah seorang yang menekuni lukisan aliran naturalisme. Ada kisah menarik tentang Raden Saleh. Saya dengar cerita ini beberapa tahun silam, saat saya masih SD.
Begini ceritanya:
Raden Saleh pernah belajar melukis di Belanda. Gurunya juga aliran naturalisme, suka melukis pemandangan. Saking bagusnya lukisan sang guru, hingga ada kupu-kupu yang hinggap di lukisannya. Sang guru Belanda itu dengan bangga mengatakan: “Ini lho, lukisan orang Belanda… saking bagusnya sampai kupu-kupu pun tertipu : mengira itu bunga beneran.”


Kisah Menarik Raden Saleh, Pelukis Aliran Naturalisme Kelas Wahid.

Raden Saleh adalah salah seorang yang menekuni lukisan aliran naturalisme. Ada kisah menarik tentang Raden Saleh. Saya dengar cerita ini beberapa tahun silam, saat saya masih SD.

Begini ceritanya:
Raden Saleh pernah belajar melukis di Belanda. Gurunya juga aliran naturalisme, suka melukis pemandangan. Saking bagusnya lukisan sang guru, hingga ada kupu-kupu yang hinggap di lukisannya. Sang guru Belanda itu dengan bangga mengatakan: "Ini lho, lukisan orang Belanda... saking bagusnya sampai kupu-kupu pun tertipu : mengira itu bunga beneran."

Semenjak peristiwa itu, Raden Saleh beberapa hari tidak masuk kelas. Gurunya sangat khawatir. Sepulang mengajar, dia pergi ke rumah Raden Saleh untuk menengok muridnya. Sesampai di rumah, sang Guru mengetuk pintu beberapa kali tapi tidak ada sahutan. Guru semakin cemas, akhirnya ia memutuskan untuk mendobrak pintu rumah Raden Saleh.

Braaak... saat pintu terbuka, Sang Guru berteriak kaget melihat Raden Saleh tergeletak berlumuran darah di lantai. Beberapa saat kemudian, sang murid keluar dari kamarnya dan mengatakan: "Inilah lukisan orang Indonesia... saking bagusnya, bisa menipu manusia :)". Itulah lukisan Radeh Saleh... sebuah lukisan aliran naturalisme kelas wahid.

Kisah Hikmah tentang Burung Gagak


Pada suatu petang, seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman rumah sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba, seekor burung gagak hinggap di ranting sebuah pohon. Si ayah menudingkan jari ke arah gagak sambil bertanya, “Nak, itu apa yah?”
“Burung gagak” jawab si anak.

Si ayah mengangguk-angguk, tetapi sejurus kemudian beliau sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, sehingga berkata dengan sedikit kuat “Itu burung gagak, Ayah!”

Tetapi, sejurus kemudian si ayah bertanya lagi hal yang sama. Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan yang diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, “Burung Gagak…!!!” Si ayah terdiam seketika. Namun, tidak lama kemudian sang ayah sekali lagi mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, “Gagaklah, Ayah….”
Puncaknya, si anak benar-benar kalap karena ayah terlihat hendak sekali lagi membuka mulut untuk bertanya hal yang sama. Kali ini, si anak benar-benar hilang kesabaran dan menjadi marah.
“Ayah!!! Saya tak tahu kenapa… ayah sudah lima kali bertanya hal yang sama, dan saya selalu menjawabannya. Apalagi yang harus saya katakan? Itu burung gagak, burung ga…gak, ayah…,” 

Kata si anak yang kini tengah berusia 25 tahun dengan muka memerah.
Si ayah beranjak menuju ke dalam rumah, meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat kemudian, si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram, sebuah buku diary yang sudah usang.
“Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam diary itu.” Pinta si ayah.
Si anak membaca catatan sang ayah…
“Hari ini aku berada di halaman bersama anakku, Taufiq Ahsan yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba, seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku menunjuk ke arah gagak dan bertanya “Ayah, apa itu?”
Aku menjawab, “Burung gagak”. Anakku terus bertanya soal yang serupa, dan setiap kali aku menjawabnya dengan kalimat yang sama….
Sebanyak 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi cinta dan sayang, aku terus menjawab untuk menyenangkannya. Aku berharap, ini menjadi pendidikan yang berharga.
Setelah selesai membaca pragraf tersebut, si anak mengangkat muka memandang wajah si ayah yang terlihat sayu. Dengan perlahan, si ayah bergumam “Hari ini ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama lima kali, tapi kamu sudah hilang kesabaran”
Si anak terpukau dan tak kuasa membendung air matanya… ia menangis sejadi-jadinya, sambil memeluk erat sang ayah.

Kamis, 19 November 2015

RIWAYAT TURUNNYA SURAT AL-QADR - Nabi SAM'UN AL GHOZI AS (alias NABI SAMSON)

Bahwa pada suatu malam di bulan Suci Ramadhan, Rasulullah Sallallahu Alaihi wa salaam telah berkumpul dengan para sahabat dan Rasulullah bercerita tentang seorang nabi bernama Sam'un Al Ghozi.
Seperti yang didalam ajaran agama Islam, bahwa jumlah Nabi menurut hadits berjumlah 124.000 orang, dan Rasul berjumlah 312 orang, sesuai rukun Iman yang ke 4 didalam rukun Iman diwajibkan untuk mengetahui 25 orang Nabi dan Rasul.

Dari Abi Zar ra, bahwa Rasulullah saw bersabda ketika ditanya tentang jumlah Nabi;
"Jumlah para Nabi itu adalah seratus dua puluh empat ribu (124.000)"
"Lalu berapa jumlah Rasul diantara mereka?"
"Tiga ratus dua belas (312)"
(HR. At-Turmuzy)

Pada kitab Qishashul Anbiyaa, dikisahkan; bahwa Rasulullah saw tersenyum sendiri, lalu bertanyalah salah seorang sahabatnya;
"Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah?"
Rasulullah saw menjawab;
"Diperlihatkan kepadaku hari akhir dimana seluruh manusia dikumpulkan di Mahsyar. Semua Nabi dan Rasul berkumpul bersama umatnya masing-masing, masuk ke dalam Syurga. Ada seorang nabi yang dengan membawa pedang yang tidak mempunyai pengikut satupun, masuk ke dalam Syurga, dia adalah Sam'un."

Siapakah Sam'un?


Sam'un Al Ghozi lebih dikenal dengan nama Samson. Ialah orang yang mempunyai kekuatan luar biasa yang tidak terkalahkan, yang kelemahannya terletak pada rambutnya.

Samson atau Simson, merupakan seorang nabi di dalam ajaran islam yang dikenal dengan nama Nabi Sam'un Ghozi AS. Kisah nabi ini, terdapat di dalam kitab-kitab, seperti kitab Muqasyafatul Qulub dan kitab Qishashul Anbiyaa.

Nabi Sam'un Ghozi AS memiliki kemukjizatan, yaitu dapat melunakkan besi, dan dapat merobohkan istana. Cerita Nabi Sam'un Ghozi AS adalah kisah Israiliyat yang diceritakan turun-temurun di jazirah Arab. Cerita ini melegenda jauh sebelum Rasulullah lahir.

Dari kitab Muqasyafatul Qulub karangan al Ghazali, diceritakan bahwa Rasulullah berkumpul bersama para sahabat dibulan Suci Ramadhan. Kemudian Rasulullah bercerita tentang seorang Nabi bernama Sam'un Ghozi AS, beliau adalah Nabi dari Bani Israil yang diutus di tanah Romawi.

Dikisahkan Nabi Sam'un Ghozi AS berperang melawan bangsa yang menentang Ketuhanan Allah SWT. Ketangguhan dan keperkasaan Nabi Sam'un dipergunakan untuk menentang penguasa kaum kafirin saat itu, yakni raja Israil.

Kemenangan demi kemenangan di raih oleh Nabi Sam'un. Tidak ada yang dapat mengalahkan Nabi Sam'un sehingga raja Israil mencari cara agar nabi Sam'un bisa dikalahkan. Akhirnya sang raja Israil mencari jalan untuk menundukkan nabi Sam'un. Berbagai upaya pun dilakukan olehnya, sehingga atas nasehat para penasehatnya diumumkanlah, barang siapa yang dapat menangkap Sam'un Ghozi, akan mendapatkan emas dan permata yang berlimpah.

Istri nabi Sam'un adalah seorang kafir dan istrinya telah tergiur dengan harta benda yang ditawarkan oleh raja Israil. Ia membujuk suaminya dengan daya upaya agar menceritakan kepadanya apakah yang bisa melemahkan dirinya.

nabi Sam'un Ghozi as terpedaya oleh istrinya, karena sayangnya dan cintanya kepada istrinya, nabi Sam'un berkata kepada istrinya;

"Jika kau ingin mendapatkanku dalam keadaan tak berdaya, maka ikatlah aku dengan potongan rambutku"


Akhirnya nabi Sam'un Ghozi as diikat oleh istrinya saat ia tertidur, lalu dia dibawa kehadapan sang raja. Beliau disiksa dengan dibutakan kedua matanya dan diikat serta dipertontonkan di istana raja.

Karena diperlakukan yang sedemikian hebatnya, nabi Sam'un Ghozi berdo'a kepada Allah SWT. Beliau berdo'a dengan dimulai dengan bertaubat, kemudian memohon pertolongan atas Allah agar kekuatannya dikembalikan semula agar beliau dapat menumpas kejahatan dan kebathilan yang semakin merajalela. Beliau khawatir apabila sepeninggalnya kejahatan tiada tertumpas, maka raja Israil akan berbuat semena-mena kepada orang lain.

Do'a nabi Sam'un dikabulkan, maka kekuatannya dikembalikan semula. Oleh Nabi Sam'un, beliau menumpas semua orang kafir ialah istana raja bersama seluruh masyarakatnya hancur beserta istri dan para kerabat yang menghianatinya.
Kemudian nabi Sam'un bersumpah kepada Allah SWT, akan menebus semua dosa-dosanya dengan berjuang menumpas kebathilan dan kekufuran dan berpuasa yang lamanya 1.000 bulan tanpa henti; semua itu atas hidayah dari Allah SWT.


Ketika Rasulullah saw selesai menceritakan kisah nabi Sam'un Ghozi as yang berjuang fisabilillah selama 1.000 bulan, salah satu sahabat nabi berkata;
"Ya Rasulullah, kami ingin juga beribadah seperti nabiyullah Sam'un Ghozi as"

Atas pernyataan sahabat itu, Kemudian Rasulullah diam sejenak. Dalam diam tersebut, turunlah wahyu kepada Rasulullah,

Innaa Anzalnaahu Fiy Laylatil Qadr (1)
  Wa Maa Adraaka Maa Laylatul Qadr (2)
  Laylatul Qadri Khayrum Min Alfi Shahr (3)
Tanazzalul Malaaikatu War Ruuhu fiyhaa Bi Idhni Rabbihim Min Kulli Amr (4)
Salaamun Hiya Hattaa Matla’Il Fajr (5)


Dijelaskan oleh malaikat Jibril kepada Rasulullah, bahwa pada bulan Ramahan ada sebuah malam, yang mana malam itu lebih baik dari 1.000 bulan.


Beriman kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul adalah wajib bagi umat Islam, walaupun di dalam Al-Qur'an  tidak semua Nabi dan Rasul disebutkan.
Semoga tulisan ini bermanfaat menambah Ilmu dan membuat kita bersemangat menghidupkan 10 malam terakhir di bulan suci Ramadhan. aamiin.

Kamis, 21 Mei 2015

Zheng He: Penjelajah Terbaik China yang Seorang Muslim


Hidayatullah.com—Saat orang-orang memikirkan penjelajah hebat, yang ada dalam angan-angan mereka adalah nama-nama yang sudah umum: Marco Polo, Ibnu Batutah, Evliya Celebi, Christopher Colombus, dsb.

Tapi tidak banyak yang tahu tentang salah satu penjelajah paling menarik dan berpengaruh dalam sejarah ini. Di China, namanya cukup terdengar, namun tidak banyak yang mengenalinya atau mengaguminya. Dialah Zheng He, pria Muslim yang menjadi laksamana, penjelajah, serta diplomat paling hebat di China.

Asal Mula

Zheng He lahir pada tahun 1371 di selatan China, tepatnya di daerah Yunnan di tengah-tengah keluarga Hui, etnis China yang memeluk Islam. Nama lahirnya adalah Ma He. Di China, nama marga disebut terlebih dahulu sebelum nama lahir. “Ma” diketahui di China sebagai kependekan dari “Muhammad”, menunjukkan akar Zheng He sebagai seorang muslim. Baik ayah maupun kakeknya mampu untuk pergi haji ke Mekah, jadi Zheng He sudah pasti datang dari keluarga Muslim taat.

Saat masih kecil, kotanya diserbu oleh tentara Dinasti Ming. Dia ditangkap dan dipindahkan ke ibukota Dinasti, Nanjing, dimana dia bekerja untuk keluarga kerajaan. Meski tertindas dan berada dalam situasi sulit, Zheng He mampu berteman dengan salah satu pangeran, Zhu Di. Dan saat Zhu Di diangkat menjadi kaisar, Zheng He naik ke tingkatan tertinggi dalam pemerintahan. Saat inilah dia mendapatkan gelar kehormatan ‘Zheng’, dan Ma He pun kini meyandang nama Zheng He. Di Indonesia, dia lebih dikenal sebagai Cheng Ho.

Ekspedisi

Pada 1405, saat Kaisar Zhu Di memutuskan untuk mengirim sepasukan besar kapal untuk eksplorasi dan perdagangan dengan seluruh dunia, dia memilih Zheng He untuk memimpin ekspedisi. Skala ekspedisi ini amatlah masif. Secara keseluruhan, hampir 30.000 pelaut berangkat untuk setiap pelayaran, dan Zheng He memimpin mereka semua. Antara 1405 hingga 1433, Zheng He memimpin tujuh ekspedisi ke daerah-daerah yang kini menjadi Malaysia, Indonesia, Thailand, India, Sri Lanka, Iran, Oman, Yaman, Arab Saudi, Somalia, Kenya, dan negara-negara lainnya. Bisa jadi dalam salah satu perjalanannya, Zheng He mampir ke Makkah untuk melaksanakan ibadah haji.

Zheng He bukan satu-satunya Muslim dalam ekspedisi ini. Banyak dari penasehatnya juga Muslim China, seperti Ma Huan, seorang penterjemah yang dapat berbicara dalam Bahasa Arab hingga dirinya mampu untuk bercakap-cakap dengan para Muslim yang mereka temui sepanjang perjalanan. Dia menulis sebuah jurnal tentang petualangannya, berjudul Ying-yai Sheng-lan, yang kini merupakan referensi penting untuk memahami peradaban di sekitar Samudera Hindia pada abad ke-15.

Melihat ukurannya, ekspedisi ini adalah suatu kejadian yang tidak akan mudah dilupakan orang. Kapal-kapal yang dikomando Zheng He berukuran hingga 400 kaki (sekitar 122 meter) panjangnya, jauh lebih besar dari kapal-kapal Colombus yang berlayar membelah Samudera Atlantik. Selama ratusan tahun, orang-orang mengira proporsi kapal yang terlalu besar ini adalah hal yang dilebih-lebihkan. Akan tetapi, bukti arkeologis dari galangan kapal dimana mereka membangun kapal-kapal tersebut, yang berada di Sungai Yangtze, membuktikan bahwa kapal-kapal ini memang lebih besar daripada lapangan sepak bola modern
Kemanapun mereka berlayar, mereka mendapatkan rasa hormat (terkadang rasa takut) dari orang-orang lokal, yang kemudian menawarkan hadiah untuk Kekaisaran China. Karena hadiah-hadiah serta perdagangan yang dilakukan dengan orang-orang inilah, Zheng He selalu pulang ke China dengan berbagai macam barang, seperti gading, unta, emas, dan bahkan seekor jerapah dari Afrika. Ekspedisi-ekspedisi ini dilaksanakan untuk membawa satu pesan untuk dunia: bahwa China adalah kekaisaran superpower dalam hal ekonomi dan politik.

Penyebaran Islam

Tidak hanya ekonomi dan politik yang diurus oleh Zheng He dalam petualangannya. Dia dan para penasehatnya yang beragama Islam secara reguler menyebarkan Islam kemanapun mereka pergi. Di pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah Indonesia, seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan dan lainnya, Zheng He bertemu dengan komunitas-komunitas Muslim di sana. Islam telah tersebar di Asia Tenggara beberapa ratus tahun sebelumnya melalui saudagar dari Arab dan India. Zheng He secara aktif mendukung bertumbuhnya Islam di daerah-daerah itu.

Zheng He bahkan mendirikan komunitas Muslim keturunan Tionghoa di Palembang, di seluruh Jawa, Semenanjung Malaya, dan Filipina. Komunitas-komunitas ini mendakwahkan Islam ke warga sekitar dan sangat vital untuk penyebaran Islam di daerah-daerah tersebut. Armada Zheng He juga membangun masjid-masjid dan mendirikan fasilitas-fasilitas umum lainnya yang akan dibutuhkan oleh masyarakat Muslim lokal.

Bahkan setelah kematiannya pada 1433, Muslim keturunan Tionghoa lainnya melanjutkan pekerjaanya di Asia Tenggara untuk menyebarkan Islam. Saudagar Muslim China di Asia Tenggara disarankan untuk menikah dan melakukan asimilasi dengan orang-orang lokal di pulau-pulau dan Semenanjung Malaka. Ini memperbanyak jumlah Muslim di Asia Tenggara, sekaligus menguatkan dan memberi warna pada pertumbuhan komunitas Muslim.

Warisan

Sebagai seorang laksamana, prajurit, dan pedagang, Zheng He adalah seorang raksasa dalam sejarah bangsa China dan agama Islam. Dia dipandang sebagai salah satu figure penting bagi proses persebaran Islam di Asia Tenggara. Sayangnya, setelah kematiannya, kekaisaran China mengganti filosofinya menjadi lebih condong pada ajaran Confusianisme, dimana mereka tidak menyarankan ekspedisi seperti yang dilakukan Zheng He. Sebagai hasilnya, seluruh pencapaian dan kontribusinya terlupakan selama beratus tahun di China.

Namun warisannya di Asia Tenggara memiliki nasib yang bertolak belakang. Banyak masjid di daerah ini dinamai seperti namanya. Islam menyebar dalam berbagai cara di Asia Tenggara, termasuk perdagangan, penceramah keliling, dan imigrasi. Laksamana Zheng He juga merupakan bagian dari persebaran di daerah tersebut. Kini, Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, dan hal tersebut tidak lepas dari peran Zheng He, alias Cheng

Selasa, 06 November 2012

Biografi Sule - Sebuah Perjuangan Menuju Kesuksesan

Entis Sutisna atau lebih dikenal dengan nama Sule (lahir di Bandung, Jawa Barat, 15 November 1976; umur 34 tahun) adalah pemeran yang berawal dari Grup Lawak SOS, Audisi Pelawak TPI (API). Sule semakin dikenal via acara Opera Van Java di Trans7 . Karirnya semakin meningkat dengan acara Awas Ada Sule di Global TV yang dibintangi mantan pemain bola voli nasional, Hikmal Abrar. Selain melawak, alumnus STSI Bandung ini dikenal pintar menyanyi. Sejak masih duduk di bangku kelas 3 SD, Sule sudah sering tampil di panggung tujuhbelas Agustusan, untuk menari.

“Sejak umur lima tahun kalau dengar musik jaipongan bawaannya selalu joget. Aku memang senang sekali menari,” cetus lelaki berambut gondrong dan pirang ini. Karena senang menari itulah, akhirnya orang tua mendaftarkannya ke sanggar Kandaga. “Mulai dari situ saya jadi sering dapat juara. Tidak hanya di Jawa Barat, tetapi juga sampai Jakarta,” ucap pria kelahiran Cimahi yang memiliki cita-cita menjadi pembawa acara berita ini. Seperti halnya Oni, teman satu kelompoknya, Sule juga sudah terbiasa mencari uang sejak kecil. Untuk urusan belajar, ternyata Sule paling malas sukanya menyontek.Hobi menarinya sempat terhenti ketika duduk di bangku SMP. Baru tumbuh lagi saat masuk SMKI , Sule mengakui setelah berjuang selama bertahun-tahun, sejak SMP, baru sekarang meneguk hasilnya. Dulu dia tinggal di rumah petak kontrakan. “Dulu, boro-boro buat beli baju, bayar rumah sama makan saja harus meminjam dari tetangga,” ujarnya. Hidup prihatin sempat dirasakan pria berambut pirang panjang ini. Orangtuanya adalah pedagang bakso di Cimahi, di malam hari Sule kecil membantu berjualan jagung rebus keliling kompleks.

Sule menikah dengan Lina (32), tahun 1997. Karena penghasilan dari melawak tidak menentu, mereka berdagang ayam goreng dan berjualan kebaya. “Penghasilannya cuma Rp20.000 sehari. Belanja sayur, sebagian lagi beras, sabun, dan untuk jajan anak, nggak cukup,” paparnya.
Bintang Sule baru bersinar ketika ia dan dua temannya, Ogi Suwarna dan Obin Wahyudin mengikuti audisi lawak API (Akademi Pelawak Indonesia) di TPI. Setahun kemudian, Sule menjuarai Superstar Show, sebuah acara duet selebriti di Indosiar, dan berhak membawa pulang sebuah mobil. Puncaknya ketika ia membintangi OVJ.

Karakter Pelawaknya Kuat
Sule tampak sebagai pelawak multi talenta lewat sebuah acara televisi (reality-show) SuperStar Show yang ditayangkan Indosiar, kira-kira 2 tahun yang lalu. Dalam acara berupa kontes nyanyi secara berpasangan tersebut, Sule akhirnya menjadi juara. Waktu itu dia berduet dengan Jaja.
Karakternya yang unik, multy-talented, dan humoris membuat duet Sule-Jaja dengan mudah disukai dan dikenal para pemirsa acara SuperStar. Ternyata terbukti kemudian. Terhitung semenjak usai menjuarai event SuperStar, Sule pun mulai sering tampil di layar kaca (televisi). Dari menjadi presenter (MC), bintang tamu talkshow, pengisi acara musik, hingga menjadi komedian/pelawak seperti saat ini.


Acara tv yang mempopulerkan Sule
Dari ranah komedi, nama Sutisna alias Sule sepanjang tahun ini merajai televisi. Selain tampil di acara komedi Opera Van Java (OVJ) di Trans 7, Sule juga memandu reality showBigShow di TPI. Jika tak syuting, Sule mengisi berbagai acara off air. Khusus untuk tahun 2009, saya amati Sule LARIS MANIS. Job yang diterimanya di dunia hiburan Indonesia tergolong cukup banyak. Anda yang sering nonton tv pada malam hari mungkin sudah tidak asing lagi dengan tampak dan tingkah lucunya. Acara tv yang bisa dibilang mempopulerkan Sule (selain SuperStar) yaitu OKB, Opera Van Java, dan Awas Ada Sule. Dua yang pertama tayang di Trans7. Sedangkan yang terakhir (Awas Ada Sule) ditayangkan di Global Tv. Jika anda penggemar acara komedi atau sitkom, anda pasti sudah cukup familiar dengan ketiga acara itu.

Kelebihan Sule
Sule memang punya talenta tersendiri yang membuat ia layak disejajarkan dengan Tukul Arwana, Komeng, Eko Patrio, Parto, maupun Olga Syahputra yang sempat dinobatkan sebagai 5 Pelawak Termahal Indonesia). Yang patut diapresiasi, Sule juga bukan tergolong pelawak dadakan. Ia memang memulai merintis karier melawaknya dari NOL Popularitas yang dicapainya sekarang bukanlah secara instan, namun berkat kegigihan dan perjuangan. Di samping talenta unik yang memang dianugerahkan Yang Maha Kuasa padanya.

Seperti Komeng Sule punya kemampuan spontanitas lelucon yang tergolong sangat responsif, cepat, kreatif dan bagus. Dalam tampilan dipanggung juga punya kemampuan blocking yang lumayan. Sule termasuk salah satu peawak yang punya karakter melucu yang kuat dan unik
Bakat melawak Sule agaknya diturunkan sang ayah, yang penjual bakso keliling. Ayahnya selalu membanyol dan membuat para pembeli baksonya tertawa. Akan tetapi Sule mengawali naik panggung bukan dengan lawakan, melainkan sebagai pemain musik. “Tapi kok penonton malah bilang saya lucu. Eh, malah jadi lawak,” ujar Sule, yang kemudian mendirikan grup lawak SOS bersama Ogi dan Oni.

Setelah memenangkan audisi melawak di TPI, nama Sule pelan-pelan melejit. Tetapi baru di acara Superstar Show, nama Sule menanjak hingga sekarang. Meski sudah sangat terkenal, Sule masih memendam cita-cita. Dia ingin go international kendati tak bisa berbahasa Inggris.


Jutawan Sederhana
Kini kehidupan Sule berbeda. Ayah dari Rizki (12), Putri (8), dan Rizwan (2), ini memiliki lima rumah di Bandung dan Jakarta, dua mobil, serta dua sepeda motor. Kendati telah bergelimang harta, ternyata tak semua artis hidup bermewah-mewah. Pelawak Sule misalnya, yang mengaku ingin selalu hidup bersahaja.Kini, ayah tiga anak ini menerima bayaran Rp 4 juta untuk satu episode OVJ. Dengan perhitungan 6 episode setiap minggunya, Sule mengantongi lebih dari Rp 90 juta per bulan. Bulan Ramadan lalu menjadi momen paling menguntungkan bagi Sule. OVJ tayang dua kali sehari. Untuk acara OVJ sahur, pemain dibayar dobel. Alhasil, dalam sehari Sule bisa mengumpulkan Rp 12 juta. Itu belum termasuk honor presenter dan sebagainya. Jika dikalkulasi, lebih dari Rp 100 juta masuk ke rekening Sule setiap bulannya.

Uniknya, gelimang harta tak membuatnya silau. Mobil yang setiap hari mengantarnya syuting masih mobil yang sama dengan yang dipakainya empat tahun lalu, sebuah Suzuki APV.
Untuk investasi Sule lebih memilih mengoleksi rumah. Pria yang mempersunting Lina 12 tahun silam ini sudah memiliki empat rumah di Bandung yang digunakan sang istri sebagai tempat usaha. “Aku sudah punya salon, warnet, toko baju dan toko jual-beli ponsel. Sekarang mau bikin studio musik,” lanjutnya. Pria pencetus ucapan “prikitiw” itu tetap betah menempati tempat tinggalnya terdahulu, sebuah kamar kos di kawasan Jakarta Selatan.

Layaknya anak kos, sejumlah barang milik Sule tergolong sederhana. Kasur tipis, televisi 14 inci, tempat minum galon, dan lain sebagainya menghiasi kamar kos. “Itu jam dinding gua beli Rp 40 ribu,” ujar Sule sambil. Sebagai seorang pelawak, Sule memang tak ada matinya. Pria berambut kuning panjang itu selalu bercanda dan tertawa lepas. Saat berada di lokasi syuting, ia melakukan berbagai aksi jail seperti mengagetkan orang, menggoyang-goyangkan tangga, bahkan melempar sang penulis skenario ke kolam. “Hahaha, sini, sini,” kata Sule sambil menarik baju seorang kru film.

Solider Teman
Semakin terkenal, semakin tebal pula kantong Sule. Penghasilan ini bukan hanya untuk istri dan anak-anaknya, melainkan dibagi juga untuk adik-adiknya. Anak kedua dari empat bersaudara ini juga tidak segan membantu kedua temannya yang dulu sama-sama tergabung dalam grup lawak SOS. Bahkan, menurut Sule, tidak jarang secara diam-diam dia membantu Oni agar rekannya itu bisa mengisi sebuah acara di stasiun televisi. “Tidak hanya bantuan berupa materi saja tetapi juga membuka kesempatan bagi teman-teman saya agar bisa masuk dan terlibat dalam sebuah program acara. Alhamdulillah semuanya bisa terlaksana. Saya juga ingin membagi kebahagian kepada teman-teman saya,” bebernya

Referensi :

- http://rendyanggara.wordpress.com/2010/07/18/biografi-sule-prikitiw-jutawan-baru-yang-sederhana/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Sule
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kumpulan Biografi Tokoh Terkenal dan Tokoh Indonesia Lengkap www.kolom-biografi.blogspot.com

Minggu, 28 Oktober 2012

Amrah, Duplikat Sang Ummul Mukminin

REPUBLIKA.CO.ID, Aisyah binti Abi Bakar adalah sosok Muslimah yang cerdas. Ia banyak meriwayatkan hadis. Bahkan, ia dikenal kaya dengan riwayat yang jarang ditemukan oleh perawi lainnya.

Periwayatannya itu lantas disebut dengan istidrakat Aisyah. Kepandaiannya di bidang agama itu ditularkan ke kalangan perempuan kala itu. Baik dari generasi sahabat atau tabiin.

Tak heran, ia memiliki banyak murid. Ada dua tokoh perempuan tabi’in yang menjadi muridnya. Keduanya ialah Hafshah binti Sirin dan Amrah binti Abdurrahman bin Sa’ad bin Zurarah Ibnu Hibban.

Nama terakhir, disebut-sebut sebagai ‘duplikat’ Aisyah soal keilmuan. Ini lantaran Aisyah banyak membagi pengetahuan kepadanya.

Makanya, Ibnu Hibban menyebut Amrah adalah pakar hadis-hadis Aisyah. Sebutan ini pun ditegaskan oleh Umar bin Abd Al-Aziz. Ia menegaskan, Amrah merupakan sosok yang paling memahami seluk-beluk hadis Aisyah.

Beruntung Amrah yang lahir pada 21 H dikaruniai kecerdasan yang cemerlang, daya ingat yang kuat, dan wawasan luas. Karunia Allah itu ia manfaatkan untuk menggali ilmu-ilmu Islam dari sumbernya langsung. Yakni dengan cara rajin mendatangi kediaman sang guru, Aisyah istri Nabi Muhammad SAW. Ia mengisi hari-harinya belajar kepada Aisyah.

Tak hanya piawai meriwayatkan hadis Aisyah, tabi’iyat (sebutan untuk tabiin perempuan) ini juga memiliki sanad-sanad hadis dari Ummu Salamah, Rafi Ibn Khudaij, serta Ummu Hisyam binti Haritsah.

Ia tak pelit ilmu. Ia berbagi dan mengajarkan ilmunya itu kepada para murid. Di antara deretan nama muridnya ialah Abu Rijal Muhammad bin Abdurrahman, yang tak lain ialah putranya sendiri.
Ada juga kemenakannya, Haritsah dan Malik, serta Al-Qadhi Abu Bakar bin Hazim beserta kedua putranya, Abdullah dan Muhammad. Dari kalangan pemuda muncul nama Ibnu Syihab Az-Zuhri.

Keputusan berguru kepada Amrah itu keluar, setelah Ibnu Syihab mendapat nasihat dari Al-Qasim bin Muhammad. “Jika ingin mendapatkan bejana ilmu, Amrah tempatnya. Hendaknya kamu mengambil ilmu dari Amrah, karena dia dulu berada dalam bimbingan Aisyah.”

Kodifikasi hadis

Masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz pada awal abad kedua Hijriah, satu per satu ahli hadis meninggal dunia.

Di sisi lain, meluasnya kekuasaan Islam membuat para penghafal hadis terpencar di berbagai wilayah. Kondisi ini berdampak pada rentannya pemalsuan hadis. Agar tidak kian parah, sang khalifah mengusulkan kodifikasi hadis segera.

Tugas mulia itu disampaikan Khalifah kepada Gubernur Madinah Abu Bakar bin Muhammad bin Amru bin Hazm yang pernah menjadi murid Amrah. Oleh karenanya, ketika misi ini dijalankan Gubernur Madinah mengundang dua ulama besar Madinah yang dikenal sebagai penghafal hadis.

Mereka adalah Amrah binti Abdurrahman dan Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar As-Siddiq. Ensiklopedi Islam menyebutkan, kedua ulama besar ini paling banyak menerima hadis dan paling dipercaya dalam meriwayatkan hadis dari Aisyah binti Abu Bakar.

Selain itu di Madinah, Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan Muhammad bin Syihab Az-Zuhri menghimpun hadis yang dikuasai oleh para ulama di Hijaz dan Suriah. Mereka fokus mengumpulkan hadis-hadis dari para penghafal hadis ataupun yang tertulis di berbagai media, lalu membukukannya.

 Fikih perempuanSebagai ahli fikih, banyak hadis yang diriwayatkan Amrah dari Aisyah, terutama berkenaan dengan perempuan. Seperti hadis tentang pelaksanaan thawaf ifadhah bagi perempuan yang sedang haid.

Diriwayatkan dari Amrah binti Abdurrahman dari Aisyah Ummul Mukminin berkata, “Wahai Rasulullah, Shafiyyah binti Huyyai telah haid.”

Rasulullah bersabda, “Dia bisa menjadi penghalang kami, tapi bukankah dia telah melaksanakan thawaf di Ka’bah bersama kalian?”

Mereka menjawab, “Iya.”

Rasulullah SAW bersabda, “Berangkatlah kalian!”

Hadis lainnya diriwayatkan Amrah bin Abdurrahman ketika perjalanan haji Aisyah bersama jamaah perempuan yang merasa takut keluar haid.

“Maka ia mendahulukan mereka pada Hari Nahr, hingga bisa melakukan thawaf ifadah. Jika setelah itu mereka mengalami haid, maka ia tidak menunggu hingga suci, tapi langsung melakukan thawaf ifadah, sementara mereka dalam keadaan haid. Demikian jika mereka telah melakukan thawaf ifadah sebelumnya.”

Hukum menjalankan shalat di masjid bagi perempuan diriwayatkan pula oleh Amrah dari Aisyah. “Seandainya Rasulullah SAW melihat apa yang dilakukan para perempuan, nicaya beliau akan melarang mereka untuk mendatangi masjid sebagaimana para perempuan Bani Israil yang juga dilarang.”

Yahya bin Sa’id berkata, “Aku bertanya kepada Amrah, apakah para perempuan Bani Israil dilarang mendatangi masjid?”

Dia menjawab, “Iya.”

Masih banyak hadis lain yang diriwayatkan Amrah binti Abdurrahman. Sejarah Islam mencatat namanya sebagai perempuan pertama yang telah membukukan ilmu yang dikuasainya.

Semasa hidupnya, Amrah menghabiskan waktu untuk beribadah dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya. Ia wafat pada tahun 98 Hijriah dalam usia 77 tahun di Madinah.

Ar-Rabi binti Muawwadz, Membaktikan Diri untuk Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, Syekh Yusuf Al-Qradhawi dalam kitabnya yang berjudul “Al-Halal wa al-Haram fi al-Islam” mengutip sebuah riwayat tentang diperbolehkannya permainan boneka dan jual beli mainan berbentuk itu untuk konsumsi anak-anak.

Hadis yang dimaksud, tak lain adalah riwayat seorang sahabat perempuan (shahabiyah) yang terkenal dengan riwayat-riwayat yang nadir.

Nadir dalam artian, topik utama di balik hadis itu adalah persoalan yang langka terjadi dan jawabannya sangat ditunggu umat Islam.

Dalam hadis itu, sang perawi utama (rawi al-a’la), mengisahkan ia pernah bermain boneka berbentuk anak perempuan di sisi Rasulullah SAW.

Boneka itu berfungsi bukan hanya sebagai penghibur, melainkan juga sarana mendidik anak-anak. Konon, para ibu telah mengajari putra-putri mereka berpuasa. Bila si buah hati menangis, mereka memberikan boneka tersebut hingga waktu berbuka puasa tiba.

Nabi tidak berkomentar apa pun. Beliau hanya berdiam diri. Sikap diam yang ditunjukkan Rasulullah menyikapi sebuah masalah itu, menurut kajian ilmu hadis lantas dikenal dengan taqrir atau ketetapan. Riwayat itu pun lantas menjadi legalitas dan dasar kuat diperbolehkannya boneka untuk kalangan anak-anak.

Shahabiyah, perawi hadis itu ialah Ar-Rabi binti Muawwadz an-Najjariyyah. Sejak mengikrarkan dua syahadat dan terlibat dalam peristiwa Baiat Aqabah, perempuan yang bernama lengkap Ar-Rabi binti Muawwadz bin Afra bin Haram bin Jundub al-Anshariyah an-Najjariyah, menyatakan pengabdian penuh terhadap Rasulullah.

Bentuk bakti itu terlihat dari keseriusannya belajar Islam dan merekam segala apa yang bersumber dari Rasulullah. Tak heran, ia termasuk salah satu shahabiyah yang memiliki sanad kuat. Dan, riwayat yang dimiliki tergolong istimewa.

Selain hadis di atas, ada lagi misalnya riwayatnya soal tata cara wudhu yang dilakukan Rasulullah. Ia menyatakan, saat wudhu, Nabi mengusap kepala dua kali dari arah bagian belakang menuju depan serta mengusap kedua telinga yang mencakup bagian luar dan dalam. Walaupun begitu, sangat disayangkan tidak ada informasi yang akurat terkait berapa hadis yang ia riwayatkan.

 Pengabdian perempuan yang berasal dari keturunan Addi bin Najjar itu kepada Nabi, tak cukup ditunjukkan dengan komitmen belajar dan memdalami ilmu.

Sejarah mencatat, putri kesayangan Muawwadz bin Afra tersebut, turut serta dan aktif terlibat di berbagai peperangan.

Tugasnya memang tidak berada di garis depan. Namun, hal itu tak mengurangi peran krusial yang dijalankan.

Ia bersama sahabat perempuan lainnya, bertugas menyediakan logistik berupa makanan dan minuman serta merawat korban yang terluka. Sesekali ia juga mengantarkan korban yang meninggal akibat perang ke Madinah.

Berani
Partisipasinya dalam perang itu menggambarkan bahwa ia adalah pribadi yang berani. Ini tak terlepas dari karakter dan watak yang diwarisi dari sang ayah, Muawwadz bin Afra, pejuang senior saat Perang Badar.

Soal kecintaan terhadap Baginda Rasul, tak lagi diragukan. Ini tampak dari keputusan ar-Rabi dan sang suami, Iyyas bin al-Bakir al-Laitsi, untuk memberikan nama bagi buah pernikahan keduanya dengan nama Rasulullah, Muhammad.

Kegagumannya terhadap sosok Rasulullah juga terpancar dari berbagai testimoninya. Saat seorang tabi’in, Abu Ubaidah bin Muhammad, bertanya kepada ar-Rabi seperti apakah figur Nabi? Ia melontarkan pujian dan permisalan yang sempurna. “Wahai putraku, jika engkau melihatnya, niscaya engkau akan melihat matahari yang terbit,” katanya.

Suatu saat, ia pernah mendatangi Rasulullah dengan membawa bejana yang penuh kurma basah dan sedikit upah memanen. Nabi lalu meletakkannya kembali dan mengatakan kepada ar-Rabi, ”Berhias dan belilah pakaian dari rezeki ini.” Buku sejarah memang tak mengabadikan utuh biografi ar-Rabi.

Tetapi, sepenggal kisah yang bertutur tentang kedekatan dan pengabdiannya terhadap Rasulullah sangat menginspirasi. Komitmen, dedikasi, dan kecintaan perempuan yang meninggal pada 70-an Hijriah saat Khalifah Abdul Malik bin Marwan berkuasa, terhadap Rasul dibuktikan melalui aksi nyata. Karena itu, siapa pun yang mengaku cinta Rasul, semestinya akan mengikuti titah dan sabda Kekasih Allah tersebut.

Tsaubiyyah al-Aslamiyyah, 'Ibunda' Sang Nabi (2-habis)

Atas kebaikan hatinya tersebut, sebuah riwayat dari Abbas bin Abdul Muthalib mengisahkan, ia pernah melihat Abu Lahab dalam mimpi.

Abbas bertanya kepada saudaranya itu, “Bagaimana kondisimu?”

Abu Lahab menjawab, “Aku di neraka. Hanya saja, siksaan diperingan untukku tiap pekan satu hari dan aku meminum air dari kedua jariku. Hari itu, tepat aku merdekakan Tsaubiyyah atas berita gembira kelahiran Muhammad yang ia sampaikan kepadaku.”

Ibunda

Tsaubiyyah, adalah ibu susuan Nabi. Ketika itu, air susu tak lagi keluar dari Aminah. Ini sebagai dampak depresi menyusul kematian sang suami, Abdullah.

Untuk memenuhi asupan ASI, ditunjuklah Tsaubiyyah. Rasulullah bukan balita yang pertama kali disusui oleh Tsaubiyyah.

Sebelumnya, Tsaubiyyah pernah menyusui putranya sendiri, Masruh, Abu Salamah bin Abd al-Asad al-Makhzumi, dan paman Rasul, yaitu Hamzah. Dengan demikian, Tsaubiyyah adalah perempuan yang pertama kali menyusui Muhammad setelah ibu kandungnya, Aminah.

Proses menyusui tersebut memang tak berlangsung lama. Riwayat menyebut hanya dalam hitungan hari, sebelum kemudian disusui oleh Halimah as-Sa’diyyah. Sedangkan, riwayat lainnya menyatakan, Tsaubiyyah menyusui Rasulullah selama empat bulan saja.

Rasulullah sangat memuliakan Tsaubiyyah. Air susu tidak pernah dibalas dengan air tuba. Penghormatannya itu diberikan, baik setelah turun risalah kenabian ataupun belum. Rasul menghormatinya ketika berada di Makkah dan saat berdomisili di Madinah.

Rasul juga kerap memberikan perhiasan dan pakaian kepada Tsaubiyyah. Hal yang sama juga dilakukan oleh Khadijah.

Balas budi itu terus ditunjukkan hingga Tsaubiyyah menyusul putranya, Masruh, menghadap Sang Khalik. “Ibunda” Rasul itu wafat pada tahun ketujuh Hijriah. Tepatnya, setelah penaklukkan Khaibar.

Ia meninggalkan sebuah kenangan dan teladan. Ketulusan seorang ibu yang tak terbatas, sekali pun hanya dipertemukan lewat persusuan. Tsaubiyyah yang bebas berkat Rasulullah.

Tsaubiyyah al-Aslamiyyah, 'Ibunda' Sang Nabi (1)

REPUBLIKA.CO.ID, Di masa jahiliah, perbudakan masih merajalela dan menjadi tradisi bangsa Arab. Praktik memelihara dan jual-beli budak menjadi pemandangan lumrah.

Dan, meskipun Islam perlahan menghapus budaya tersebut tetapi perbudakan berlangsung hingga beberapa dekade saat dinasti-dinasti berkuasa. Bagi budak itu sendiri, kebebasan adalah barang yang mahal.

Karenanya, bagi Tsaubiyyah al- Aslamiyyah yang diperbudak oleh Abu Lahab, paman Rasulullah, bebas adalah utopis belaka. Lepas dari jerat kekuasaan tuannya, barangkali hanya sebuah mimpi yang akan dibawa hingga mati.

Tetapi, Allah SWT berkehendak lain. Mimpi yang menurutnya mustahil terwujud, sebuah kebebasan, akhirnya bisa ia raih. Ia bahagia tiada terkira. Peristiwa itu, kembali pada kisah mengharu-biru terkait kelahiran bayi laki-laki yang dinanti-nantikan oleh Bani Hasyim dari suku Quraisy.

Kurang dari 50 hari menyusul upaya penyerangan Abrahah dengan pasukan gajahnya untuk merobohkan Ka’bah, lahir putra dari pasangan Abdullah dan Aminah.

Kehadiran anak laki-laki yang kelak diberinama Muhammad tersebut, seketika mengubah kesedihan yang menyelimuti segenap suku akibat wafatnya Abdullah dan menggeser kisah heroik Abdul Muthalib saat mengusir penguasa Habasyah tersebut dari Makkah.

Aminah bergegas memberitahukan kabar gembira itu kepada Abdul Muthalib. Berita itu sontak membuat sang kakek girang bukan main. Ia segera menengok cucunya itu, lalu menggendongnya.

Di kedua lengannya, sang cucu diajak bertawaf. Untuk meluapkan kegembiraannya, Abdul Muthalib lalu menyembelih kambing dan membagikan makanan untuk warga Makkah.

Kegembiraan yang sama juga dirasakan oleh Tsaubiyyah. Ia berlari untuk menghadap tuannya, Abu Lahab. Ekspresi sukacita tampak kentara dalam diri paman Rasulullah tersebut. Sampai-sampai, ia tak tahu lagi bagaimana harus berterima kasih dan membalas Tsaubiyyah.

Spontan, paman yang kelak menentang dakwah Rasulullah itu menghadiahkan kemerdekaan untuk Tsaubiyyah. Ia akhirnya merdeka. Kelahiran anak laki-laki yang dinanti itu menjadi berkah baginya. Ia pun mencintainya dengan sepenuh jiwanya.